THREE

2.2K 179 6
                                    

Aku tersentak dari tidurku dan terbangun terengah-engah dengan penuh keringat. Jantungku berdetak kencang membuat dadaku menjadi sesak. Mimpi buruk yang menyeramkan, pikirku. Sebelum bisa mencerna apapun suara teriakan kencang ibuku memasuki pendengaranku. Aku bersyukur tidak memasang headphoneku dengan volume yang terlalu tinggi.

"Nesryn!" Teriak ibuku. Aku dengan buru-buru melompat dari ranjangku dan berlari ke arah dalam dapur. Sesampainya di sana dapur yang sudah aku bersihkan kembali menjadi kacau balau, aku menghela nafas. Ibuku memiliki masalah dalam melampiaskan emosi nya. Dia menghancurkan segalanya saat dalam amarah.

"Segera bersihkan ini, dan jangan lupa memasak untuk makan malam." Ucapnya padaku dengan tatapan tajam yang menusuk. Aku mengangguk dengan cepat, aku takut akan pukulan yang mungkin bisa saja aku dapatkan. Dia menatapku dengan tajam lalu pergi dengan cepat meninggalkan ku dengan kekacauan ini.

Aku memegangi dadaku yang masih berdetak kencang hampir dua kali lipat, mimpi buruk dan masalah hubungan ku dengan ibuku merupakan perpaduan yang buruk bagi jantungku. Tubuhku gemetaran, aku mati-matian menenangkan diriku agar lebih mudah mengerjakan masalah ini.

Aku berdiri berusaha untuk menetralkan jantungku tanpa bantuan obat-obatan itu. Aku harus hemat dan menghentikan ketergantunganku. Itu akan membuat jantungku memburuk. Pikiran-pikiran tentang hal-hal buruk yang akan terjadi merupakan siksaan bagi mentalku. Ini rasanya sangat buruk.

Aku mulai membersihkan dapur itu dengan hati-hati sebelum kembali memikirkan siapa gadis yang muncul di mimpiku. itu terlihat sekilas seperti Kristen Stewart versi jauh lebih muda, yang membuatku sekali lagi bingung. Tapi aku segera menghentikan nya dengan berpikir bahwa itu hanya efek membaca Twilight sebelum tertidur.

Setelah selesai dengan masalah kebersihan dapur, aku memasak beberapa makanan mudah yang bisa aku lakukan. Aku meninggalkan nya di meja dan berlari kembali ke kamarku sebelum ibuku mengumpat atau melakukan hal yang tidak ingin aku ketahui.

Tapi sebelum aku pergi dia muncul lagi, kali ini dengan wajah marah. Aku menjadi gemetar.

"Apa yang kau lakukan?!" Dia membentak dengan kencang.

"Aku tidak tahu apa yang ibu maksud," cicitku ketakutan. Tangannya melayang ke arah wajahku tapi sebelum tangan nya menyentuh tanganku aku menampar pipiku sendiri dengan kencang. Aku memukul diriku berulang-ulang hingga aku sudah tidak sanggup.

"Hal bodoh apalagi yang kau akan lakukan?! Cih orang macam apa yang bisa menjadi pengacara dengan mental gila seperti mu? Kau memukuli dirimu sendiri lagi," dia menghinaku, aku menahan teriakan yang sangat ingin aku lampiaskan pada nya.

Dia ibuku, tapi aku tidak pernah melihat sosok ibu darinya semenjak aku tumbuh menjadi dewasa. Dia tidak pernah mencoba nya, dia tidak menginginkanku, dia membenciku, dia tidak pernah ingin aku ada.

"Mengapa kau selalu membenciku?! Apa masalahku? Katakan padaku apa yang membuatmu membenciku aku akan memperbaiki nya?!" Aku membentak ibuku dengan sisa keberanian ku yang aku kumpulkan selama sisa hidupku.

"Apa yang salah? Kau adalah masalahnya, aku selalu berharap aku bukan ibumu! Seharusnya aku mengaborsimu dan meninggalkan ayahmu sebelum semuanya terlambat!!! Menjengkelkan untuk melihatmu bertingkah seolah-olah kau adalah korban, hidupku hancur karena mu. Bersyukur sedikit karena aku membiarkan mu tetap hidup!"

Aku masalahnya, dia berharap aku bukan putrinya, dia menyesal tidak membunuhku, aku adalah penjahat?  Suara gelap di kepalaku menggemakan cacian yang dilontarkan ibuku. Aku selalu tahu bahwa dia pasti menyesal telah memilikiku tapi aku tidak pernah mengharapkan dia mengakuinya didepan wajahku.

Air mata keluar dengan sendirinya, dadaku seperti tertusuk, dengan tubuh gemetaran aku menutup pintuku dengan kencang.

Sesudah menutup pintu kamarku aku sekali lagi membenamkan kepalaku pada lututku. Air mataku menetes ke pipiku yang terasa panas, rasa sakit ini menghidupkan ku. Mengingat kan diriku betapa tidak di inginkan nya diriku di sini. Aku memohon lagi untuk terakhir kalinya biarkan aku lari dari realitas menyedihkan ini. Aku hanya ingin sedikit menikmati hidup ku dengan menjauh dari orangtuaku tanpa menyulitkan siapapun.

𝐖𝐈𝐋𝐃 𝐑𝐎𝐒𝐄 - CARLISLE CULLENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang