⏪⏪
"Loh Riska?" sapa si pria yang lebih tua tampak heran sementara Riska tergagap di tempat.
"Eh... Pa--pak Samsul?"
"Loh, lu kenal Nonik?" engkong yang sekarang giliran terheran.
"Iya, dia karyawan di Startex. Iya kan Jap?" timpal pak Samsul mengedik ke arah seseorang di sampingnya.
"Selamat sore Pak... Fathir." Riska memojok dan merendahkan suaranya.
Situasi macam apa ini? Riska bahkan belum bisa menarik kesadarannya kembali. Engkong tiba-tiba berteriak ke arah dua orang pria di depannya.
"Oh jadi, siapa nih yang kapan hari mecat lu? Anak gua apa cucu gua?! Ha siapa Nik?"Riska menelan ludah.
Ia tak menduga bahwa engkong yang selama ini sering nongkrong di kampung mangga, berkawan dengan tukang ojek dan rakyat jelata adalah konglomerat! Ini jelas-jelas pembohongan publik. Ini pasti konspirasi. Tapi demi apa?
Akhirnya Riska memutuskan untuk...."Saya permisi, maaf sudah menganggu istirahat anda." Riska berjongkok mengambil jeruk yang ternyata menggelinding tepat di bawah sepatu Fathir. Riska mendongak dan memaksakan senyum. Menaruh jeruknya kembali ke tempat semula. Dan ia pun pergi. Sementara engkong berteriak di belakangnya.
"Nik, Nonik! Balik lu!"
Ini sudah bukan urusannya, untuk apa ia ikut campur masalah keluarga mereka.
Beberapa orang berstelan rapi yang masih di sana serentak menoleh begitu Riska membuka pintu, Sitha yang kebetulan baru keluar dari toilet berdiri menghadangnya.
"Loh kok udahan?"
"Udah. Jam kunjung abis. Yuk!" ajak Riska begitu saja.
Di antara orang-orang yang berstelan rapi, seorang pria berambut biru menghampiri mereka.
" Eh ngapain lu di sini?!"
Sitha mengenalinya. Tapi Riska tidak."Loh, kamu kan cewek yang di Orion waktu itu ya?" tanyanya ke arah Riska.
"Yuk Sith, buruan." ajak Riska tak menggubris si pria.
"Bentar, ah. " sergah Sitha. "Lu kenal Riska Yo?"
Kini Sitha berbincang dengan si rambut biru.Riska mengedarkan pandang ke sekitarnya karena merasa sudah tidak nyaman.
"Riris!" sangat kebetulan sekali Zaki dan seorang rekannya dari arah tangga memanggilnya.
"Hei, Jak."
"Ris. Kamu nggak lagi sibuk kan?" tanya Zaki yang langsung menghampirinya. Sementara rekan kerjanya sudah berpamitan pergi ke arah lain.
"Nggak, ada apa Jak?"
"Kita ngobrol-ngobrol bentar yuk."
"Okeh."
"Sith, gue ada perlu. Lu kalo mau balik, duluan aja, gak usah nungguin gue." Riska memutus perbincangan seru Sitha dengan si pria rambut biru.
"Eh, bentar napa sih. Ini loh...."
Riska tak lagi menggubrisnya. Ia kini melangkah mengikuti Zaki menuju tempat yang sama seperti kemarin—kantin rumah sakit.
Sebelum mereka memulai obrolan Zaki meminta Riska untuk menunggu di kursi sementara ia memesankan minuman favoritnya. Riska tersenyum lalu duduk. Pandangannya kembali pada air mancur, entah kenapa hatinya justru terpaut ke sana."Jadi, kenapa kamu sampe tidur di rumah sakit kemarin?"
Tembak Zaki begitu ia mendaratkan dua cup minuman di meja."Aku lagi bosen di kosan hehehe." timpal Riska asal seraya menyedot tehnya, sedikit takjub karena rasanya tak sepahit kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Riska
RomancePRIVATE ONLY 21+ 🔞 --(Konten Dewasa) Menghabiskan banyak uang di perjudian mungkin menjadi cara Riska menikmati hidupnya selain karena sebuah janji yang ia buat. Ketika segalanya berada di titik serba tidak pasti dan situasi dimana ia didesak dana...