Kenyataan pahit

11.6K 1.2K 50
                                    

Perlahan lahan Rara membuka matanya, nampak cahaya putih yang mengganggu penglihatannya. Ia menatap sekeliling . Jam dinding menunjukan waktu 2 dini hari

"Ini dimana? Kayaknya bukan kamar gue. Bau obat, ko kayak rumah sakit" banyak pertanyaan yang berkecamuk pada otaknya, tapi tak ada satupun yang terlontar. Mulutnya kelu, serak, tenggorokannya sakit, tak bisa bersuara

"A a a" mulutnya terbuka, hanya satu huruf yang keluar

Ranti yang saat itu memegang lengan Rara dengan erat, terbangun karena gerakan yang Rara lakukan

Ia menatap Rara dengan mata penuh air mata, menutup mulutnya yang terkejut "Ra kamu sudah sadar? "

Rara tersenyum "A a a"

"Kenapa sayang? Kamu mau air? " Rara mengangguk

Ranti mengambil air disamping nakas rumah sakit, tangannya gemetar

Rara menatap dengan bingung "ada apa sebenernya? Kenapa gue dirunah sakit? Dan kenapa mamah disini? "

"Ini" Ranti membantu Rara meminum airnya, sejak tadi air mata tak berhenti keluar dari matanya

"Makasih" suaranya mulai keluar, meski terdengar parau

Rara menghapus air mata Ranti dengan pelan "Mamah kenapa nangis? Dan kenapa mamah disini? Bukannya mamah masih kerja ya"

Ranti tersenyum sendu, lagi lagi saat anaknya dirumah sakit, ia masih sibuk dengan pekerjaannya. Layak kah ia disebut sebagai seorang ibu

Ranti langsung memeluk Rara dengan erat. Menumpahkan segala kekhawatiran dan kegelisahannya selama ini

"Eh" Meskipun terkejut, Rara membalas pelukan Ranti tak kalah erat

"Maafin mamah sayang. Maafin mamah. Mamah bukan ibu yang baik"

"Enggak ko. Mamah jangan ngomong gitu" Meskipun Rara tak mengerti apa yang terjadi sekarang, ia berusaha menenangkan Ranti yang menangis tanpa henti

Memang sepertinya hati Rara yang sensitif, kini ia malah ikut menangis bersama Ranti

Tangisan mereka menggangu dua orang lain yang ikut tertidur diruangan itu

"Astaga Rara kamu sudah sembuh" dengan langkah tergesa-gesa Radit langsung memeluk Rara bersama Ranti

Rara melihat Bara yang tersenyum dengan sendu "Abang gak mau ikutan pelukan juga. Sini"

Bara menghampiri Rara dan ikut memeluknya juga dengan erat

Drama keluarga yang layaknya teletabies , saling berpelukan dan berbagi kehangatan, berakhir dengan tenang. Malam itu, semua berakhir dengan damai. Tanpa mereka ketahui akan hari lain yang mungkin memberikan kehancuran

*-*

"Selamat pagi dek Rara! Gimana keadaan kamu? " seorang dokter muda berwajah tampan, tersenyum ceria pada Rara

Rara menatap dengan bingung

"Ah saya lupa memperkenalkan diri. Nama saya dokter Maulana. Kamu bisa memanggil saya dengan dokter Maul"

Gila mimpi apa gue semalem, pagi-pagi liat dokter ganteng kek gini

Rara tersenyum smirk, mangsa baru didepan mata

"Kalau panggil sayang boleh gak dok? " tanya Rara dengan wajah sok polos

Uhuk uhuk

THE STORY OF RARA (End Season 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang