Move on

16.6K 1.8K 110
                                    

Beberapa hari telah berlalu, hubungan Bara Dan Rara juga semakin baik. Bara semakin protektif pada Rara, bahkan ia tak mengijinkan teman-temannya untuk mendekati Rara sekalipun hanya untuk meminta maaf

Rara pun sudah memutuskan untuk kembali tinggal bersama Bara. Meskipun awalnya ortu Lisa tidak mengijinkan karena sudah menganggap Rara sebagai putrinya sendiri, pada akhirnya karena bujuk rayu Rara Yang terlampau manis, membuat mereka mau tak mau menyerah

Saat ini Rara masih menyesap susu cokelat di kelasnya. Ruangan kelas itu sudah sepi, hanya menyisakan Lisa, Imas, Dan Bela saja. Jam olahraga sudah mulai sejak 10 menit Yang lalu, tetapi Rara malah masih santai saja Dan belum juga mengganti seragam sekolahnya dengan baju olahraga

"Gue nungguin Lo dari tadi, kenapa gak ganti baju juga? " Geram Imas

"Iyah nih . Nanti pak Bambang marah, terus nilai penjas kita malah nol lagi"
Bela ikut menyahut

"Yaelah selow dong guys, gue mager kalian duluan aja" jawab Raya dengan santai

"Ehh.. Kunyuk, cepetan ganti baju. Banyak gaya Lu nyuruh kita duluan. Lagian Lu yakin ga mau buru-buru kelapangan, padahal kelas kita gabungan sama kak Mira" jawaban dari Lisa membuat Rara terkesiap

"Sial kenapa Lu ga bilang dari tadi" rara pun secepat kilat mengganti seragamnya, untungnya kelas sepi, jadi nya ia tak perlu ketoilet hanya untuk berganti baju

Dengan langkah kaki tergesa-gesa Rara langsung menuju lapangan, meninggalkan ketiga sahabatnya Yang tak mampu menyamai langkah Rara. Sungguh menyebalkan sekali. Mereka Yang menunggu, tetapi malah mereka Yang ditinggalkan

Saat dilihatnya sosok Mira, Rara tersenyum smirk. Sepertinya pagi Rara kali ini akan terasa menyenangkan

"Halo tante" Sapa Rara dengan riang Dan sok manis

Mira Yang mendengarnya hanya mendelik kesal. Bisa-bisanya Rara memanggilnya tante didepan umum. Kini semua orang menatap rara Dan Mira, sepertinya akan ada drama baru Yang bisa mereka lihat

"Apaan sih Loh, gue bukan tante Lo! " geram Mira

"Heheheh... Selow dong. Lagian tuh bibir merah amat, mau olahraga atau mau nyinden tan? " ucapan Rara mendapat gelak tawa dari para siswa Yang sedang ikut olahraga maupun Yang tak sengaja lewat kelapangan

"Ga usah sok deh Lo. Dulu juga Lo kayak gitu kan? "

"Gue" tunjuknya pada diri sendiri "ngigo kali Lo"

"Btw Lo masih suka abang gue gak? " blush, pipi Mira memerah. Bikin Rara tak tahan untuk tidak tertawa

"Pipi Lo ngapa merah?. Sok malu-malu anjing Lo. Mending Lo move on, ampe kapan juga ga akan gue restuin deh" Mira melotot tajam

"Tuh mata biasa aja dong, pengen gue colok deh rasanya" Mira kembali kesal, Rara ini benar-benar deh keterlaluan

"Lo punya masalah apa sih sama gue?"

"Banyak masalah gue sama Lo mah, terutama Lo yang udah berani beraninya bully gue Dan suka sama Abang gue! "

"Apa hak Lo ngelarang gue suka sama abang Lo! Lo juga kan suka Dan sok kecentilan sama si Raka, padahal dia ngerasa jijik setiap ditempelin parasit sama Lo"

Rara tertawa terbahak-bahak, padahal tidak ada yang lucu. Hanya saja ia benci, mengapa setiap pembicaraan apapun harus selalu Raka yang dibawa-bawa

"Sorry yah gue lupa sama yang namanya Raka. Dan denger ya" Suara Rara terhenti melihat Raka dan Bara yang mulai mendekat kelapangan, seperti nya ia harus benar-benar mengatakan pada semua orang bahwa ia sudah move on dari Raka

"Gue bahkan ga inget pernah suka sama dia. Sekalipun rasa suka gue emang bener adanya, toh sekarang gue udah move on. Denger ya, GU-E U-DAH MOVE-ON" Ucapnya dengan mengeja dan menekan kata diakhir

Semua orang terbelalak, apalagi mereka melihar Raka Yang sudah berada dilapangan, tentunya ia pasti mendengar apa Yang Rara katakan

"Nih gue kasih tau lagi. Sekalipun apa Yang Lo dan orang-orang disini bilang kalau gue sebucin itu sama Raka sampe ga ngehargain harga diri gue sendiri itu benar adanya, walaupun gue gak inget, gue gak menyesal. Lo tau kenapa? " Mira terdiam, sekalipun ia tak suka pada Rara, ia pun ingin tau hal apa yang membuatnya bisa melupakan Raka sosok lelaki Yang pernah sangat dicintai gadis itu

"Karena gue pernah seberjuang itu Demi orang Yang gue cintai" Sesekali Rara melirik sekilas pada Raka, tak dapat dipungkiri, sekalipun otaknya lupa, perasaannya tetap sama, seberapa seringpun ia menyangkal, Raka masihlah satu-satunya sosok yang selalu ia rindukan

"Gue pernah berjuang dan gue pernah sangat mencintai pria itu. Bahkan ketika semua orang membully dan pria itu mengatakan gue menjijikan, apakah gue pernah menyerah? Enggak kan" Raka tersentak, dan Kata-kata Rara begitu menusuk relung hatinya, kini ia mulai membuka hatinya yang telah mati, lalu mengapa gadis itu malah semakin terasa jauh

"Seperti yang Lo bilang, dulu gue juga kan pernah dandan semenor Lo, itupun karena pria itu, gue berusaha tampil sesempurna mungkin demi pria yang bahkan tidak pernah melirik gue sekalipun" Tatapan Rara dan Raka kini bertemu lagi

"Dan gue cuma nasehatin Lo aja kak" Rara menyentuh pundak Mira

"Lo boleh jatuh cinta, Lo juga boleh memutuskan untuk memperjuangkan secara terang-terangan atau mencintai dalam diam, itu terserah Lo, tidak ada perbedaan antara pria dan wanita dalam cinta, semua berhak melakukan apapun demi memperjuangkan cintanya, enggak perlu dengerin omongan orang. Tetapi Lo juga harus tau batasan dalam perjuangan, entah itu setahun dua tahun atau berapa lamapun cuma diri Lo sendiri yang tau seberapa kuat hati Lo berjuang sendirian. Cinta itu enggak bisa cuma diperjuangkan sendiri, harus berdua. Dan ketika perjuangan Lo sudah mencapai batas,  menyerah adalah pilihan terbaik, awalnya hati Lo pasti gak siap, tapi waktu akan menyembuhkan luka itu sendiri" Mira makin terdiam, gadis pembully itu mampu mendengarkan dengan tenang omongan dari Rara. Padahal selama ini ia selalu mengabaikan nasihat dari teman-temannya

"Soalnya percuma Lo berjuang juga. Gak akan gue restuin. Sorry to say ya, Lo udah gue blacklist dari calon kakak ipar gue" Rara tersenyum mengejek. Astaga Rara ini, baru saja Mira terharu, malah dijatuhkan begitu saja, kan Mira malah jadi kesal lagi

Tetapi mereka tidak tau, Rara mengalihkan pembicaraan bukan untuk mengejek Mira, tetapi hatinya yang sudah diambang batas. Bahkan tidak ada yang menyadari bahwa bulir kristal mulai memupuk dikelopak mata Rara

Ditengah itu semua, tanpa sengaja Rara melihat sosok berondong manis pujaannya yang lewat dengan membawa buku ditangan kanannyaa

Pas banget berondong gue lewat, kesempatan biar hati gue gak melow lagi

"Nah sekarang Lo mau tau gak pujaan hati gue yang baru? "

"Siapa? " tanya Mira penasaran

Rara tersenyum smirk dan berteriak dengan keras

"JUSTIN"

_____________________________________

BONUS PICT RAKA

BONUS PICT RAKA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
THE STORY OF RARA (End Season 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang