ELEVEN

1.6K 188 12
                                    

Suara keras menghantam telingaku, suara besi bertemu dengan benda keras membuatku panik dan sesak nafas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara keras menghantam telingaku, suara besi bertemu dengan benda keras membuatku panik dan sesak nafas. Mobil itu seharusnya menghantamku. Sesuatu mencegahnya terjadi.

Aku hidup.

Aku tahu bagaimana rasanya sekarat dan itu tidak terasa seperti kondisiku saat ini. Dengan begitu aku memberanikan diriku untuk membuka mataku, apa yang terjadi hingga aku tetap hidup? Siapa yang mencegahnya terjadi.

"Kau baik-baik saja?" Suara itu berbisik. Aku menatap tangan pucat kokoh yang menahan mobil. Cincin di tangan itu. Aku ingat dari kelas sejarahku.

Dia menyelamatkanku, aku masih di takdirkan untuk hidup untuk kedua kalinya aku bahagia tentang fakta aku masih hidup. Namun mengapa?

"Mengapa?" Aku bertanya pada Jasper.

Mengapa dia menolongku? Mengapa dia mengekspose dirinya untuk menyelamatkanku. Dia tidak menjawab pertanyaan itu, tapi aku yakin dia merasakan kegelisahanku.

Bella? Jessica? Bagaimana mereka?

"Mereka baik-baik saja." Dia menjawab sepertinya aku tidak sengaja berbicara keras.

Suara kebisingan menggangguku. Itu semakin membuatku pusing, adrenalinku masih mengaliri darahku. Sial, sial, sial efek kupu-kupu dari peristiwa ini akan menciptakan sesuatu dan aku tidak tahu apa. Jasper tidak akan pernah melakukan hal seperti ini di plot aslinya.

Jantungku berdetak kencang, rasanya jantungku akan melompat keluar. Aku benci menjadi pusat perhatian dan benci suara keributan ini.

Aku tidak bisa bangkit dari dudukku, kakiku benar-benar kaku. Tidak bisa digerakkan. Jasper dengan cepat menggendongku untuk keluar dari tempat terkutuk itu, di antara truk Bella dan Van Tyler. Aku melihat di sudut mataku Bella sedang berdebat sesuatu dengan Edward. Disisi lain Jessica sudah di dekatku. Dia menangis suara tangisannya terdengar.

"Apakah ada luka terbuka?" Suara lembut bertanya. Itu Alice. Aku hanya memberikan senyum kecil pada wajahnya yang panik sebelum membiarkan mataku terpejam dan bersandar pada bahu dingin Jasper.

Twilight benar-benar menjadi dunia yang menyenangkan sekaligus menantang maut bagiku.

Tidak ada ketenangan bagiku jika aku menjadi saudara dari tokoh utama sebuah novel.

...

"Tidak ada bagian yang sakit lainnya?" Dokter yang membalut kaki Jessica bertanya. Aku tidak menyadari bahwa kakinya terkilir. "Maaf Jess." Aku bergumam. Masih memejamkan mataku.

Merasakan mual yang tidak aku inginkan. Mengapa aku selalu merasa mual saat dalam kondisi yang menyebabkan tekanan? Tidak ada tulang atau bagian tubuhku yang terluka hanya urat lenganku yang seperti tertarik. Secara harfiah tertarik, aku menduga efek menggunakan kekuatan besar secara mendadak ketika mendorong Jessica dan mendorong Bella.

"Ada yang mau permen mint?" Aku menawarkan. Ruangan itu sunyi, aku hanya mendengarkan samar-samar gumaman tidak yang aku yakini dari perawat yang telah memeriksaku.

𝐖𝐈𝐋𝐃 𝐑𝐎𝐒𝐄 - CARLISLE CULLENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang