Suara pintu kamar terbanting menjadi lebih tidak berarti apa-apa setelah semua yang terjadi selama pertengkaran mereka. Aku masuk ke dalam kamar dengan air mata tertahan di bagian kelopak bawah mataku. Aku sudah terbiasa dengan hal ini, ketika mereka mulai berteriak satu sama lain, menyalahkan dan menuduh satu sama lain, tetapi pada akhirnya menyalahkan kehadiran ku atas segalanya. Segala-galanya adalah salahku, aku seharusnya tidak mereka dibiarkan ada. Mengapa mereka tidak membunuhku sejak awal jika mereka menganggap aku tidak berguna?
Punggungku bersandar pada pintu kamarku yang terkunci rapat, berharap dinding kamar ini bisa menahan suara teriakan mereka. Tetapi ada suara lain, suara yang tidak memiliki penahan, suara gelap yang ada di kepalaku mulai mengingatkanku atas hal-hal yang baru saja mereka teriakan kepadaku.
"Kau gadis yang bodoh setidaknya bekerjalah, untuk kami."
"Kau hanya menyusahkan kami dengan penyakit mental bodoh mu,"
"Seharusnya kami tidak memilikimu, kau hanya menambah beban dalam hidup kami!"
"Jadilah jalang seperti ibumu yang bodoh setidaknya kau akan Menghasilkan uang,"
"Apa maksudmu kau pria pemabuk bahkan tidak bisa membiayai ku dan putrimu yang bodoh!"
Memutar ulang suara itu seperti kaset yang rusak. Menggemakannya seperti ejekan yang harus tetap ada untuk melukaiku, bisa saja itu ada untuk membuatku kuat, tapi bagaimana jika tidak? Rasa sakitnya selalu membekas, itu bukan sebuah rasa sakit fisik tapi rasa sakit dalam jiwa yang bisa membunuh dari dalam. Ini menyiksaku dalam berbagai kesempatan.
Jari-jariku meraba-raba headphoneku di lantai yang penuh dengan barang berserakan, memakainya dan mulai menaikkan volumenya, berusaha untuk tidak mendengarkan pertengkaran mereka.
Mereka terus bertengkar tentang perselingkuhan mereka, bukankah itu munafik? Mereka berdua melakukan perselingkuhan jadi mengapa menyalahkan satu sama lain seolah salah satu dari mereka adalah korban.
Pada kenyataannya tidak ada yang benar diantara mereka.
Jika tidak berhasil dengan itu, semua kemarahan dan kekesalan akan di tumpahkan padaku. Aku membenci itu, membenci apa yang mereka lakukan.
Aku tidak ingin menjadi sesuatu seperti mereka.
Aku membenci mereka setiap kali melakukan ini.
Mengapa hal-hal itu dilampiaskan kepadaku?
Apakah aku pantas mendapatkan itu?
Tubuhku mulai gemetar hebat nafasku mulai terasa sesak dan jantungku mulai berdetak kencang. Air mataku mulai turun dengan deras bersamaan dengan suara barang-barang pecah. Tanganku melingkar, memeluk lututku dengan erat berharap akan menghentikan getaran dan sesak di dalam dadaku.
Hidupku masih harus bertahan setidaknya untuk temanku. Tapi mengapa? Mereka akan meninggalkan ku sendirian, seperti yang di lakukan yang lainnya. Orang-orang itu hanya akan meninggalkan ku sendirian dan mereka tidak peduli apapun yang terjadi padaku.
Tapi bagaimana jika mereka peduli? Tidak mereka tidak peduli, apapun yang terjadi padamu mereka tidak peduli. Kau bahkan tidak bisa merasakan apapun di saat mereka di sekitarmu, kau lihat mereka hanya berpura-pura untuk menghiburmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐖𝐈𝐋𝐃 𝐑𝐎𝐒𝐄 - CARLISLE CULLEN
Fanfictionૢ་༘࿐Apa yang terjadi jika seorang wanita muda berhasil melarikan diri ke realita twilight? Menjadi kakak angkat Isabella Marie Swan dan berhasil merusak struktur peran anggota keluarga Cullen karena fakta bahwa dia adalah pasangan Carlisle. Or In wh...