TWELVE

1.5K 169 3
                                    

"Ekhem." Deheman Thomas mengalihkan perhatian kami sepenuhnya. "Baik dari hasil X-ray yang kumiliki kaki nona Stanley tidak mengalami masalah fatal hanya akan sedikit memar dan akan sembuh dalam beberapa hari kompres dengan es itu sangat membantu. Lalu milik Nesryn, aku khawatir selain benturan kepalanya cukup keras bagian lengan juga terlihat tidak begitu baik. Ada tanda-tanda cedera tangan."

Penjelasan panjangnya yang agak berbelit membuatku mencerna dalam waktu yang lama. "Mungkin ketika kau mendorong Bella? Aku melihat kau tidak sengaja membenturkan tanganmu dengan kencang." Jelas Jessica ragu-ragu.

"Aku tidak tahu dan tidak ingat apapun selain suara rem dan besi itu. Ugh." respon traumaku adalah melupakan apapun ketika peristiwa terjadi.

Proses yang aku ingat hanya suara derit and bang! Aku hidup.

Dokter Cullen mengambil gambar dari tangan Thomas dan mengeceknya. Sebelum akhirnya Thomas angkat bicara. "Bukankah ada prosedur terapi yang harus kau kau lakukan minimal sekali dalam sebulan?" Dia bertanya kepadaku dan ayah.

Dia benar tapi aku ingin sedikit istirahat dari suasana rumah sakit. Van sialan itu, aku berakhir disini lagi. "Yeah, but I told my mom that I wanted rest some month. Look like i should have it again." Aku menghela napas.

"Bisakah aku minta tambahan dosis pereda nyeri? Tanganku mulai terasa berdenyut sakit." Ucapku jujur sambil mencoba menahan tubuhku yang seperti akan jatuh.

Tangan dinginnya menyentuh lenganku rasa dingin itu cukup bagus menggantikan es batu.  Suntikan akhirnya mulai terasa menusuk lenganku,  akhirnya rasa sakit itu akan reda. Ketika aku tiba di dimensi ini, kehidupanku sudah dibuat terbiasa dengan obat pereda rasa sakit.

Aku akan baik-baik saja...

...

Third person POV

Ketika mata Nesryn telah tertutup, Charlie menghela nafas frustasi. Bella dan Jessica disisi lain merasa beruntung dan bersalah. Beruntung karena Nesryn menyelamatkan mereka dan merasa bersalah karena membuat Nesryn menjadi kesakitan.

Berbeda dengan mereka Carlisle  terfokuskan dengan kondisi tubuh dari pasangannya. Jelas mereka dia belum merasakan keterikatan apapun padanya, dia bisa menerima itu. Namun kondisi tubuhnya memprihatinkan kecelakaan besar yang pernah menimpanya pastilah sangat buruk.

"Tidak masalah jika Nesryn tinggal lebih lama di sini?" Thomas berbicara. Charlie mengangkat bahu. "Jika itu keputusan yang baik maka aku akan menerimanya." Ucapnya.

Bella dan Jessica sudah bisa meninggalkan rumah sakit saat itu. Bella memilih untuk tetap tinggal menemani Nesryn  sedangkan Jessica kembali ke rumahnya untuk beristirahat karena dia juga hampir sama seperti beberapa orang membenci suasana rumah sakit yang sakral.

Setelah beberapa pemeriksaan Carlisle pergi bersama dengan Thomas. Bella yang secara tidak sengaja berhasil melihat percakapan antara Rosalie dan Carlisle ketika dia kembali dari toilet. Sebelum dia bisa mendengar apapun Rosalie menatap ke arahnya, jarak mereka lumayan jauh, manusia tidak akan menyadari jika ada seseorang yang baru saja tiba.

Bella menganggapnya kebetulan.

Ya.

Kebetulan.

Hidupnya hari ini sudah penuh dengan kebetulan.

"Bella!" Charlie memanggilnya. Bella yang terdiam memperhatikan langkah Rosalie dan Carlisle menjauh dari tempat awal mereka berdiri. "Ya, ayah?" Bella berbalik ke arah ayahnya.

"Aku akan pergi mengisi beberapa administrasi jadi jaga saudarimu baik? Pastikan kau ada saat dia sadar dari penghilang rasa sakit." Dengan begitu Charlie berjalan cepat.

Bella menghela nafas. Kakak nya yang malang selalu saja mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan nya. Menyedihkan fakta bahwa dia bukanlah apa-apa tanpa saudarinya membuat Bella selalu merasa bergantung pada Nesryn.

Peristiwa hari ini adalah kecelakaan murni, tapi yang ganjil adalah cara Nesryn, kakaknya selamat. Bella mengingat jelas Jasper dan Edward berdiri di sisi lain parkiran menyaksikan mereka bertiga. Lalu boom! Kecelakaan terjadi dan mereka berada di sisi lain parkiran. Bekas tangan yang ada di sisi Van Tyler memberikan keganjilan lain dipikiran Bella.

Dari awal Bella bisa merasakan ada yang berbeda dengan mereka. Terlalu sempurna untuk menjadi manusia. Tapi Bella tidak tahu mereka apa. Mungkin dia harus menunggu kakaknya bangun dan membicarakan nya

Kakaknya selalu mengetahui hal-hal yang Bella tidak tahu darimana dia bisa mengetahuinya. Nesryn seolah terlahir untuk mengetahui hal-hal yang seharusnya menjadi teka-teki untuk mereka.

...

Ketika Rosalie dan Carlisle sedang membicarakan kecelakaan ini. Pembicaraan mereka terhenti oleh suara langkah kaki, aroma Bella tercium. "Sebaiknya kita menjauh, aku tidak ingin dia mendengarkan apapun." Rosalie berkata dalam volume yang hanya bisa dijangkau telinga vampir.

Mereka berjalan menuju kantor Carlisle.

Rosalie duduk di kursi pasien. Sedangkan Carlisle duduk di kursi miliknya. "Gadis itu benar-benar kekurangan insting bertahan hidup. Dia menyelamatkan dua gadis untuk membiarkan dirinya mati!" dengan begitu Rosalie mengeluarkan kekesalan nya.

"Edward dan Jasper tidak berpikir resikonya. Mereka bisa saja mengekspos jenis kita ke banyak siswa di sekolah. Aku tidak tahu harus berkata apa lagi." Rosalie memijat batang hidungnya. Kebiasaan manusia yang dia masih pertahankan. Carlisle diam, dia tidak bisa menyalahkan mereka untuk melakukan penyelamatan membahayakan itu, dia akan melakukan hal sama jika dia yang menyaksikan kecelakaan itu. Dia berterimakasih untuk jasper karena melakukannya.

Edward di sisi lain, tidak mengakuinya tapi Carlisle tahu aroma darah Bella menghantuinya berhari-hari. Dia khawatir itu akan menciptakan obsesi yang tidak di inginkan. Selama Edward bisa mengendalikan insting nya dan tidak menarik perhatian Bella lagi.... Ini akan baik-baik saja. Satu hal lain yang entah mengapa lebih dikhawatirkan oleh Carlisle ia tidak yakin bagaimana reaksi Nesryn jika mengetahui mereka adalah pasangan, dia telah menjadi vampir selama 300 tahun dan dia sendiri tidak mengerti mengapa konsep pasangan yang ditakdirkan ini ada. 

Carlisle selalu merasa bahwa dia cukup mampu bertahan tanpa wanita di sisinya, tapi takdir sepertinya tidak berpikir seperti itu; dia menemukan menemukan pasangannya masih manusia yang jelas tidak mengetahui betapa berbahaya jenisnya. Dia benci mengakuinya, tapi bahkan jika dia ingin membiarkan pasangannya hidup dengan normal dia yakin dia tidak akan mampu membayangkan jika suatu saat dia harus menyaksikan kematiannya.

Dia tidak yakin bagaimana harus bertindak.

————————❀————————

Halo guys lama ya nunggunya??? Maaf maaf hehe sibuk soalnya.....

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐖𝐈𝐋𝐃 𝐑𝐎𝐒𝐄 - CARLISLE CULLENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang