TWENTY

1.1K 123 5
                                    

People come and go. Mungkin itulah yang saat ini menendang ku dengan buruk. Setelah pemakaman Cora aku masih tidak bisa berhenti menangisi kepergian nya. Kehadiranku mengubah masa depan. Aku seharusnya tahu akan hal ini. Butterfly Effect, satu kepakan kupu-kupu bisa menciptakan topan.

Satu perbuatan kecil yang aku lakukan bisa menyebabkan kekacauan masa depan. Kupikir aku telah membuat jalur twilight seperti yang ada di buku. Tapi sepertinya tidak. Entah keberadaan ku sendiri yang mengubahnya atau sejak awal dunia ini telah berbeda. Aku tidak tahu. Dimulai dari rumah tangga Cullen bertambah dengan Alistair. Kemudian sekarang ini, kematian Waylon di gantikan oleh Cora.

Dua hari aku berdiam diri di rumah. Charlie berpikir bahwa aku terlalu pucat untuk ke sekolah dan aku mengakuinya. Bella menceritakan tentang kami di ikuti orang mabuk yang membuatku sesak nafas. Itu bukanlah penyebab utama aku terbaring di kasur seperti kepompong.

Ini karena kematian Cora. Aku tidak henti-henti nya memikirkan itu. Kepalaku dan hatiku seperti melakukan percakapan berulang.

Aku melakukan hal yang benar. Diam dan tidak melakukan apapun.

Lalu mengapa semua nya terasa salah? Semuanya berbeda.

Suara-suara di pikiranku kembali lagi. Mereka melakukan percakapan lagi. Bahkan dengan suara kencang speaker itu tidak bisa menenggelamkan suara itu. Aku salah. Mengapa dunia terus memberitahukanku bahwa aku salah?

"I'm okay. I'm okay. I'm okay. I'm okay. I'm okay. I'm okay. I'm okay." Aku bergumam sambil menangis.

Rasa sakit di dadaku masih ada. Aku membuat seseorang yang seharusnya hidup menjadi mati. Itu seharusnya tidak terjadi. Apakah ini benar-benar salahku? Aku tidak pernah berharap akan seperti ini. Aku masih merasa ini salahku.

Aku berdiam diri. Hanya pikiranku yang berteriak kencang mengingatkan kematian Waylon tapi aku menolak mengubah apapun. I never belonged here. So did Nesryn.

Mengapa aku sangat sulit mengontrol diriku?! "Ini bukan salahku!" Aku berteriak kencang berharap tidak ada yang mendengar nya. Bersamaan dengan isak tangis.

Bahkan jika aku meminta ke dunia ini aku tidak meminta untuk masa depan ikut berubah sejauh ini.

.....

Beberapa hari berlalu setelah ledakan emosiku. Semuanya kembali normal. Aku kembali bergaul dengan Angela dan Jessica. Rosalie dan Jasper kembali menyapaku. Edward seperti nya terlalu sering menatapku dengan tatapan mata khawatir.

Apakah pikiranku masih seberisik itu? Apakah dia membaca pikiranku? Aku tidak tahu. Bella dan dia semakin dekat seperti dugaanku. Mereka bahkan berbicara di kafetaria menyebabkan ledakan gosip. Apakah aku peduli? Aku peduli tapi apa yang bisa aku lakukan untuk menghindarkan itu. Aku terlalu sibuk menangisi masa depan yang telah berubah.

"Nesryn apa kau tahu sesuatu?" Jessica bertanya.

Aku menggelengkan kepalaku. "Tidak, itu tiba-tiba." bohongku.

Sekali lagi aku tenggelam dalam bayangan hitam itu. Akhir-akhir ini suara orang tuaku kembali menghantui ku.

"Kau hanya menyusahkan kami dengan penyakit mental bodoh mu,"

"Seharusnya kami tidak memilikimu, kau hanya menambah beban dalam hidup kami!"

Dua hal itu menghantuiku. Sungguh aku tidak ingin mendengar suara itu. Setelah 5 tahun, mengapa suara itu kembali lagi? Apakah aku benar-benar seburuk itu? Aku berdiri untuk manaruh nampan ku di tempat nya. Suara seseorang yang ada di sampingku membuatku berbalik.

"Alice?" Aku heran.

"Halo Nes. Ingat terakhir kali rencana berkunjung ke rumah? Sepertinya kita bisa melakukan nya besok." Ucapnya. Nes? Itu mengingatkanku tentang Renesme. Bella memukul jacob menganggap nama panggilan itu sama dengan nama Monster Loch Ness.

𝐖𝐈𝐋𝐃 𝐑𝐎𝐒𝐄 - CARLISLE CULLENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang