Chapter 22

26 3 0
                                    

Keesokan harinya, waktu yang dijanjikan telah tiba.

Akane meminta Satan untuk mengecek apakah ayahnya itu telah kembali ke istana ini atau belum dan jawabannya beliau masih dalam perjalanan pulang. Akane yang mendengar itu sedikit dapat bernafas lega. Setidaknya ayahnya tidak akan mengetahui kejadian ini.

Akane juga sudah meminta Satan untuk menceritakan semua kejadiannya pada Jel. Untungnya kembarannya itu cepat mengerti dengan keadaan yang sedang terjadi.

Saat ini Jel sedang bersama dengan Nanamori, berdua di kamar yang semalam mereka tempati.

"Jel-sama, bangunlah! Kita harus cepat mengantarkan tuan muda Nanamori ke rumahnya.'' Mendengar suara yang membangunkannya itu, membuat Jel terpaksa bangun.

Dia melirik sekilas pada orang yang telah membangunkannya itu. Lalu pandangannya beralih pada Nanamori yang masih tertidur.

"Kau berisik sekali sih,'' katanya sambil menguap pelan.

"Jel-sama, apa perlu saya panggilkan Akane-sama?!''

"Tidak usah!'' Potong Jel cepat. Dia lalu bangkit dari tempat duduknya dan mengembalikan kembali kursi itu ke tempat semula.

"Aku akan kembali ke kamarku untuk bersiap-siap! Kau bangunkan saja dia terlebih dahulu!'' ucapnya sambil menunjuk kearah Nanamori.

"Wakarimashita,''

Langkah Jel terhenti diambang pintu masuk kamar. Dia baru saja mengingatnya!

"Satan-kun! Tolong bilang pada Akane untuk tidak berbuat macam-macam!'' Setelah mengatakan itu Jel lalu pergi keluar kamar.

Satan tersenyum simpul, ''hai, akan saya sampaikan padanya.''

Setelah melihat Jel pergi dari sini. Satan lalu melangkahkan kakinya menuju ranjang besar yang berada di tengah kamar.

Dia menatap lamat-lamat wajah tertidur pemuda bersurai ungu itu. "Kelebihan apa yang dimiliki pemuda ini sampai Akane-sama melindunginya? Bahkan dia sampai terluka karenanya.''

Satan menghela nafas beratnya, ''dan lagi, kenapa Jel-sama juga malah mengikuti alur yang telah dibuat Akane-sama?!'' Satan terus saja mengeluarkan semua rasa ketidaksukaannya terhadap kehadiran pemuda yang sedang tertidur di atas ranjang besar itu.

Satan lagi-lagi menghela nafasnya, dia sekali lagi menatap wajah Nanamori. "Aku benar-benar tidak mengerti.''

Dia lalu mulai menggoyang-goyangkan lengan pemuda itu, bermaksud untuk membangunkannya. "Nanamori-sama bangunlah!''

Satan terus melakukan hal itu sampai Nanamori terbangun dari tidurnya.

Nanamori merasakan seseorang menggoyang-goyangkan tubuhnya, ia membuka matanya perlahan.

Nanamori reflek terduduk "iblisnya..." Nanamori menatap seseorang di sampingnya dengan bingung.

"Dare?!"

Untuk ketiga kalinya Satan menghela nafas lelahnya. "Nanamori-sama tolong segeralah bersiap-siap. Semua peralatan mandi dan baju ganti sudah saya sediakan. Saya akan menunggu diluar! Jika sudah selesai tolong panggil saya!'' Tanpa memperdulikan kebingungan yang dirasakan Nanamori, Satan justru menyuruh pemuda itu untuk segera bersiap-siap.

Nanamori hanya mengangguk mengiyakan perkataan Satan, setelah selesai bersiap-siap Nanamori menuju keluar istana menuju ketempat Satan berada.

"Maaf telah merepotkan." Ucap Nanamori meminta maaf karena dia merasa bersalah atas kejadian yang terjadi kemarin, seharusnya dia lebih waspada pada sekitar saat dihutan.

Prince of Fantastic [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang