Chapter 34

21 2 0
                                    

Jel sedikit terkejut saat tiba-tiba saja sesuatu dengan kecepatan luar biasa itu menerjang tubuhnya. Untung saja barrier yang selalu terpasang disekitar tubuhnya itu masih berfungsi. Jika tidak mungkin Jel sudah terbaring lemah dibawah sana.

Sakit di bagian dadanya, masih terasa. Belum lagi ditambah dengan sesosok manusia yang ia yakini adalah bangsa iblis itu, muncul di hadapannya.

Apa iblis ini yang menjadi penyebab barrier yang terpasang disekitar area pertandingan tiba-tiba saja menghilang? Sepertinya bukan.

Jel tidak merasakan aura 'kepemimpinan' dari sosok di depannya itu. Mungkin dia hanyalah 'bawahannya'.

"Oy! Omae! Cobalah untuk menghiburku!'' Iblis bernama Aisu itu bersiap melancarkan serangannya lagi.

Namun kali ini dia tidak menggunakan sihir esnya. Dia menyerang Jel dengan tangan kosong dan benar saja serangannya berhasil mengenai pemuda itu.

Jel yang tidak bisa menghindari serangan dari Aisu, karena sakit di dadanya semakin bertambah parah, sehingga dia tidak bisa fokus untuk bertahan.

Sedikit demi sedikit mana untuk mempertahankan barrier miliknya juga semakin menipis. Jel terlempar cukup jauh, setelah terkena beberapa kali pukulan dari Aisu.

Aisu yang melihat targetnya itu terlihat lemah dan tidak membalas serangannya sangat membuat perasaannya tidak enak. Dia menatap jenuh pada Jel yang sama sekali tidak beranjak dari tempatnya semula.

"Membosankan!'' Aisu berdecih pelan. Manik matanya menatap tidak suka pada Jel.

"Karena kau membosankan, aku akan membunuhmu. Dunia ini tidak membutuhkan orang membosankan sepertimu!''

Jel tidak ingin mati disini. Apa yang harus dilakukannya agar bisa membalikkan keadannya ini? Jika saja sakit di dadanya ini menghilang, dia pasti bisa dengan mudah menghindari keadaan ini.

Oniisama, gunakanlah benda yang berada di saku pakaianmu.

Suara yang tidak asing itu terdengar di telinganya. Ini adalah telepati, yang bisa menggunakan sihir telepati dengan sangat baik hanya Akane, kembarannya.

Akane?! Nande?

Hayaku! Aku sudah mengetahui apa yang terjadi disana dan aku sudah menyuruh Satan-kun untuk membantumu. Jadi bertahanlah untuk sementara waktu!

Wakatta, arigatou.

Tanpa basa-basi lagi Jel segera mengambil benda yang dimaksud kembarannya itu. Saat benda itu berada di tangannya, belum sedetik benda itu sudah menghilang menjadi debu, hancur. Disaat itu juga sakit di dadanya menghilang, mananya juga sedikit demi sedikit mulai kembali terisi. Namun Jel tidak tahu, bahwa di seberang sana Akane merelakan setengah mananya untuk kakaknya dia jugalah yang menggantikan sakit yang dirasakan Jel.

Benda yang Akane berikan pada Jel adalah item sihir yang sangat langka, maka dari itu dia tidak bisa menggunakannya secara sembarangan dan menunggu waktu yang tepat untuk menggunakannya. Waktu yang tepat itu adalah saat ini.

Aisu menatap bosan pada Jel, dia bersiap untuk menghabisi Jel dengan satu serangan mematikan miliknya.

"Sayounara.'' Aisu menerjang kearah Jel dengan kecepatan penuh. Ditangannya sudah terbentuk pedang es yang siap menusuk Jel.

Barrier milik Jel kembali berfungsi, serangan Aisu itu justru berbalik kearah pemiliknya sendiri. Aisu yang tidak menyangka bahwa barrier milik pemuda itu masih berfungsi, dia tidak bisa menghindari serangan miliknya seperti saat di awal pertandingan tadi.

Pedang es miliknya berhasil menusuk tubuhnya sendiri. Darah mulai membanjiri pakaiannya. Dia tidak pernah menyangka bahwa senjatanya itulah yang menjadi penyebab kekalahannya.

"Yappa omoshiroi na.'' Aisu tersenyum, sambil menatap kearah langit.

Perlahan tubuhnya itu menghilang dan menjadi kepingan kepingan kecil yang telah sepenuhnya bersatu dengan udara.

Serangan miliknya itu memang dibuat untuk melenyapkan musuh menjadi debu.

Jel yang masih syok dengan apa yang baru saja dilihatnya itu, kembali merasakan tekanan yang luar biasa pada dadanya.

"Jel-sama?!''

Jel menoleh, dan mendapati Satan disana tengah berlari kearahnya dengan wajah penuh kekhawatiran.

"Daijoubu desuka?'' Satan segera mengecek keadaan Jel.

Dia lalu menyadari penyebabnya. "Kutukannya semakin bertambah kuat. Bahkan Akane-sama hanya bisa menghentikannya selama beberapa menit saja.'' Batinnya.

"Satan-kun aku baik-baik saja. Jangan...'' Jel merasakan kantuk yang teramat sangat. Dia perlahan mulai memejamkan kedua matanya.

Pada saat Jel menutup matanya, dia dan Akane mulai bertukar tempat. Ini adalah rencana cadangan yang telah di siapkan oleh Akane, jika sewaktu-waktu terjadi hal seperti ini.

Satan yang merasakan aura milik Jel berubah, dia langsung tahu bahwa yang berada di hadapannya saat ini adalah orang yang menjadi 'tuannya'.

"Akane-sama,''

"Saat ini aku adalah Jel, jangan lupakan itu Satan-kun!''

"Ah, hai, Jel-sama.'' Satan terlihat canggung dengan situasi ini.

Akane mencoba menstabilkan tubuhnya. Rasa sakit dan lelah yang sempat dirasakannya beberapa detik lalu itu, telah sepenuhnya menghilang. Ini pasti karena Jel yang tidak sadarkan diri, jadi rasa sakit yang ia rasakan untuk menghilangkan separuh rasa sakit kembarannya sudah tidak terasa lagi. Untuk saat ini Akane akan fokus pada apa yang sedang terjadi disini. Masalah Jel yang sedang dalam keadaan tidak sadarkan diri bisa diurus nanti. Lagipula dia sudah mengutus Valhalla untuk menjaga dan mengawasi Jel. Jadi jika terjadi sesuatu pada kembarannya itu, dia akan segera mengetahuinya.

"Lucifer...''

Akane menatap bingung pada Satan yang tiba-tiba saja menyebutkan nama yang terasa asing ditelinganya.

Satan yang menyadari kebingungan Akane, segera berkata. "Aku merasakan aura milik Lucifer di sekitar sini. Kemungkinan dalang dari kekacauan ini adalah dia. Lucifer Luz, iblis tingkat satu yang merupakan salah satu dari pimpinan iblis.'' Jelasnya.

Akane mengangguk paham. Gadis yang tengah berpenampilan bagai pangeran itu melipat kedua tangannya di dada dan salah satu tangannya ia gunakan untuk menopang dagunya. Saat ini Akane sedang berpikir bagaimana dia harus bergerak kedepannya. Apakah ia harus mengalahkan Lucifer yang menjadi dalang dari ini semua? Atau haruskah ia membantu yang lain saja dan menyerahkan Lucifer kepada yang lain.

Akane yakin pengawas pertandingan ini tidak akan membiarkan hal ini begitu saja. Beberapa kesatria yang bertugas di sekitaran sini pasti sudah ditugaskan untuk mengalahkan para iblis yang berkeliaran disini.

"Satan-kun, kalahkanlah semua iblis yang ada disini kecuali iblis bernama Lucifer ini. Biarkan orang lain yang mengalahkannya, kau mengerti?''

''Hai, Jel-sama.'' Satan mengangguk, dia lalu menunduk sebentar sebelum akhirnya menghilang dari hadapan Akane.

Prince of Fantastic [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang