Suasana diruangan itu makin terasa dingin. Sedingin tatapan pemuda dengan manik semerah darah yang sedang menatap seorang pria di depannya.
Pria yang ditatap itu sama sekali tidak merasa risih. Dia justru tersenyum. "Kenapa kau datang kemari?''
Satan Derriel, itulah pemuda yang saat ini tengah dikuasai oleh kebenciannya terhadap sosok dihadapannya ini.
Bukan tanpa alasan, Satan membenci sosok yang merupakan ayahnya sendiri itu karena baginya ayahnya sudah terlalu banyak melakukan kejahatan.
Satan tahu, bagi sebagian bangsa iblis yang memuja kegelapan. Melakukan kejahatan adalah hal yang biasa. Justru orang yang tidak punya sifat jahat dalam dirinyalah, yang akan dikatakan pengkhiatan atau bisa dikatakan bukan golongan mereka, dan mereka tentu saja akan memusnahkan siapapun yang tidak termasuk golongan mereka. Contohnya adalah Satan.
Satan dan anak buah iblisnya sudah menjadi buronan di dunia iblis. Walaupun mengetahui hal tersebut, Satan tetap nekat datang ke kediamannya yang dulu itu demi bertemu Kradness.
"Apa yang kau lakukan pada mereka?'' Satan bertanya dengan amarah yang tertahan.
Kradness diam selama tiga detik, sebelum akhirnya menjawab. "Tidak ada.'' Dia melirik sebentar, lalu memasang pose berpikir. ''Ah iya, apa kau suka dengan hadiah yang kukirimkan padamu?''
Mendengar hal itu membuat kemarahannya semakin mendidih. "Jadi itu semua perbuatanmu?'' Satan mencengkram kerah baju Kradness dengan kuat.
Kradness tidak bereaksi apa-apa. Dia masih bersikap tenang.
"Ayo bunuh aku!'' Tantangnya tersenyum lebar.
Satan makin mengencangkan tarikannya. Raut wajahnya benar-benar terlihat emosi.
"Coba saja bunuh aku! Lagipula kau tidak akan bisa membunuhku!''
Satan berdecih pelan, dia akhirnya melepaskan tarikannya. Benar yang dikatakan ayahnya itu. Satan tidak akan bisa membunuh Kradness.
"Kalau sampai terjadi sesuatu padanya, aku tidak akan pernah memaafkanmu.'' Satan menunjuk tepat kearah wajah Ayahnya dengan pandangan tajam.
Kradness tersenyum kecil, ''... aku tidak butuh maaf darimu.''
Satan menggeram kesal, ingin rasanya dia membunuh orang yang ada di depannya itu. Namun Satan sadar dia tidak bisa melakukannya.
Satan yang tidak ingin kembali terbawa emosi, memutuskan untuk pergi dari sana, karena urusannya disini sudah selesai.
"Souda.. kau harus berhati-hati.'' Perkataan itu membuat langkah Satan berhenti sejenak.
"Apa maksudnya?''
"Di rumah itu terdapat manusia yang lebih buruk dari kaum kita. Jika kau tidak berhati-hati, kau akan kehilangan orang yang kau sayang.''
"Kudaranai!'' Dengan kesal Satan secepatnya pergi dari sana.
Kradness tersenyum nanar saat sosok anaknya itu telah sepenuhnya menghilang dari pandangan matanya.
"Aku sudah memperingatkanmu!'' Kradness lalu mengusap kepalanya. Terlalu banyak kejadian yang tidak sesuai dengan apa yang di rencanakannya.
Kradness bahkan tidak menyangka jika anaknya akan datang berkunjung kesini. Untungnya jalan menuju dunia iblis kendalinya masih dipegang sepenuhnya oleh Kradness. Jadi tidak akan ada yang tahu jika anaknya itu-- yang dicap sebagai buronan di dunia iblis- pergi ke sini.
○ϖ○
"Soraru-sama!"
"Yang Mulia! Anda dimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince of Fantastic [END]
FantasyANTARA KEPUTUSASAAN ATAU HARAPAN. MANAKAH YANG AKAN MEREKA PILIH? -PRINCE OF FANTASTIC- Ps: Ini adalah project collab pertama saya dengan teman online saya @mafue_kawaeh→Colon @meiharuka_456 @Rin769→Nanamori @3Dfix04→Root @ReinRes19→Riinu @Aksara_Sa...