About Andi

14.5K 1.7K 172
                                    

Hubungan Andi dan Bara kian lama kian renggang. Mereka satu kelas, tetapi tidak saling menyapa. Tatapan amarah masih sangat terlihat jelas dimata Bara setiap berpapasan dengan Andi

Meskipun hampir seluruh anggota Luciano yang saat itu ikut kerumah Bara, juga marah pada Andi. Tetapi mereka tidak sepenuhnya menyalahkan Andi. Dalam hal ini mereka juga salah. Apa yang Rara bilang saat diparkiran yang lalu, cukup menohok bagi mereka

Sepertinya istilah penyesalan datang terlambat itu benar adanya

"Hubungan Lo sama Bara masih buruk ya? " Johan tiba-tiba menghampiri Andi yang sedang duduk dipojokan. Semenjak kejadian itu, Andi memang lebih pendiam. Ia yang biasanya duduk didepan, malah berpindah duduk dibangku kosong paling belakang itu

"Seperti yang Lo lihat" ucap Andi tanpa menoleh sedikitpun pada Johan, ia masih sibuk dengan ponselnya

"Lo masih sibuk cari parttime ya" Pertanyaan itu membuat Andi terdiam dan menatap tajam pada Johan

"Apa sih Lo. Sok tau"

"Lo gak usah bohong. Semua anak Luci juga tau kalau Lo sibuk parttime sana sini. Bahkan Bara juga tau"

"Gak usah sok paling tau tentang gue ya" Andi mendengus kesal

Johan menghela nafasnya sejenak

"Kita semua tau apa yang Lo lakuin akhir-akhir ini sampe gak pernah kumpul di basecamp. Kita semua diem bukan berarti gak tau An. Setiap pulang sekolah Lo langsung kerja di kafe, dan malemnya Lo langsung lanjut kerja di club. Bahkan weekend seklipun, seharian full Lo kerja kan" Andi melotot tajam. Bagaimana bisa mereka tau semuanya. Padahal selama ini mereka semua mengabaikannya

"Gimana Lo bisa tau?" tanya Andi dengan raut wajah bingung

"Kita semua tau apa yang Lo lakuin. Kita diem karena pengen liat sejauh mana Lo usaha. Semenjak Lo kehilangan tante Stella... " Johan menjeda kalimatnya sejenak

"Lo kan berubah banget. Lo ramah cuma sama kita kita aja. Dan bersikap acuh dan dingin sama orang lain. Mangkannya kita kaget waktu Lo bisa ramah sama orang lain, dan orang itu Rara. Dan yang lebih bikin makin syok, Lo bisa makan sebanyak itu masakan buatan Rara. Padahal Lo gak bisa nambah makan kalau bukan dari masakannya tante Stella.. "

Andi sedikit terkejut mendengarkan penuturan Johan. Apa yang Johan bilang semuanya benar, bahkan ia sendiri tak menyadarinya. Memang semenjak ibunya meninggal, Andi berubah sangat drastis. Sifatnya yang awalnya ceria pada semua orang, kini hanya berlaku hanya pada sesama anggota geng nya saja. Dan entah bagaimana Rara berhasil membuatnya bersikap ramah pada gadis itu. Dan untuk pertama kalinya Andi makan dengan lahap, dan itupun karena gadis itu

Andi meletakan ponselnya dimeja. Ia menatap keluar dari balik jendela kelasnya. Ia menghela nafas sejenak

"Gue juga sebenernya bingung Jo" ucapnya tanpa melepaskan pandangannya dari menatap keluar

"Semenjak Rara bangun dari koma, sifatnya berubah. Dia yang bahkan ga pernah senyum sama orang lain kecuali Raka, justru malah sekarang menebar senyum sama banyak orang. Awalnya gue gak peduli, tapi makin lama, senyuman Rara ngingetin gue sama Bunda" Andi menghentikan ucapannya. Menarik nafasnya sejenak. Ini adalah topik sensitif bagi Andi, tapi entah mengapa ia ingin menceritakannya pada Johan

"Dan yang lebih bikin gue bingung. Masakan dia mirip banget sama masakan Bunda Jo" Suaranya mulai sedikit bergetar, seakan menahan sesak yang memenuhi hatinya

Johan masih diam. Berusaha menjadi pendengar yang baik untuk Andi. Ini juga pertama kalinya Andi menjadi seterbuka itu pada Johan. Selama ini Andi sangat tertutup. Meskipun ia nampak ceria didepannya, tidak dipungkiri bahwa matanya menyimpan banyak rahasia. Tidak ada yang berani menanyakan apa yang Andi rasakan. Karena tanpa ditanyapun, ini pasti berhubungan dengan ibunya

THE STORY OF RARA (End Season 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang