SEVEN

1.6K 182 3
                                    


"r u 'kay?" Aku bertanya pada Bella dengan pelan. Dia menganggukkan kepalanya tapi ekspresi nya membuatku meragukan nya.

Dia benar-benar memikirkan bagaimana seseorang menilainya, sekarang dia memiliki masalah kepercayaan diri terimakasih, sekarang aku yakin dia akan mengalami kesulitan untuk beradaptasi. "Edward uh mungkin hanya tidak terbiasa dengan keberadaan orang baru dan pendapat seseorang terkadang tidak harus didengarkan."  Lihat siapa yang begitu mudah mengucapkan kata-kata itu.

Perutku terasa seperti berputar, bagaimana aku dengan kecemasan berlebihan mengatakan hal itu?

Tidak masalah bukan? lagi pula aku selalu berusaha untuk mengabaikan pendapat orang lain.

walaupun yah, itu terkadang tidak mempan.

Bella mengabaikan apa yang aku ucapkan dan bergegas dengan cepat melewati mobil keluarga Cullen dengan Edward yang terlihat tertekan.

Aku mencuri pandang sedikit ke arah mereka dan menangkap Emmett yang tersenyum lucu sambil melambaikan tangan ke arahku. Ini bukan bagian dari plot.

Aku hanya tersenyum samar sebelum dengan cepat mengikuti langkah Bella ke dalam truk.

Aku duduk di sana sambil mengulang kembali kejadian-kejadian hari ini sebelum berteriak secara mental. For the sake of fate apa yang terjadi dengan keluarga Cullen?! Mereka seharusnya anti sosial dengan perilaku dingin.

Aku berusaha dengan jelas mengabaikannya. Sambil memeriksa tasku apakah aku meninggalkan permen di dalamnya.

"Kita pergi ke toko swalayan." Ujar Bella. Dia tidak berani untuk menatap wajahku. Sepertinya dia tidak ingin aku khawatir karena dia terlihat akan menangis.

Edward bodoh, mengapa dia tidak bisa bersikap lebih baik?!

"Baik. Apakah aku bisa menyetir setelah kembali?" Tanyaku.

"Tidak, kau tidak akan menyentuh stir truk ini selama aku bisa."

"Tapi bukankah lebih baik aku yang menyetir kali ini? Aku akan hati-hati." Ucapku meyakinkannya.

Dia terlihat ragu-ragu sebelum mengangguk. Di perjalanan aku hanya melihat sekeliling dengan tenang, kehidupanku di sini sudah bertolak belakang dengan kehidupan sebelumnya. Tapi tetap saja ada cela di mana aku kembali tenggelam dalam kenangan menyiksa itu.

Aku di diagnosa PTSD, ibuku beranggapan itu hanya akibat kecelakaan mengerikan itu. Tapi sebenarnya tidak... Aku belum pernah mempercayai seseorang dengan kisah masa laluku kepada seorangpun selain Bella dan dokter yang bertanggung jawab atasku di Phoenix.

Tapi dokter itu telah pergi beberapa bulan lalu.

Di Phoenix aku mengalami beberapa kali serangan panik dan pada akhirnya aku membeli inhaler untuk meringankannya, terimakasih pada Stiles atas idenya.

Di Forks tempat para tokoh utama novel ini aku rasanya seperti mendapatkan serangan jantung kecil. Bayangkan mereka berbicara denganku, aku tidak pernah membayangkan hal itu terjadi sebelumnya. Tidak pernah...

Aku masih seperti merasa bahwa aku berada dititik yang sama saat aku masih menjadi seorang pecundang yang memohon untuk dicintai oleh orang tuanya. Bahkan tanpa mengemis Charlie dan Reneé akan selalu mencintaiku seperti Bella.

Tapi mungkin aku tidak lama lagi akan dilupakan.

Mereka akan menemukan pasangan mereka masing-masing, Reneé telah menemukannya, Bella dalam perjalanan dan Charlie juga pasti akan.

Ini selalu menjadi ketakutanku, ya separuh sisiku sudah menduga-duga hal ini akan terjadi, tapi aku memilih untuk tetap di sini dan mencoba berhenti mendorong orang-orang menjauh hanya karena traumaku. Lagipula aku dahulu telah mempersiapkan diri untuk hidup mandiri. Masa lalu tidak akan memutuskan apa yang akan terjadi pada kita di masa depan. Aku berusaha menjadi lebih baik setiap hari.

"Ini terlihat lebih besar dari yang aku bayangkan." Ucapku menatap toko di depan. Aku sepertinya lupa adegan di sekitar sini karena tidak ada sepenggal pun yang aku ingat.

Bella memberikanku secarik kertas kami menuliskan bahan makanan yang akan kami beli. Aku juga tidak lupa menambahkan beberapa hal ke dalamnya. Aku yakin ayah akan dengan senang hati menjadi juru cicip resep yang akan aku uji.

"Baik kau beli ini dan aku yang ini. Kita bertemu di sini setelah selesai okay?" Aku akan meninggalkan nya sendirian sebelum dia berteriak kecil.

"Tolong hubungi aku jika kau tersesat!"

Aku sangat ingin berbalik dan menutup mulutnya. Tapi mengingat apa yang  telah terjadi beberapa tahun terakhir aku baik-baik saja. Bagaimanapun orang-orang telah melabeliku dengan 'Gadis dengan masalah ingatan'

Aku mengelilingi toko ini sebelum akhirnya sampai ke list terakhir barang yang harus aku beli.

Sereal.

Aku berjalan ke arah rak yang penuh dengan sereal yang menggiurkan. Mataku menjangkau salah satu sereal favoritku. Sebelum aku sempat menjangkaunya dengan tanganku seseorang mendahuluiku.

"Uh." Aku memalingkan wajah kesamping untuk melihat siapa yang tega mengambil stok terakhir sereal favoritku dan aku tidak menduga bahwa akan bertemu bocah ini.

"Oh hai. Apa kabar?"

~*~

Hi guys, aku harap kalian nggak bosen pantengin cerita aku. Hehe maaf soal cliffhanger nya. Aku nambahin beberapa oc di cerita ini supaya ngembangin plotnya lebih gampang.

Anyway jangan lupa vote and follow<33

Anyway jangan lupa vote and follow<33

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


𝐖𝐈𝐋𝐃 𝐑𝐎𝐒𝐄 - CARLISLE CULLENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang