🌿19🌿

879 70 13
                                    

Buat kalian yang sudah vote dan follow author, author ucapkan terimakasih ♥(✿ฺ´∀'✿ฺ)ノ

Kuy lah lanjut baca lagi..

°•°•°•°•°•°•°•

"Apa kamu bilang?!"

Lulu diam. Gadis itu hanya menatap lurus pada ayahnya yang wajahnya merah tampak memerah menahan emosi.

"Bagaimana mungkin putra ku bisa melakukan hal bejat itu pada seorang siswi SMA?! Jawab!" Bentak pria tua itu sembari menatap nyalang pada Lulu yang mendengus pelan.

"Saya sudah bilang, putra mu itu memang brengsek!"

"Jaga mulut mu!" Kali ini wanita tua yang sedari tadi diam menyimak yang bersuara.

Lulu tersenyum sinis. Gadis itu tetap tenang meski posisinya kini sudah terpojokkan oleh dua orang tua dihadapannya itu.

"Saya kesini tidak meminta lebih, tapi saya hanya ingin teman saya mendapat pertanggungjawaban dari putra kalian!" Ucap Lulu dengan nada tegas.

"Bajingan!" Pria tua itu maju dan merengsek kerah baju Lulu. Matanya menghunus tajam, namun Lulu tak menghiraukan tatapan tajam itu.

"Bagaimana mungkin?!"

Lulu terkekeh pelan. "Kenapa Anda malah bertanya kepada saya? Kenapa tidak Anda tanyakan pada putra Anda sendiri?"

Lulu menghempaskan tangan ayahnya dengan kasar. "Keluarga ini benar-benar tidak ada yang waras."

"Apa maksudmu?!" Geram wanita tua itu dengan kedua tangan terkepal kuat.

"Coba lihat saja.. seorang suami yang buta akan cintanya pada sang istri yang rakus akan harta, menyedihkan!" Ujar Lulu dengan wajah dramatisnya.

Plak!

Lulu tertawa sinis. Pipinya terasa panas akibat tamparan keras ayahnya. Gadis itu tidak mengaduh atau menangis, karena tamparan ini hanyalah tamparan kecil baginya. Ia sudah terbiasa.

"Pergi!" Usir pria tua itu dengan wajah memerah emosi.

Cklek!

Pintu ruang tamu terbuka. Menampilkan dua orang berbeda usia yang menatap pemandangan di ruang tamu dengan tatapan berbeda.

"Cih, tanpa di usir pun saya juga akan pergi!" Lulu menyahut tasnya yang berada di sofa. Gadis itu berjalan mendekati dua saudara yang masih mematung diam tak bergerak sedikitpun dari tempatnya.

"Mau apa lo kesini? Oh, jangan-jangan Lo diusir dari rumah suami Lo terus Lo ngemis-ngemis buat tinggal disini lagi?" Seorang gadis dengan seragam yang sama dengan Lulu itu bertanya dengan nada geram.

Lulu tertawa kecil. Lucu sekali gadis dihadapannya itu, ckck. Dengan raut wajah mengejek, Lulu berkata. "Tidak ada yang mau mengemis untuk kembali tinggal di neraka ini, Ria.."

Aria mendengarnya pun mengepalkan tangannya kuat. Namun, gadis itu tetap diam dan tak menyahuti ucapan Lulu.

Pandangan Lulu beralih pada pria muda yang berada di samping Aria. Gadis itu tersenyum.

"Tanggung jawab kalo Lo emang cowok, dulu Lo ngoceh tentang tanggung jawab, sekarang coba Lo buktiin kalo Lo emang tau tentang tanggung jawab." Ujar Lulu lalu dengan sengaja melewati dua saudara itu dengan menabrak bahu keduanya.

Deni yang mendengar ucapan Lulu melebarkan matanya. Pemuda itu ingin mengejar Lulu, namun urung saat dirasakan sebuah tinjuan keras mendarat di wajahnya hingga mampu membuatnya tersungkur.

"Jelaskan! Yang dibilang anak itu adalah bohong! Jelaskan Deni!"

Deni diam. Pemuda itu tak menyahut apapun ucapan sang ayah, pria itu masih cukup terkejut dengan tindakan ayahnya.

"Katakan!" Desak sang ayah dengan tidak sabarnya.

"Baiklah, Deni akan katakan yang sebenarnya.."

*

"Lulu!!"

Kepala Lulu menegak. Gadis yang tadinya sedang mengamati anak-anak kecil yang bermain di taman, langsung teralih fokus pada seorang pemuda yang baru saja meneriaki namanya.

Zio, suaminya yang sekarang tengah berlari-lari kecil menghampiri dirinya.

"Kok belum ganti seragam?" Tanya Lulu sembari mengenakan kupluk hoddie yang dipakainya.

"Eh?" Zio yang sudah sampai di depan Lulu menunduk mengamati seragamnya yang memang belum di ganti. Cowok itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal, ah, dia memiliki kebiasaan tidak mengganti seragam sekolah pada hari Sabtu, dengan alasan sekalian kotor.

"Kebiasaan.." cengir Zio yang dibalas gelengan pelan Lulu.

"Gue kelamaan ya jemputnya?"

Lulu kembali menggeleng pelan. "ngga kok, ngga lama.." jawab Lulu seraya kembali mengembalikan fokus pada sekumpulan anak-anak yang sedang bermain bersama di taman.

"Heeeh, pada main bola.." Tutur Zio.

"Disini emang rame anak-anak kecil, setiap sore sepulang sekolah mereka juga sering main disini.."

Zio menoleh menatap Lulu di sampingnya. "Lo dulu juga sering main disini?"

Zio diam menatap Lulu yang tiba-tiba tampak terlihat muram. Ia tak mengerti, tapi ia sangat jelas turut merasakan rasa suram yang begitu pekat di hawa sekitar Lulu.

"Eh.." Lulu menoleh tiba-tiba saat Zio menjatuhkan kepalanya pada bahu Lulu. Cowok itu menyandarkan dahinya, seraya memejamkan matanya seperti sedang meresapi sesuatu.

"Zi?"

"Hm?"

"Lo kenapa?" Ujar Lulu dengan suara lembutnya.

Zio menggeleng pelan. Entah kenapa tiba-tiba rasa takut menyergap hatinya, Zio takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada istrinya.

"Lu.." Zio mendongak menatap wajah Lulu dengan tatapan sayunnya. Tatapan keduanya bertemu, terkunci untuk beberapa saat.

"Bisa janji satu hal sama gue?"

Lulu diam. Ia masih tak paham dengan tujuan Zio berucap demikian. Bahkan gadis itu tetap diam saat Zio menariknya masuk dalam dekapan hangatnya. Dengan lembut, cowok itu melingkarkan kedua tangannya pada tubuh Lulu yang terasa kecil namun pas dalam pelukannya.

"Gue mau Lo janji sama gue.." kata Zio pelan seraya meletakan dagunya pada puncak kepala Lulu.

"Janji?"

Zio mengangguk. Cowok itu mengeratkan pelukannya pada Lulu, kemudian sedikit merunduk hingga beberapa helai poni rambutnya menutup sebagian wajahnya.

"Janji sama gue, bahwa Lo bakal tetap baik-baik aja.."

Lulu diam. Gadis itu tak menjawab, ia malah membalas pelukan Zio dengan melingkarkan kedua tangannya pada pinggang Zio. Memeluk Zio dengan pelukan tak kalah erat.

Di seberang jalan, seorang gadis diam dengan tatapan kosong menuju pada dua sejoli yang saling berpelukan di tepi taman itu.

"Neng, mobilnya sudah bisa dijalankan.."

"Jalan, kita pulang sekarang.." ujar gadis itu dengan nada datar seraya mengalihkan pandangannya ke arah lain. Tak kuasa terus melukai hati nya kala ia melihat dua orang itu.

•°•°•°•°•°•°

Meh, author update lagii nihh...

Kuylah kasih votenya o((*^▽^*))o bila perlu komen juga ya..

Bye bye, sampai ketemu lagi di part depan sayang kuuuh o(^▽^)o.

Good Or Bad Couple? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang