3. Siapa dia?

14.5K 421 7
                                    


Riska membantu Sitha di gudang, dia mencocokan data di kertas yang ia pegang dengan barang-barang yang ada di sana .

"Gila, banyak banget yang belum Sith, gue kira tinggal dikit. Bukannya kemarin udah di kerjain sama Desi?" tanya Riska di sela-sela tumpukan barang yang menjulang di depannya.

Sitha sedang duduk di depan meja, jari-jarinya bergerak lincah di laptopnya, "Iya, ini cuman double check ajah kok. Gue denger ntar anaknya pak Samsul bakal ikut ngecek juga sampai ke belakang. Gue jadi parno sendiri tau, apa lagi denger slentingannya."

"Apaan emang?" tanya Riska sembari menyandarkan punggung di rak yang berisi dokumen-dokumen tebal.

"Dia itu perfeksionis, maunya serba rapi, selesai tepat waktu dan karyawan wajib loyalitas tanpa batas, dia nggak mau liat miss sedikit."

"Eh belom-belom udah bikin peraturan seenak jidatnya ajah tu orang."  Tanpa ia sadari ada nada kekhawatiran di sela kalimatnya yang ia susun secuek mungkin.

"Gue ini dikasih tau pak Sony. Katanya juga nih, dia bakal buang tuh karyawan-karyawan yang udah nggak produktif, kalau kinerjanya nggak ada kemajuan langsung dia cut, model kayak lu gini nih harus ati-ati," kata Sitha dengan tatapan serius ke arah Riska.

Merasa diperhatikan, Riska buru-buru menambahkan, "Kok lu jadi ikut nakutin gue sih, tadi bu Dwi juga bilang kayak gitu."

"Gue nggak nakutin, cuma ngasih tau."
Sitha menarik stock card yang sekarang hanya dibuat kipas-kipas Riska.

"Lu tuh masih hobi ya main judi? Gue kasih saran nih ya, mending lu tobat deh, dari pada ntar hidup lu sengsara."

"Hidup gue udah sengsara sekarang," sahut Riska dengan santai

"Tuh kan, buruan kawin sono! dari pada duit habis buat judi, mending lu ngurus suami. Lu juga nggak bakal pusing nyari utangan, udah ada yang ngasih jatah lagi."

"Bener juga ya... Tapi nggak ah, iya kalau suami gue Kaya, kalau miskin? sama aja bunuh diri." Pandangan Riska menerawang keatas, dirinya tengah menimbang-nimbang sesuatu yang bahkan tak terlintas dipikirannya.

"Ya lu cari yang kaya dong. Secara lu badan kaya gitar spanyol, muka kayak artis blasteran, cuma kucel gitu ajah, dibenahin dikit kek. Cewek tuh perawatan tau, duit buat judi mulu!"

"Lama-lama lu udah kayak emak-emak, berisik amat!" Riska berdiri, dan berjalan keluar.

"Mau kemana? Belom kelar tau!" teriak Sitha.

"Mau ke toilet, mules gue dengerin ocehan lu!" sahut Riska tak memedulikannya.

"Sialan!" Sitha menggerutu sambil terus melanjutkan pekerjaannya

Sementara itu di dalam toilet, selain menuntaskan hajatnya, Riska sedang berkonsentrasi penuh melihat layar ponselnya.

"Duhh! kalah lagi, padahal yang keluar nomernya tipis banget. Gimana nih gaji nggak dapet, nyari duit kemana lagi ya? aduh, gimana ya?"
tiba-tiba Riska teringat sesuatu, perjanjiannya semalam dengan pelanggan pertamanya. Kalau sampai negosiasi yang dibuatnya goal, Riska berjanji akan memenuhi semua deposit akun judinya yang terbengkalai.

Cting Cting

Baru saja dia membatin sebuah chat masuk dari Mr. Zaf 69, nama akun yang memesannya semalam.

Lu dimana?

Jangan lupa ya ntar sore jam 6, di kafe kemuning, jangan sampe telat!

gue nggak suka nunggu lama-lama

Gue masih kerja

Dunia RiskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang