🌿1🌿

2.9K 150 8
                                    

Follow dulu yuk yang belum🔥❤️.

Wp ||@fidelianavikifetrika


°•°•°•°•°•°•

"Dare! dare! dare!"

Seorang pemuda bersurai coklat tampak mengusak kasar rambutnya sendiri. Kedua matanya melotot tajam pada botol air mineral yang ujungnya mengarah kepadanya.

Kenapa harus dia??!

"Sesuai janji, kagak ada turth lagi nih ya, Lo," Kata seorang pemuda yang kepalanya diikat oleh sebuah dasi abu-abu sekolah. Dia, Andreas.

"Hum, kalo lo tetep milih turth." Sosok cowok berambut jabrik tampak menggerakkan jari telunjuknya sendiri di bawah dagu dengan gerakan dramatis, seolah sedang memperagakan gerakan memotong sebuah leher. Dia, Adlan.

"Udahlah Zi, pilih dare aja, apa susahnya sih.." kali ini giliran sosok cowok berkulit coklat, tampak tersenyum lebar seraya merangkul hangat pundak cowok bersurai coklat itu yang berucap. Dia, Viko.

Fahzio Putra Wijaya, nama lengkap pemuda bersurai coklat itu. Ia berdecak kesal. Sekarang ini ia tengah merutuki ujung botol mineral yang mengarah padanya. Menyebalkan!

"Gue turth aja!" Zio masih tetap kekeuh untuk memilih turth daripada dare. Bukan takut bukan pula Cemen. Zio hanya terlalu malas untuk repot. Karena ia yakin, teman-teman gilanya pasti akan membuat dirinya kesusahan jika memilih dare.

Jadi, lebih baik dia menghindar, kan?.

"Kagak! Kagak! Lo udah janji, Lo harus pilih dare pokoknya!" Seru Andreas yang diangguki setuju oleh Aldan dan Viko.

"Ck, gue ngga ngerasa pernah janji begituan! Kalo gini, mendingan gue udahan aja lah." Zio sudah hampir beranjak pergi dari tempatnya. Tapi apa daya, Andreas malah bergerak cepat untuk memiting leher Zio diantara ketiak dan lengannya.

"Mau kabur kemana Lo? Ck, Cemen amat dah Lo perasaan jadi laki, cuma pilih dare, apa beratnya?"

Bibir Zio terkatup rapat. Kalau seandainya saja orang-orang yang memberikan tantangan padanya tidak segila teman-temannya ini, dia pasti akan fine fine saja.

"Gue jadi ragu Zi, Lo laki apa cewek si? Cemen amat perasaan!" Cetuk Aldan yang membuat Zio mendelik tajam. Haruskah dia menjawab secara rinci pertanyaan Adlan itu? Zio rasa tidak perlu, ia sudah jelas terbukti lelaki.

"Ck, Lo pada tau nggak sih, gue itu bukannya takut, tapi gue tuh ogah ribet!" Elak Zio, yang langsung disambut tawa yang berderai dari Andreas, Viko, dan Adlan.

"Heleh, ngomong aja lo takut, pake ngeles segala." Ejek Viko dengan wajah menantang.

"Gue ngga takut!" Elak Zio lagi.

"Oke, kalo lo ngga takut ayo pilih dare.." ujar Adlan yang kembali diangguki setuju oleh dua orang lainnya.

Zio memejamkan matanya erat-erat. Menghembuskan nafasnya secara perlahan. Apa boleh buat. Dengan cepat Zio kembali membuka matanya.

"Oke!" Nada tegas keluar begitu saja dari mulutnya, tapi itu semua sungguh tak sesuai dengan jantung hatinya yang mulai ketar-ketir tak karuan. Zio cemas.

Tiga teman-teman Zio tersenyum lebar, lebih tepatnya tersenyum jahat. Mereka mungkin sedang merencanakan hal gila yang akan menjadi sebuah musibah untuk seorang Zio.

"Eh, pak botak lewat tuh!"

Serempak tiga cowok lainnya menoleh ke arah yang ditunjuk Andreas. Zio meneguk ludahnya sendiri dengan kasar. Sial, perasaannya semakin tak karuan.

Andreas tersenyum jahil ketika melihat wajah pias Zio saat melihat pak Prapto yang disebutnya sebagai pak botak barusan.

"Gue tau tantangan yang cocok buat Zio sekarang," Cetuk Andreas yang kembali menarik perhatian tiga cowok di depannya itu, termasuk Zio yang mulai merasa hawa di sekitarnya mulai tak mengenakkan.

"Apa?" Tanya Viko dan Adlan kompak.

Andreas melebarkan senyumnya yang tampak terlihat menyeramkan di mata Zio sekarang ini. "Gue tantang Lo buat kissu pak botak."

(Kissu = cium)

Mati!

Zio melotot tajam. Apa-apaan?! Cium pak Prapto?! Zio rasa nyawanya sebentar lagi akan segera pergi meninggalkan raganya. Teman-temannya sungguh gila!

"Ogah!"

Tawa Andreas, Viko dan Adlan kompak tertawa ngakak ditempat.

"Gue ngga mau kalo gue disangka homo sama pak Prapto!" Zio berkata seraya mengidik ngeri membayangkan tragedi yang akan dialaminya. Jika saja, ia benar-benar melakukan tantangan gila dari teman-temannya ini.

Andreas menyeka sedikit air mata yang keluar dari sudut matanya. Cowok itu berdehem untuk mengontrol tawanya sejenak, seraya menggelengkan kepalanya pelan. "nggak mau tau, Lo harus lakuin tantangan dari gue!"

Zio mendesah pelan. Ia tahu, meski ia menolak sekeras mungkin, teman-temannya ini pasti akan tetap kekeuh memaksanya. Dan pasti, mereka akan menerornya habis-habisan dengan kata-kata cemen karena tidak mau memilih dare.

Akhirnya dengan terpaksa, Zio bangkit dari duduknya. Cowok itu mulai berjalan keluar kelas, untuk melaksanakan tantangan teman-temannya.

"Zi!"

Zio menoleh, ia menatap tiga temannya yang mengepalkan tangan masing-masing dan menggerakkannya, seolah sedang menyemangatinya dari jauh. Teman sialan emang!.

Zio menghembuskan nafas beratnya. Dalam hati ia mulai berdoa, semoga saja ia masih baik-baik saja setelah kejadian ini.

Kaki Zio mulai melangkah maju. Ditatapnya pak Prapto yang masih berdiri di depan pintu kelas seraya menelpon seseorang, dengan tatapan ragu.

Fuuhh..

Kedua mata Zio mulai terpejam. Ia merasa jantungnya berdebar di setiap langkah yang ia ambil.

Cup!

Rasanya jantung Zio berhenti berdetak. Rasa lembab dan kenyal begitu terasa di bibirnya, dan tanpa ditanya lebih lanjut, ia sudah tahu benda apa yang menempel dibibirnya itu.

Detik-detik berlalu. Perlahan, Zio mulai membuka matanya.

Deg!

Rasanya jantung Zio ingin melompat dari tempatnya, saat matanya langsung bertemu tatap dengan mata hazel tajam nan indah seorang gadis.

Tunggu! Seorang gadis? Ha?!

Zio menjauhkan wajahnya cepat. Sedetik kemudian ia terpaku diam. Ia bukan mencium pak Prapto tapi malah mencium seorang gadis.

What!?

Belum selesai dari terkejutnya, Zio langsung merasakan tarikan keras di telinga kanannya. Zio menoleh, wajahnya semakin pias saat melihat wajah gahar pak Prapto sudah tersaji di depannya.

Darurat 1000%!!

"Dasar anak muda tak tau malu! Apa-apaan kalian main tak senonoh di depan kelas dan di depan guru, ha?!" Bentak pak Prapto.

"Bapak nggak mau tau, kalian harus segera ikut ke ruang BK sekarang!" Tanpa banyak kata lagi, pak Prapto langsung menarik dua remaja itu secara paksa menuju ruang BK.

Sejak saat itu, sebuah kisah kedua remaja tersebut dimulai.

°•°•°•°•°•°•

Vote ⭐️

Komen🗨️

Jangan lupa..

❤️❤️

Good Or Bad Couple? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang