Akhir yang menjadi awal

56.6K 3.6K 186
                                    

"Raka jangan pergi. Aku tuh cinta banget sama kamu" ucap rara sambil menahan raka yang hendak berlalu pergi

"Elu diem dong. Gue tuh ga suka cewek parasit kayak elu. Sumpah ya kalau bukan karena kakak elu, mana mungkin gue masih mau ketemu elu" raka menjawab dengan ketus

"Ga bisa. Pokoknya jangan pergi. Kamu tuh milik aku. Aku ga punya siapa siapa selain kamu"

"Ahh sial, diem dong. Bara ini adek elu, jangan sampe gue emosi. Walau bagaimanapun gue ga mau nyakitin adek elu" raka tetap berusaha menahan emosi, semua karena bara sahabatnya yang kebetulan berstatus sebagai kakak dari wanita yang selalu menempel padanya ini

"Ra udah ayok pergi. Tinggalin raka. Ini kita bahkan udah diliatin dikoridor sekolah" bara berusaha melepaskan cengkrama rara dari tangan raka

"Diem dong. Siapa loh ngatur ngatur gue. Elu tuh bukan siapa siapa gue" rara tersulut emosi. Sungguh semua hal tentang bara, rara membencinya. Mendengar suara barapun rasanya rara tak sudi, padahal mereka saudara kandung

"Iyah udah kakak minta maaf. Rara ini masih disekolah. Biarin raka pergi" bara masih berusaha membujuk rara, kini ia mulai menyentuh tangan rara. Rara yang refleks mendapat sentuhan dari bara, langsung melepaskan cengkramannya dari raka

"Sial ngapain tangan kotor elu nyentuh gue. Najis banget. Ga usah ikut campur. ELU BUKAN SIAPA SIAPA GUE" ucap rara dengan suara yang nyaring. Kini mereka bertiga semakin menjadi objek tontonan para siswa

Rara yang mulai jengah terhadap sifat bara, segera berlalu pergi meninggalkan tempat itu. Emosinya memuncak. Rara sungguh membenci bara. Segalanya tentang bara, rara membencinya. Hubungan darah diantara mereka tidak membuat kebencian rara menghilang, justru semakin memuncak.

Rara yang berlari dengan emosi membuat pikirannya tak fokus, tanpa sadar ada tangga didepan. Ia tak berhati hati, dan

BRUGHHHHHH

Rara terjatuh, bertepatan dengan suara bara yang memanggilnya

"RARA"

______________________________________

Disisi lain seorang wanita berusia 24 tahun sedang fokus dengan pekerjaannya. Matahari saja sudah menghilang, tetapi ia masih enggan beranjak dari kursi kerjanya, matanya masih fokus pada komputer didepannya, jarinya terus bergerak mengetik huruf demi huruf, tak ada habisnya

"Ratna ayuk balik. Udah jam 9 malem" ucap mela, salah satu teman kantor sedivisinya

"Bentar mel, tanggung" ratna masih terus sibuk mengetik dikomputernya

"Hari ini bukannya tepat 5 tahun keluarga elu meninggal"

Deg

Kalimat singkat dari mela , mampu menghentikan jarinya diatas keyboard

"Astaga gue lupa. Makasih mel udah ngingetin" ia pun segera beranjak dari kursinya, berlalu pergi meninggalkan mela yang hanya geleng geleng kepala

Sumpah ratna lupa. Seharian ini ia sudah berusaha bekerja dengan extra, agar waktu malam harinya bisa ia pakai untuk berjiarah. Tetapi pekerjaannya hari ini sangat banyak, seperti tak ada berhentinya. Untung mela mengingatkannya, jika tidak mungkin ia akan menyalahkan dirinya sendiri karena melupakan hari penting tersebut

Sebelum sampai ketempat tujuan, ia menyempatkan membeli bunga mawar putih kesukaan ibunya. setiap ia melihat mawar putih, ia langsung menangis. Tetapi lambat laun ia mulai terbiasa, justru sekarang setiap melihat mawar putih ia merasakan kehangatan, seakan ibunya selalu berada disisinya

Tak butuh waktu lama, ratna pun sampai disebuah laut. Laut yang selalu ia kunjungi setiap tahun. Laut yang ia jadikan peristirahatan terakhir keluarganya. Mengapa begitu? Karena keluarga ratna meninggal dalam kecelakaan pesawat yang terjatuh kedasar laut. Mayatnya tidak bisa di temukan. Yang lebih ia sesali, keluarganya meninggal saat hendak menghadiri wisuda ratna dijakarta. Mereka pergi meninggalkan ratna begitu saja, tanpa pamit

Selamat malam bunda, ayah, dan abang. Ini tahun kelima rara dateng kesini lagi. Rara kangen kalian. Kangen banget. Kangen masakan bunda, kangen omelan ayah dan cerita cerita ayah waktu masa muda, kangen abang yang selalu ngatain rara setiap rara nonton boyband korea, kangen segala hal tentang kalian. Hiks. Kenapa kalian tega ninggalin rara, kenapa ga ajak rara pergi juga. Rara kesepian disini.

Sejenak ratna menghentikan kalimatnya. Ah iya, rara adalah nama panggilan keluarganya untuk ratna. Semenjak kepergian mereka, tidak ada yang boleh memanggil ratna dengan sebutan rara lagi

Bunda, ayah, dan abang. Sekarang rara mulai belajar mengikhlaskan kepergian kalian. Rara juga mulai berusaha menikmati kehidupan rara tanpa kalian, walaupun sulit. Rara baik baik aja kok disini. Semoga kalian juga baik baik aja yah disurga. Rara kangen kalian dan sayang banget sama kalian. Semoga kita bisa kumpul sama sama lagi ya. Love you

Ratna mengakhiri kalimatnya dengan melemparkan mawar putih ketengah laut. Semoga apa yang ia doakan, mampu segera terealisasikan

Ratna pun segera berlalu pergi. Sakit sekali rasanya. Kehilangan keluarga sekaligus. Tapi hidup harus selalu berjalan. Ia harus ikhlas

Saat ratna berjalan menuju halte busway, tanpa sadar mobil truk yang oleng karena bannya betus menuju kearahnya. Ratna yang tidak sempat menghindar pun tertabrak sekaligus

BRUGGGHHHH

Ia terpental. Orang-orang yang melihat kecelakaan mendadak tersebut dibuat terkejut. Mereka segera berlari menuju ratna dan memanggil ambulance. Ratna yang kesadarannya mulai menipis akibat darah yang terus bercucuran, perlahan menutup matanya...

Bunda, ayah, dan abang. Apakah ini saatnya aku bertemu kalian lagi. Aku kangen dan aku bahagia

Tepat dikalimat terakhir, ia menutup matanya...

THE STORY OF RARA (End Season 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang