Teman sekelas

24.7K 2.4K 9
                                    

Seorang laki laki tampan mengulurkan tangannya pada rara "Oke gue duluan yah. Nama gue reza. Gue ketua kelas disini. Kalau ada apa apa elu bisa minta to long sama gue. Dan gue jomblo ya" ucapnya sambil mengedipkan sebelah matanya

Tiba-tiba seorang wanita menyela ucapannya "Jangan mau, si reza mah Playboy, tukang phpin cewek, kalau kata anak zaman sekarang mah suka ghosting"

"Hahaha" rara tertawa "Keliatan ko dari tampangnya tipe tipe pucek boy"

Wanita itu menepuk bahu rara "Wah elu sehati ternyata sama gue. Kenalin gue lisa, kebetulan nih gue jadi wakil nya si pucek boy. Ayo kita temenan yah" rara menerima uluran tangan dari Lisa

Satu persatu teman teman sekelas rara memperkenalkan diri masing masing. Berbagai tipe manusia bercampur jadi satu. Kelas itupun menjadi riuh. Guru Yang tidak masuk hari itu, membuat keakraban antara mereka menjadi kian dekat. Tapi ada satu yang rara lupakan, teman sebangkunya bahkan belum muncul sejak bel masuk berbunyi. Membuat rara bingung.

Ditengah kebingungannya itu, dua orang gadis beda tipe memasuki kelas, yang satu dengan gaya tomboy dan nyentriknya disertai gitar dipunggungnya, dan satu lagi dengan gaya rambut dikucir dua dan berkacamata layaknya gadis cupu berkutu buku

"Waduh ada apaan nih rame rame" ucap gadis tomboy itu

"Ini si rara yang sempet bikin heboh kemarin itu ternyata beneran amnesia, kita lagi kenalan lagi" Lisa yang menjawab

"Wahh... Begitu toh. Ayo kita kenalan, lu pasti lupa kan ama gue. Gue imas" gadis tomboy itu mengulurkan tangannya, tentunya rara menyambutnya dengan senang hati

"Dulu gue gasuka sama elu, karena terlalu terobsesi sama cowok. Tapi pas ngeliat elu kemarin ribut, gue jadi suka sama elu" imas bahkan kini sudah memeluk rara

"Ehhh... Walaupun gue udah ga terobsesi sama cowok lagi, tapi gue masih normal ya" rara berpura pura bergidik ngeri dan berpura pura mencoba melepaskan pelukannya imas

"Goblok. Elu kira gue tomboy ga normal, gue juga masih doyan cowok kelles" imas menyentil dahi rara

"Hahaha. Eh bentar, itu cewek yang dibelakang elu bukannya temen sebangku gue" imas pun mulai menyadari bahwa sedari tadi ia melupakan teman yang masuk bersamanya kekelas

"Astaga gue lupa" imas pun menarik gadis itu

"Ehh bentar. Elu yang kemarin berani nyamperin abang gue kan buat ngasih tau kalau gue beranTem dikoridor ya" tanya rara menyelidik. Hal itu membuat gadis cupu itu menunduk dan gemetar ketakutan

Rara yang menyadari bahwa gadis itu ketakutan pun, menghampirinya dan memegang kedua tangannya "Ehh jangan takut, gue ga gigit ko" gadis itupun mendongak

"Eh bentar, jadi yang bikin geng Luciano pada ke koridor itu gara gara elu bel" reza menyahut. Gadis itu hanya mengangguk

"Gila luh berani banget bel. Hebat" Lisa mengacungkan kedua jempolnya

"Wah ternyata temen gue berani juga" imas ikut tersenyum

Gadis cupu itu bersemu merah. Tidak pernah ada yang memujinya selama ini. Bahkan temannya hanya imas, dan cuma imas yang mau mengajaknya berbicara , tapi kini bahkan sang ketua kelaspun ikut berbincang dengannya

"Tuh kan, udah jangan takut. Gue makasih banget elu mau beraniin diri buat bilang ke abang gue. Kalau enggak, tuh si tante girang udah gue bikin kayak perkedel kali" semua orang tertawa

"Kamu lucu" gadis cupu itupun ikut tertawa

"Kenalan dulu ya. Gue ga tau nama elu. Tapi elu pasti tau kan nama gue"

Gadis itu mangangguk "Aku bela"

Rara tersenyum "Oke sekarang kita temenan yah. Thanks untuk bantuan elu yang kemaren ya"

Mereka pun larut dalam obrolan panjang. Ada saja guyonan garing yang rara lontarkan tapi berhasil membuat mereka tertawa. Image rara sebagai gadis bossy yang dulu disematkan teman sekelasnya, kini berubah. Kini rara mendapatkan predikat baru sebagai si garing lucu. Rara pun menerimanya dengan tertawa

Hidup pertamanya yang dulu penuh dengan kesedihan dan kesibukan dengan pekerjaan, kini telah berubah. Rara sangat berharap dikehidupan keduanya ia akan merasakan kebahagiaan lagi. Berbahagia bersama keluarga dan menikmati masa sekolah dengan menyenangkan. Entah apa yang akan terjadi setelahnya, rara hanya perlu menghadapinya

"Eh bentar lagi istirahat. Kita kekantin yuk" Ucap Lisa

"Tanya dulu pak ketua, bakalan ada guru ngga" Imas menatap reza

"Kayaknya gaada. Yaudah ayuk. Tapi bentar, rara kan mau dijemput sama pangeran bekuda putih. Jadi dia ga bisa ikut ke kantin dong" reza meledek

"Yaelah pangeran berkuda putih dari hongkong. Gue mah sukanya bermobil. Biar ga kehujanan, becek, mana gaada ojek" Lagi lagi Lisa menyentil dahi rara

"Waduh sadis luh kekerasan dalam kelas ini mah. Gue ikut, bentar gue chat abang gue dulu. Biar dia langsung nyusul" rara pun mengambil hpnya. Rara sekarang udah punya hp baru karena bara sudah membelikannya. Bara tak ingin hal buruk seperti kemarin terjadi lagi pada rara

(Abang teruwu 🙉)

aku kekantin duluan sama temen-temen dikelas. Nanti abang nyusul ya. Saranghae  ❤️


Tak lama merekapun sampai dikantin. Tentu saja kantin masih sepi, kan belum bel istirahat.

"Rez elu pesenin yah, kan elu cowok. Gue bakso" dengan seenaknya Lisa menyuruh reza. Yang disuruh hanya mendelik kesal tapi tetap menurut

"Yang lain gimana, biar sekalian" walaupun kesal, reza tetap baik hati menawarkan

"Samain deh" semuanya menjawab dengan kompak

"Btw mas, ko elu kekantin bawa gitar" ucap rara

"Enak aja luh mangil mas, emangnya gue kang jamu" rara hanya tertawa

"Kalau gue tinggalin dikelas, nanti ilang"

"Gue pinjem yah, udah lama ga maen gitar"

"Emang bisa? " tanya Lisa tak yakin

"Bisa lah. Didunia ini gaada yang ga gue bisa" rara pun mengambil gitar yang ada pada imas. Meskipun ia tak yakin apakah tubuhnya yang sekarang bisa memainkannya atau tidak. Tapi kesukaannya pada gitar membuat jiwanya ingin memainkannya lagi

Memainkan gitar adalah salah satu hal yang paling rara sukai. Gitar bisa menghilangkan kesepian dan kesedihan yang rara rasakan. Terlebih dulu rara sering memainkan gitar bersama ghani, bergalau bersama dan bernyanyi bersama. Tapi itu masa lalu. Rara harus move on. Ia sekarang sudah punya keluarga baru, sebisa mungkin rara harus berbahagia dengan keluarga barunya tanpa melupakan keluarga lamanya

Ada lagu yang sering rara nyanyikan dulu, lagu yang menggambarkan perasaannya dan kerinduannya kini. Bukan ia tak menerima kehidupan barunya, tapi sedikit bernostalgia harusnya tak masalah

THE STORY OF RARA (End Season 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang