🌿9🌿

1.1K 95 3
                                    


Vote dulu gan😭 👉🌟👈

Kalo udah mari baca..

°•°•°•°•°

Sah

Satu kata yang sudah membuat Zio secara resmi berubah status sekarang ini. Dari seorang bujang menjadi seorang yang sudah beristri diusia yang masih terbilang terlalu dini.

Ya, hari ini Zio telah resmi menjadi seorang suami dari Lunaira Devindra. Sudah sejak seminggu dari kejadian lamaran mendadak itu, kini ia sudah resmi melepas semuanya, yaitu masa mudanya.

Memang awalnya kedua orang tua Lulu sempat menentang keras semua ini hingga pada akhirnya terpaksa menyetujui semuanya, karena Lulu yang tetap bersikeras untuk menerima lamaran keluarga Zio.

Awalnya keluarga Zio mulai curiga, hingga suatu pikiran buruk menerpa. Mereka sempat berpikir, bahwa Lulu hanya menginginkan harta saja.

Namun, entah dapat keyakinan darimana, Zio sangat percaya bahwa Lulu bukanlah gadis seperti itu.

"Zio?"

Zio mengerjap pelan, cowok itu menegakkan tubuhnya ketika mendapati sang bunda yang baru saja memanggilnya.

"Bunda?"

Sella tersenyum lembut, wanita itu mendudukan dirinya disamping putranya. "Kamu kok disini sendirian, Lulu mana?"

"Tadi dia bilang ingin ke toilet sebentar." Jawab Zio yang langsung membuat Sella mengangguk mengerti.

Wanita itu bergerak mendudukan dirinya di dekat sang putra.

"Tadi, bunda sempat mendengar percakapan Lulu dan ibunya."

Kedua mata Zio terbalak terkejut, percakapan? Percakapan apakah itu?

"Bunda tidak tau pasti inti dari percakapan mereka, tapi yang dapat bunda simpulkan, saat mereka berbicara, pancaran kebencian benar-benar terwujud nyata di dalam mata mereka, saat saling menatap.." Sella mengalihkan tatapannya kepada Zio yang masih dengan wajah terkejutnya.

"Taukah kamu bahwa mereka bukan ibu dan anak kandung?"

Deg!

Entah kenapa rasanya jantung Zio seperti terhantam sesuatu. Berdenyut dan nyeri.

"Mereka saling melempar tatapan benci dan perkataan kasar yang tak patut.." imbuh Sella lagi, dan berhasil membuat Zio semakin terkejut.

"Bunda, bolehkah Zio bertanya?" Tanya Zio.

Sella tersenyum tipis menatap putranya kemudian mengangguk pelan, "tentu."

"Apakah bunda percaya, bahwa Lulu adalah gadis baik?" Tanya Zio lagi.

"Bunda percaya.." Zio terdiam mendengar jawaban bundanya.

"Lulu adalah gadis baik.."

Zio menunduk dalam, "kenapa bunda bisa sepercaya itu?"

"Kamu ingin tahu?"

Zio mendongak menatap bundanya kemudian mengangguk cepat, ia sangat penasaran.

Melihat respon putranya, Sella sedikit terkekeh ringan. Tangannya terangkat pelan untuk mengelus lembut surai putranya.

"Bunda percaya, karena setiap melihat pancaran mata Lulu, bunda seperti melihat bunda saat masa muda dulu.."

Zio mengerut tak mengerti.

Sella tersenyum tipis, "bunda bisa melihat kesedihan dan semangat secara bersamaan dari pancaran matanya."

*

"Jadi, kita tidur satu kamar?"

Zio yang sedang merapikan kasur tempatnya tidur langsung berhenti mendadak. Ditatapnya sosok Lulu yang sudah berdiri di ujung ranjang dengan piama tidur motif Doraemon yang terlihat lucu dipandangnya. Eh? Zio apa yang telah ia pikirkan?.

"Zi?"

"Eh ya?" Zio sedikit salah tingkah saat menyadari Lulu menatap dirinya dengan tatapan mata intens.

"Kita tidur barengan?"

Zio menggaruk tengkuknya merasa gugup, kemudian tersenyum canggung. "Y-ya, eum, Ga papa kan? Kalo lo ngga mau tidur sekasur sama gue, gue bisa nebeng tidur di kamar Zidan."

Lulu menghela nafas pelan, gadis itu mulai naik dan merangkak ke atas kasur.

"Nggak usah, gue ngga masalah kok kalo tidur sekasur.." ujar Lulu dengan senyum tipis.

"Eum, o-oke.." Zio langsung memalingkan wajahnya ke arah lain, sial dia gugup.

"Lo tenang aja, gue ngga bakal macem-macem kok.." imbuh Zio meyakinkan. Cowok itu segera bergerak merebahkan dirinya di kasur dengan posisi membelakangi Lulu.

Tanpa bisa ia tepis, jantungnya berdegup sangat kencang saat ia merasakan kasurnya sedikit bergerak, karena Lulu sepertinya sudah memposisikan dirinya untuk tidur di kasur sampingnya.

Hening, kedua remaja yang sudah sah menjadi suami istri itu kini tidur saling membelakangi.

"Terimakasih.."

Zio tersentak diam saat mendengar suara lirih Lulu.

"Untuk?"

Hening..

Zio menghela nafas, mungkin Lulu sudah tidur karena kelelahan sehingga tak mampu melanjutkan kata-katanya.

Disaat-saat mata Zio sudah semakin memberat, telinganya mendengar suara Lulu yang berkata sesuatu. Namun, karena kesadarannya sudah diambang batas, Zio sudah tak lagi mendengar dengan jelas suara itu berkata apa.

***

Yeayyy..

Vote nya gan..

Jangan sider ntar author gigit loh jempolnya😳👍.

Good Or Bad Couple? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang