FOURTY-TWO

497 64 11
                                    

Carlisle dengan tenang menghampiri Nesryn, melihat kegelisahan yang terpancar dari wajahnya. Dia memegang tangannya dengan lembut dan membawanya duduk di atas sofa. "Ada apa, Nesryn? Jika kau berubah pikiran tentang menjadi vampir, aku—"Nesryn menggeleng pelan, memotong kalimatnya.

"Tidak, bukan itu, Carlisle. Aku tetap akan menjadi vampir karena jika tidak, Volturi akan melakukan sesuatu yang buruk. Itu bukan hal yang ingin ku perdebatkan." Dia terdiam sejenak, menarik napas dalam-dalam, lalu menatap Carlisle dengan mata yang penuh keraguan dan harapan. "Tapi, Carlisle, apakah kau pernah ingin menjadi seorang ayah?"

"Mengapa tiba-tiba bertanya seperti ini Nesryn?" Carlisle bertanya tampak khawatir, apakah Nesryn berubah pikiran dan memilih untuk kehidupan normal tapi dia baru saya mengatakan dia akan—

"Carlisle, kita bisa. Kita bisa memiliki seorang anak. Jika aku tidak mandul." Nesryn meringis pada kalimat terakhir.

Carlisle menyentuh dagunya mengangkat wajahnya agar bertatapan dengan miliknya. "Nesryn? Apa maksudmu?"

"Edward dan Bella memiliki seorang putri, dia hybrid antara ayah vampir dan ibu manusia. Irina mengira itu adalah anak abadi dan melaporkannya pada Volturi, kau mengumpulkan saksi teman-teman vampir mu untuk menjadi 'saksi' akhirnya Volturi menerima fakta itu..... Ada vampir lain yang hybrid dia telah hidup 150 tahun." jelas Nesryn.

"Ada kemungkinan untuk kita juga Carlisle, itu berisiko tapi aku yakin kita bisa melaluinya." bisik Nesryn.

Carlisle terdiam sejenak, mencerna kata-kata Nesryn. Pandangannya beralih ke mata Nesryn yang penuh harapan. Dia tahu bahwa ini adalah topik yang sangat emosional bagi Nesryn, dan dia harus memilih kata-katanya dengan hati-hati.

"Aku... tidak pernah benar-benar mempertimbangkan kemungkinan itu," Carlisle akhirnya berbicara, suaranya lembut namun penuh pertimbangan.

"Selama berabad-abad, aku sudah menerima bahwa menjadi vampir berarti menyerahkan banyak hal, termasuk kesempatan untuk memiliki keluarga seperti manusia."

"Tapi Nesryn, ini bukan hanya tentang keinginanku tapi tentang mu, bagaimana apakah kau menginginkan nya?"

"Aku tidak pernah membayangkan memiliki seorang anak," kata Nesryn dengan suara yang sedikit gemetar. "Tapi Carl, jika kau ingin, kita bisa. Kita bisa mencoba untuk memiliki anak kita sendiri. Aku tidak pernah membayangkan menjadi seorang ibu karena... karena masa laluku. Orang tuaku dulu, mereka tidak memberikan contoh yang baik. Tapi di sini, bersama Reneé dan Charlie—mereka cukup baik, meskipun bukan yang terbaik, mereka memberiku gambaran bahwa keluarga bisa berbeda.

"Nesryn terdiam sejenak, mengumpulkan pikirannya sebelum melanjutkan. "Aku hanya takut, Carl. Takut bahwa aku mungkin tidak akan menjadi ibu yang baik, takut bahwa aku akan mengulangi kesalahan orang tuaku. Tapi ketika aku bersamamu, aku rasa kita bisa menghadapi apa pun." Nesryn tersenyum tipis.

Dengan lembut Carlisle membawanya ke dalam pelukan nya, yang dingin namun terasa membakar bagi Nesryn. "Terimakasih telah memberitahu ku Nesryn, terimakasih memberikan ku kesempatan yang tidak aku tahu bisa aku miliki."

Nesryn menangis karena lega. Keputusannya memiliki seorang anak bersama Carlisle tidak akan menjadi penyesalan nya. Dia tidak akan menjadi seperti orang tuanya, tidak akan, Carlisle tidak pernah bersikap kasar padanya dia tidak akan pernah.

"Aku mencintaimu." bisik Nesryn.

"Aku juga mencintaimu Nesryn, selalu."

Nesryn tertidur dalam pelukan Carlisle malam itu dengan baju panjang dan juga celana panjang karena suhu dingin Carlisle. Sementara pria itu merenungkan percakapan mereka. Dia beruntung bukan? Cara kerja universe memberikan nya sosok seperti Nesryn tidak akan pernah terdengar masuk akal.

𝐖𝐈𝐋𝐃 𝐑𝐎𝐒𝐄 - CARLISLE CULLENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang