°•°•°•°•°
Mengusak kasar rambutnya sendiri, Zio kini terlihat gelisah di tempatnya. Bagaimana tidak gelisah? Istrinya dari tadi yang ia tunggu kedatangannya tidak kunjung menampakkan batang hidungnya.
"Sebenarnya kemana Lulu? Ck." Zio berdecak kesal, oh ayolah rasa khawatirnya memuncak sekarang.
Jika dihitung-hitung lagi, ini susah 6 jam sejak Lulu meminta ijin padanya melalui pesan chat karena ingin menyelesaikan sesuatu dan Zio sangat khawatir sekarang dengan gadis itu.
"Belum juga pulang bang?"
Zio menoleh matanya menatap Zidan yang berjalan menghampirinya yang sedari tadi berdiri di teras rumah. Zio hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
"Lo nggak coba telfon temennya?"
Zio menggeleng, "gue nggak ada kontak temennya Lulu."
Zidan terdiam kemudian matanya beralih menatap sorot lampu mobil yang menyorot ke arah mereka, dan dia tahu itu mobil siapa. Mobil itu memasuki pekarangan rumah dan tepat berhenti di depan teras.
"Loh kalian kok ada di luar?" Tanya Arsell yang baru saja keluar mobil diikuti istrinya, Sella.
"Zio menunggu Lulu."
Sella mengernyitkan dahinya bingung saat mendengar jawaban Zio. Matanya melirik Zidan yang hanya diam lalu kembali menatap pada putra sulungnya, "kalian tidak pulang bersama?"
Zio menggeleng, cowok itu menggigit bibir bawahnya sendiri dengan perasaan gusar. "Eum, kami sedang berselisih."
Sella dan Arsell saling bertukar pandang.
"Cuma salah paham karena Abang mudah dihasut," sahut Zidan dengan suara acuhnya.
"Dihasut?" Cicit Sella dengan mata sedikit bergetar.
"Eum iya sedikit, tapi Zio berniat minta maaf kok, mungkin Zio emang yang salah terlalu ambil perkataan orang."
Sella terdiam sejenak kemudian mengangguk mengerti, "lalu sekarang Lulu kemana?"
Zio menghembuskan nafasnya secara berat, "itulah kenapa Zio ada disini, Zio menunggu Lulu yang katanya ada urusan sebentar."
Zio mengalihkan pandangannya menatap layar ponselnya yang masih sama seperti sediakala, tidak ada chat atau pun panggilan balas dari Lulu.
"Zio sudah menghubunginya, tapi entah kenapa Lulu tidak menjawabnya."
"Mungkinkah ponselnya kehabisan baterai?" Kata Arsell yang langsung diangguki oleh Sella.
"Bang nggak adakah temen deketnya kak Lulu yang kontaknya lo ada?" Tanya Zidan sekali lagi yang kini membuat Zio berfikir keras.
"Ah iya," Zio mengingat sesuatu di kepalanya. Pemuda itu terlihat mengutak-atik ponselnya sebentar sebelum mendekatkan benda pipih itu ke telinganya.
"Hallo?"
"Yo, Zi, kenapa?"
"Eum, Lo punya nomer Arlen?"
Hening sejenak sebelum seseorang diseberang sana menjawab pertanyaan Zio.
"Ada, emang lo mau ngapain?"
"Gue mau nanya sesuatu sama Arlen, tolong kirim kontak Arlen sekarang ke gue, Vik."
Viko diseberang sana tampak berdehem sejenak lalu melirik ke arah sampingnya, dimana seseorang yang dimaksudkan Zio sedang terbaring tak berdaya di ranjang pesakitan rumah sakit.
"Emang lo mau nanya apa?"
"Gue mau nanya soal Lulu, apa Arlen lagi sama Lulu?"
"Lulu? Ah, tadi dia sama gue kesini nganter Arlen kerumah sakit, dan dia udah balik sekitar empat lima jam yang lalu, kenapa?"
Mata Zio terbelalak saat mendengar kata 'rumah sakit' dari mulut Viko.
"Rumah sakit?"
Terdengar oleh telinga Zio, Viko disana menghela nafas. "Arlen keguguran."
Zio tersentak kaget, oh dia tidak mendengar itu. "Ha?!"
"Ini semua gara-gara Aria sama si brengsek itu, mereka berniat mencelakai Arlen, Arlen kehilangan anaknya tapi beruntung tadi Lulu datang tepat waktu sehingga kami bisa membawa Arlen kerumah sakit meski sedikit terlambat."
Tubuh Zio menegang, jadi Lulu sudah tidak ada disana bersama Viko? Lantas kemanakah istrinya itu?.
"Lulu... Sekarang dimana?" Tanya Zio sekali lagi mencoba memastikan.
"Gue nggak tau sekarang,"
"Oke, makasih infonya, Vik."
"Oke."
Sambungan telepon itu dimatikan. Zio terlihat sangat gelisah sekarang, berpikir dimanakah istrinya berada sekarang?
"Jadi? Dimana Lulu?" Tanya Sella yang langsung mendapati gelengan oleh Zio.
"Kata Viko Lulu udah pergi sejak sekitar lima empat jam yang lalu, dan jika itu memang benar seharusnya Lulu udah sampai sejak tadi," kata Zio dengan tatapan khawatir.
Semuanya terdiam terlihat berpikir kemanakah Lulu sekarang, hingga bunyi klakson mobil berbunyi nyaring membuyarkan segalanya.
Dua mobil berhenti di depan rumah mereka, dan kali ini Zio sangat dibuat terkejut saat melihat siapa yang turun dari salah satu mobil itu.
Kenapa dia ada di sini?!
*
Disisi lain, Zefa kini sudah berdiri dari duduknya. Wajahnya tampak terkejut dengan sedikit gurat ketakutan mulai terlihat di wajahnya saat melihat wajah Aria yang kini entah mengapa terlihat menyeramkan di penglihatannya.
"Lo gila?! Maksud lo, gue harus ikut kerja sama Lo sebagai ganti rugi karena gue batalin kerja sama kita secara sepihak?! Ha?!"
Aria diam, gadis itu membuang Putung rokoknya yang masih menyala lalu menginjaknya menggunakan sepatunya.
"Nggak ada cara lain buat lo ganti rugi! Lo harus ikut gue!"
Zefa menggeleng kuat, "nggak! Gue nggak akan pernah mau ikut sama Lo!"
"Kenapa? Bukannya jelas Lo bakalan untung besar kalo lo mau ikut gue kerja di tempat gue??"
Zefa berdecih sinis, "lo mau gue kerja sebagai wanita penghibur, Lo pikir gue perempuan nggak punya otak dan harga diri kayak elo?! Nggak! Sampai kapanpun gue nggak bakal mau ikut lo!"
Aria tertawa sinis mendengar hal itu, kakinya mulai melangkah maju mendekati Zefa yang kini sudah berjalan mundur karena mulai ketakutan.
Langkah Zefa berhenti seketika. Tubuhnya menegang saat merasakan punggungnya menabrak sesuatu yang terasa seperti dada seseorang.
Mata Zefa semakin terbelalak saat melihat seringai lebar Aria.
"Lo nggak akan pernah bisa kabur dari gue," ucap Aria dengan senyum mengerikan yang semakin melebar.
Dan saat itu Zefa hanya bisa berharap. Berharap bahwa waktu dapat diulang dan dia menolak tawaran gadis iblis dihadapannya itu saat dia mengajaknya bekerja sama. Tapi rasanya semua itu percuma. Tepat saat rasa keputusasaannya hampir melingkupinya, Zefa dapat merasakan tarikan seseorang yang sangat kuat seolah sedang mencegahnya untuk menyerah.
Dan saat itu Zefa menyadari apa kesalahannya sebelumnya.
Salahkah kalau dia menyesal sekarang?
°•°•°•°•°•°
Yoshhh mantap part-nya panjang, buahahah!!
Gimana? Suka ga part-nya dah panjang?
Sukalah ya masa si ga suka, hehe
O(≧▽≦)Ovote dan komen kalian jangan lupa yeu✨✨
Ahaha, author pamit undur diri duluan yeu, bye bye✨✨🏊🏊
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Or Bad Couple? [END]
Teen Fiction"nikahi gue!" "Apa?! Lo gila?!" "Gue waras! nikahi gue!" "Shit, gimana bisa?! Gue masih SMA!" "Gue ngga nanya status Lo! Gue cuma minta satu!, N-I-K-A-H-I G-U-E!" "GILA!" * Zio dan Lulu adalah sepasang insan remaja yang dipertemukan dalam sebuah tra...