TWENTY-THREE

1K 126 3
                                    

Carlisle menatap Alice dengan khawatir. "Tiga pengembara mengikuti nya; aroma Carlisle ada di sweater nya." Bisik Alice. Matanya terlihat ketakutan. Tanpa menyebutkan nama, mereka sudah tahu siapa yang di maksudkan.

Alice mengambil teleponnya, dengan sabar menunggu Nesryn mengangkat nya. "Halo?" suara dari seberang terdengar suaranya seperti tertahan. "Dimana kau sekarang?" Alice bertanya dengan nada netral.

"Perjalanan pulang." Nesryn menjawabnya dengan cepat.

"Dia tahu dia dalam masalah." Bisik Edward dalam frekuensi vampir.

"Aku baru saja kembali membeli whiskey. Kau tahu tempatnya bukan? Kupikir kau juga harus ke sana." Nesryn memberikan petunjuk dimana dia berada itu.

"Dia pintar." Emmett memuji.

Edward langsung pergi keluar jendela depan Carlisle di belakang nya. Mereka melalui hutan forks dengan mudah. Mereka sudah mengenal hutan ini selama setahun, perjalan menuju ke pengembara itu cukup muda bagi Edward.

Dia sampai beberapa meter di belakang pengembara itu. Edward menatap mereka bertiga, membaca pikiran dan niat mereka. Untunglah mereka hanya penasaran dengan aroma Nesryn.

"Halo yang di sana." Carlisle berbicara.

Salah satu di antara tiga pengembara itu maju. "Jadi Carlisle Cullen? Pemimpin Olympic Coven." Dia menyeringai.

Carlisle mengangguk. "Itu aku. Kami tidak ingin melakukan konfrontasi hanya memperingatkan kalian untuk tidak melakukan penyerangan terang-terangan di sekitar sini, orang-orang mulai waspada." Ucap Carlisle dengan senyuman palsu yang dia pelajari dari Aro.

Persuasi adalah hal yang penting baginya. Dia harus membuat ketiga pengembara ini setidaknya agak menjauh dari kawasan nya, sebelum para serigala melakukan Shift kembali karena insting mereka terbangun.

"Tentu saja, kami tidak berniat menyerang terang-terangan. Bau seorang manusia hanya sedikit menarik perhatian kami. Baunya mirip dengan milikmu." Victoria dan Laurent di latar belakang saling memandang.

"Aku bekerja di rumah sakit, sebagai penyamaran jika kalian ingin tahu. Dia mungkin salah satu pasienku." Jawab Carlisle ramah.

Mereka bertiga saling bertukar tatapan kemudian James kembali menatap Carlisle. "Kalau begitu sampai jumpa Carlisle. Aku James, Victoria dan Laurent."

Mereka pergi tanpa berbalik dengan kecepatan vampir.

Edward menghela nafas lega. "Victoria tertarik dengan kepribadian Nesryn, dia merasakan ketakutan nya ketika mereka bertatapan." Jelas Edward.

"Haruskah kita mengawasi gerak-gerik mereka?" Edward bertanya.

"Selama mereka tidak berada dalam radius yang terlalu dekat dengan rumah Swan. Jangan melakukan apapun."

....

Nesryn menggigit jarinya dan tegang dia mengingat nya. Alasan James mengejar Bella, karena hal yang tidak bisa dia lakukan pada Alice. James bertemu Alice sebelum dia berubah menjadi vampir tetapi ketika James merasakan bahwa Alice adalah penyanyi nya seorang perawat yang juga vampir mengubah Alice.

Perawat itu terbunuh dan Alice kehilangan ingatannya.

Dia tidak bisa diam. Jika vampir itu kembali mengincar Bella atau sekarang dirinya karena suatu hal plot sudah berubah.

Satu-satunya cara menyelamatkan hidupnya adalah memberitahukan seseorang. Nesryn dengan ragu mengambil teleponnya.

To Carlisle Cullen

Apakah kau sibuk besok? Aku perlu memberitahu sesuatu.


Besok jam makan saat jam makan siang kita bisa bertemu. Haruskah aku menjemputmu?

𝐖𝐈𝐋𝐃 𝐑𝐎𝐒𝐄 - CARLISLE CULLENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang