✾〜Chapter 3〜✾

171 30 15
                                    

Kota Purisa, tempat dimana keluarga bangsawan Mikazuki berkuasa disana. Sudah lebih dari dua minggu terjadi kerusakan di berbagai lahan pertanian dan perkebunan milik warga.

Setelah di selidiki lebih lanjut ternyata semua itu merupakan ulah dari binatang iblis.

Binatang yang diceritakan secara turun-temurun sebagai pelayan raja kegelapan.

Mengapa mereka mulai bermunculan? Bukankah selama puluhan tahun ini, mereka sudah tidak terlihat lagi ada dimana mana?

Apakah ramalan yang ada di buku sejarah itu benar-benar nyata? Bahwa kemunculan binatang iblis, adalah salah satu dari tanda kebangkitannya sang kegelapan.

Jika memang benar demikian, apa yang harus ia lakukan?

Disaat keadaan seperti inipun, ke dua orang tuanya malah sedang bepergian keliling dunia.

Satomi sudah meminta mereka berdua untuk segera kembali. Tapi ia malah diabaikan, kedua orang tuanya selalu berdalih bahwa dirinya dapat menyelesaikan semua itu seorang diri, tanpa bantuan kedua orang tuanya. Bisa dibilang kedua orang tuanya itu mempercayakan sepenuhnya, kepemimpinan kota Purisa kepada dirinya.

Saat dirinya baru saja dipusingkan dengan sikap kedua orang tuanya yang ia hubungi tadi. Alat komunikasi berbentuk permata berukuran sedang yang ada di meja kerjanya itu berkedip-kedip menandakan adanya panggilan masuk.

Tangan kanannya dengan cepat menyentuh permata itu dan seketika layar berukuran sedang muncul di atas permata.

Ketika melihat siapa yang menghubunginya itu, Satomi buru-buru memberikan hormat kepada orang yang terlihat di layar.

"Hisashiburi Satomi-kun."

"Ohisashiburi Aniue," balas Satomi tersenyum. Sudah lama kakak pertamanya itu tidak menghubunginya, mungkin setelah kakaknya tidak lagi menyadang nama Mikazuki dan menjadi raja dari kerajaan Fyscal. Rasanya benar-benar sudah sangat lama.

"Satomi-kun, kudengar disana sedang terjadi masalah besar. Apa itu benar?" tanya kakaknya khawatir.

Satomi tersenyum, dia tidak ingin membebani pikiran kakaknya dengan masalah disini. Karena ia tahu, di kerajaan Fyscal juga mengalami berbagai masalah yang harus ditangani kakaknya itu.

"Bukan masalah besar, itu hanyalah masalah kecil. Aku bisa menanganinya, Aniue tidak perlu mengkhawatirkanku. Kerjakan saja tugas Aniue yang ada disana, itu prioritas utamanya kan?!"

Kakaknya tersenyum kecil, mendengar kalimat nasehat dari sang adik bungsunya itu.

"Un, wakatta. Kalau kau butuh bantuan, jangan sungkan untuk menghubungiku."

Satomi mengangguk kecil, "baiklah." Kakak Satomi berdehem pelan, sebelum akhirnya mulai mengajukan sebuah pertanyaan. "... kapan terakhir kali Rin menghubungimu?"

Satomi menatap kakaknya, "maksudnya Rin onee-sama desu ka?" yang dibalik layar hanya mengangguk sebagai jawaban 'ya'. Lalu Satomi mencoba untuk mengingat-ingat.

"Sepertinya minggu lalu." ucapnya tidak yakin.

"Souka..." sang kakak nampak tersenyum lega. "Apa kau tau dia ada dimana?" tanyanya lagi.

Satomi kembali mengingat-ingat, lalu ia menjawab dengan begitu yakin. "Aku yakin dia sedang berada di gunung Zyvrin."

"Memangnya ada apa?" tanya Satomi.

Kakaknya itu menghela nafas sejenak, sebelum akhirnya menjawab pertanyaan sang adik. "Suaminya baru saja menemuiku untuk menanyakan keberadaan Rin. Apa dia tidak ada kerjaan lain selain mengunjungi istana orang lain hanya untuk memastikan keberadaan istrinya itu." Kakaknya memijat pelipisnya. Sepertinya tindakan yang dilakukan adik iparnya itu telah membuat kepalanya pusing.

Prince of Fantastic [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang