FOURTY-ONE

419 57 2
                                    

Tak seperti biasanya, hari ini Forks hangat di terangi sinar matahari. Nesryn memutuskan untuk melukis di luar kediaman Cullen bersama Carlisle dan Alice. Ada juga Jasper yang sibuk bermain Catur bersama Alistair tidak jauh dari tempat mereka. Sementara sisanya berada di dalam dan untuk kasus Esme di taman miliknya, sibuk menambal kembali beberapa bunga-bunga yang layu.

Sementara Bella berada di sekolah masih sibuk dengan tugas-tugas nya Nesryn di sisi lain santai menunggu pengumuman kelulusannya di universitas yang telah ia daftar. Ia mendaftar pada jurusan Kriminologi. Diluar dugaan tapi ya Nesryn melakukan nya, dia memilih sebuah kota yang cukup aman jika dia berubah jadi vampir.

Universitas Aberdeen Skotlandia, menjadi pilihan nya dia telah menembak beasiswa untuk itu. Meskipun Carlisle tampak nya benar-benar tidak masalah jika Nesryn menghamburkan uangnya.

"Kenapa tidak ambil jurusan seni?"

"Mungkin lain kali." jawaban Nesryn yang dianggapnya biasa-biasa saja menurut Alice tidak seperti itu.

Gadis itu tiba-tiba memeluknya. "Kau benar-benar beradaptasi dengan baik." Nesryn menjadi sedikit tidak nyaman.

Mungkin dia harus membiasakan diri.

"Eh- yah itu bagus kan?"

"Tentu! Kau akan menjadi detektif yang hebat, Kriminologi dengan kemampuan mu adalah perpaduan yang sempurna. Aku bertanya-tanya jika kau di ubah apakah kekuatan mu seperti Aro atau malah melebihinya...."

Nesryn mengangkat bahu. "Well, kuharap tidak."

Membayangkan dirinya tersiksa dengan seluruh pengetahuan.... "Jika ia setidaknya ada sesuatu untuk mematikannya seperti saat ini telah aku lakukan. Mengerikan mengetahui segala sesuatu tentang orang lain, jika skala ruang untuk ingatan di otak vampir lebih banyak dari manusia aku masih tetap tidak yakin apakah aku akan waras."

Alice tertawa kecil, "Mungkin kamu akan mendapat kemampuan lain yang lebih menyenangkan, seperti membaca suasana hati orang lain tanpa harus tahu semua rahasia mereka."

"Itu Jasper." celetuk Nesryn sambil tersenyum tipis, mengamati bagaimana sinar matahari yang jarang muncul di Forks ini memantulkan cahaya di kulit Alice yang bersinar seperti berlian. Ia selalu terpesona dan agak belum terbiasa oleh keindahan vampir, namun juga tidak bisa mengabaikan sisi kelam dari kehidupan mereka.

Menjadi dirinya, selamanya.....

Carlisle yang sedang mengamati kanvasnya dengan seksama, akhirnya angkat bicara. "Kau sudah membuat keputusan yang baik, Nesryn. Kriminologi adalah pilihan yang mulia. Dan jika kau memang tertarik pada seni, itu selalu bisa menjadi jalan kedua."

Nesryn mengangguk, merasa lebih baik dengan dukungan dari Carlisle. Ia menatap kanvas di depannya, mencoba memusatkan perhatian pada lukisan yang sedang ia kerjakan. Pemandangan hutan Forks dengan sentuhan peri fiksi khayalannya.

Meskipun keputusannya untuk masuk ke jurusan Kriminologi mungkin tampak tidak biasa, ia merasa itu adalah sesuatu yang benar-benar ingin ia lakukan, sesuatu yang memberinya tujuan dalam kehidupannya yang baru ini.

Sementara itu, Jasper dan Alistair yang sedang bermain catur tampak tenggelam dalam permainan mereka. Sesekali, Jasper mencuri pandang ke arah Nesryn, seolah mencoba membaca suasana hatinya. Jasper memang dikenal dengan kemampuannya untuk merasakan dan memanipulasi emosi, dan ia tampaknya merasa bahwa Nesryn sedang mengalami pergulatan batin.

"Jika kau ingin bicara tentang apa pun, Nesryn, kau tahu kami semua ada di sini untukmu," ujar Jasper tanpa mengalihkan pandangannya dari papan catur.

Nesryn mengangguk lagi, merasa  hangat walaupun masih terasa aneh memiliki banyak orang perhatian padanya diluar Carlisle, ibunya, ayahnya dan Bella. Ia menyadari bahwa meskipun hidup di tengah keluarga Cullen memiliki tantangan tersendiri, ia tak bisa meminta keluarga yang lebih peduli.

𝐖𝐈𝐋𝐃 𝐑𝐎𝐒𝐄 - CARLISLE CULLENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang