46. Akad nikah

4.3K 288 8
                                    

Kamar yang kemarin Riska salah masuki kini tampak sedikit berubah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamar yang kemarin Riska salah masuki kini tampak sedikit berubah. Ada tambahan perabot seperti meja rias dan sofa pendek yang diangkut entah dari mana. Sementara Riska hanya membawa sekoper pakaian ganti dari kosan karena memang dirinya tak memiliki harta apa-apa.

Ia pandangi pantulan wajahnya di cermin. Hampir saja menitikkan airmata kalau saja orang tuanya masih hidup dan melihat ini. Bukan karena menikahnya tapi drama yang ia buat. Mengapa tiba-tiba jadi sesak rasanya. Tanpa bisa ia tahan lagi, airmata itu pun akhirnya meluncur. Riska berbalik dan memeluk perut uwanya.

"Ngapain malah nangis. Harusnya lu seneng kan udah ada yang merhatiin lu. Punya keluarga lengkap. Uwa ajah pas lu hubungin kemarin masih nggak percaya sampe sekarang."

"Wa. Maafin Riska ya." Ia tak mungkin mengatakan yang sebenarnya, kalau pernikahan ini hanya sebatas perjanjian.

"Iya. Udah jangan nangis. Bapak sama ibu lu kalo liat ini pasti ikut seneng Ris." uwa menyeka airmatanya yang ikut meluruh.

"Uwa...Riska ngerasa bersalah."

"Nggak salah apa-apa lu. Udah jangan nangis. Noh riasan jadi luntur lagi."

"Wa janji kalo suatu saat nanti Riska bikin salah, uwa pasti maafin kan?" Riska mendongak menatap uwanya yang sesekali masih menyeka airmata.

"Iya. Udah jangan mikir aneh-aneh lu."

Uwa mengelus kepalanya.

"Sini Mbak biar saya benahin make upnya," tawar si penata rias yang berdiri di belakangnya.

"Riska!" pekik Sitha langsung menyerbu ke dalam. Serta merta ia peluk Riska dan mengguncang-guncangnya. "Ris. Lu gak lagi dalam masalah kan?" bisiknya masih dalam pelukan.

Riska menggeleng. Terasa berat bukan karena sanggul di kepalanya.

"Ris lu jahat banget. Kenapa lu nggak cerita apa-apa sih? Segitunya lu sama gue." Sitha merendahkan suaranya.

Riska tak langsung menjawab. Ia dorong Sitha menghadapnya dan menyambut perempuan itu dengan senyuman. "Surprise!" seru Riska. Moodnya benar-benar harus diatur. "Ah ceritanya kalo ntar kelar acara ajah deh. Lu sendiri kok bisa tau gue sekarang lagi kawin?"

"Gue dikasih tau Aryo."

"Oh cowok yang jemput lu pas dikosan? Temennya si Japa? Hmm pantesan."

Sitha tersipu. Riska menduga pasti ada apa-apanya ini dengan Aryo.

"Yaudah lu tunggu diluar dulu gih. Gue mau betulin riasan."

Sitha mengangguk, memberi salam pada Uwa Riska dan keluar dengan agak berat. Terbukti dari langkahnya yang beberapa kali berhenti untuk menoleh kembali ke kamar.

Mami masuk tak beberapa lama kemudian Setelah riasannya diperbaiki.
"Coba berdiri Nik." pinta mami begitu masuk dan melihat Riska masih duduk menghadap cermin.

Dunia RiskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang