✾〜Chapter 9〜✾

108 17 7
                                    


Suara tangisan bayi terdengar memenuhi kamar yang dipakai sebagai tempat persalinan itu berlangsung.

Seorang pria berumur empat puluh tahunan bergegas memasuki kamar untuk melihat keponakannya yang baru saja terlahir. Wajahnya nampak menggambarkan kecemasan. Dia takut bahwa dugaan yang selama ini mengganggu pikirannya itu benar.

Pria tua itu berjalan perlahan sambil sesekali berdoa, agar semua dugaannya itu salah. Namun saat dia sampai di tempat keponakannya. Matanya dipenuhi kegelapan, ia menggertakan giginya, penuh emosi.

"Cepat bunuh salah satu bayi itu. Di keluarga kita, tidak ada yang namanya bayi kembar." Pria itu menyuruh salah satu pelayan yang masih ada di sana untuk membunuh si bayi. Pelayan itu hanya terdiam menunduk, ketakutan.

Ibu dari sang bayi, menatap tajam pria yang menjadi pamannya. "Aku tidak akan membiarkan paman melakukan hal itu pada kedua anakku."

"Damare!!" Teriaknya marah. Dia lalu berjalan cepat menghampiri dua bayi kembar yang berada di keranjang bayi kecil di ujung kamar.

Ibu dari sang bayi dengan cepat melayangkan serangan pada pamannya.

Duagh!

Pamannya mulai terlihat semakin emosi, dia mengusap-usap perutnya yang baru saja terkena serangan.

Ibu dari sang bayi, mulai beranjak dari tempat tidurnya. Begini-begini dia itu dijuluki sebagai wanita terkuat di kerajaan Crynce, mungkin juga yang terkuat didunia.

Dia secepatnya menyuruh pelayan yang sedari tadi terdiam ketakutan itu untuk membawa kedua bayi kembarnya pergi dari sana.

"Kristal ini akan melindungi kalian berdua. Jadi tunggulah sampai salah satu dari ayah dan ibu menjemput kalian." ucapnya sambil memakaikan kalung yang didalamnya terdapat pecahan kristal pada masing-masing bayinya itu. Ia lalu mengecup sekilas kening kedua anaknya secara bergantian. Entah mengapa dia merasa bahwa ini mungkin saja adalah terakhir kalinya dirinya bisa melihat kedua bayinya itu.

Dia dan suaminya sudah tahu bahwa mereka akan melahirkan bayi kembar. Jadi mereka berdua tidak bisa memilih siapa yang berhak menjadi pemilik dari batu kristal yang menjadi tanda bukti perdamaian. Maka dari itu, dia dan suaminya memutuskan untuk membelah batu kristal itu menjadi dua pecahan kristal. Suaminya, Senra meminta pada salah satu pengrajin terbaik yang ada di kerajaannya itu untuk membuat dua kalung khusus dengan berliontinkan batu kristal.

Ibu dari sang bayi tersenyum tipis saat melihat pelayannya pergi membawa dua bayinya. Dia harap suaminya Senra, segera datang dari pekerjaannya yang mengharuskan dia tidak ada disini. Agar Senra bisa melindungi kedua anak mereka.

Pamannya mulai mengeluarkan sebuah pedang es. Shyma Machiella Ramuel, istri dari Senramuel itu memancing pamannya keluar dari kamar. Ia harus memastikan agar pamannya itu tidak mengejar kedua bayinya.

"Jika paman masih ingin membunuh keponakan paman sendiri. Terpaksa aku akan membunuh paman, karna aku tidak akan membiarkan dua bayiku itu mati, apalagi ditangan pamannya sendiri."

Lelaki tua itu semakin marah mendengar ucapan Shyma. "Coba saja bunuh aku, itupun kalau kau bisa membunuhku!" dia tertawa kecil saat melihat Shyma yang sesekali memegangi perutnya itu.

Walau sekuat apapun dia, dia tetaplah seorang wanita yang baru saja melahirkan.

Lelaki itu segera melancarkan serangannya, pedang esnya dengan cepat ia arahkan kepada Shyma.

Shyma melompat untuk menghidari pedang es milik pamannya. Kakinya mulai berlari tanpa tujuan, menghindari serangan pedang es pamannya yang masih terus berdatangan.

Prince of Fantastic [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang