"Barang-barangmu sudah siap kan?" tanya pria paruh baya. Dia adalah kepala keluarga Cielos, Cloe.
"I-iya.." ucap Colon sedikit gugup.
"Coromi.. bersenang-senanglah di pesta!" ucap Cloe. Colon tersenyum dan mengiyakan. "Oh iya." Seketika Colon kembali gugup saat nada bicara ayahnya kembali serius.
"Jangan terlalu dekat dengan kaum lelaki!! Nanti kau menyukainya dan kau masih kecil!!" ucap Cloe kekanakan. Colon hanya menghela nafas dan melihat ayahnya yang sangat overprotektif terhadap anak 'perempuan'nya itu.
Lagipula aku tidak terlalu tertarik. Batin Colon.
"Satu lagi.." Colon kembali diam melihat ayahnya. Cloe terlihat seperti mengambil sesuatu dan memberikannya kepada Colon. Apalagi kalau bukan satu set dress.
"Bagaimana?" tanyanya.
"Indah.." jawab Colon.
"Bawa!!" ucapnya.
"Tasku penuh!!" balas Colon.
"Ehhh, Padahal Ayah sudah susah-susah membelinya." ucap Cloe dengan nada sedih.
Cloe mungkin terlihat pendiam dan mudah emosi. Namun, saat berduaan dengan anaknya ataupun istrinya. Ia malah menjadi kekanak kanakan.
Colon melihat ayahnya langsung merasa tidak enak. Ia mengambil dress itu dan meletakkan di atas tasnya. "Iya iya aku bawa," ucap Colon.
Tidak lama pintu kamar diketuk, memperlihatkan Souma yang telah siagap. "Yang mulia.. saatnya pergi." ucap Souma.
"Ah.. aku pergi dulu Ayah." ucap Colon.
"Itu gaunnya gak dimasukin? Nanti kotor." ucap Cloe.
"Nanti saat dikereta aku akan memasukannya." balas Colon
Cloe memeluk Colon dan menyuruhnya hati-hati. Colon mengiyakan dan langsung pergi bersama Souma. Tentu saja ke belakang istana terlebih dahulu untuk mengganti pakaiannya.
"Ayah kok tiba-tiba datang sih.. aku kan jadi harus berdandan dulu!!" ucap Colon dan memberikan dress yang ia pakai ke Souma Lalu ia mengikat rambutnya. Colon memasukkan dress yang diberikan ayahnya kedalam tasnya.
"Tuan muda masih membawa dress itu?" tanya Souma.
"Nanti saat pulang dia berada di rumah lagi gimana? Setidaknya aku memiliki satu." jawab Colon.
Souma Hanya menghela nafas berat, ia sedikit miris melihat keadaan tuan muda nya ini.
°•°•°•
"Baiklah.. hati-hati saat di perjalanan." ucap Souma dan dibalas dengan anggukkan kepala oleh Colon.
"Nih.. ikat rambut cadangan." ucap Souma dan tentunya di terima oleh pemuda biru ini.
"Aku pergi." ucap Colon dan pergi menjauhi kereta kudanya.
Souma yang melihat tuan mudanya menjauh lalu tertawa kecil. "Make up nya belum dihapus hahaha!!" Ia terkadang tidak mengerti dengan tingkah tuan mudanya yang satu itu. "Setidaknya wajahnya tidak begitu pucat." lanjutnya.
.
.
.Pemuda berambut biru ini berlari kearah empat orang dengan warna rambut yang berbeda. Ia sedikit panik karena hanya dia yang mungkin terlambat datang.
"Maaf aku terlambat!!" ucapnya dan tentu saja di sambut dengan senyuman hangat. Colon melihat ada pemuda berambut ungu dan jingga yang pernah ia lihat saat di pesta dan perlombaan saat itu. Namun, ia tidak tahu nama mereka. Tidak apa-apa, nanti juga tahu sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince of Fantastic [END]
FantasyANTARA KEPUTUSASAAN ATAU HARAPAN. MANAKAH YANG AKAN MEREKA PILIH? -PRINCE OF FANTASTIC- Ps: Ini adalah project collab pertama saya dengan teman online saya @mafue_kawaeh→Colon @meiharuka_456 @Rin769→Nanamori @3Dfix04→Root @ReinRes19→Riinu @Aksara_Sa...