CHAPTER||TUJUH BELAS RETAK💔

357 32 12
                                    

"kita sama-sama tersakiti kenapa tidak saling menyembuhkan saja"
.
.
.

"Jam segini baru pulang" ucap Maya yang dari tadi sudah menunggu virco pulang

"Hm"jawab vir singkat

"Seharian kemana aja"ujar maya
"Tadi bunda di panggil kesekolah karena kamu bolos lagi hari ini, sebenarnya kamu niat gak sekolah"bentak maya

"Maaf bun"ucap satria

"Sehari aja bisa gak jangan jadi anak nakal,sehari aja bisa gak jadi kaya Satria, bunda heran kenapasih kamu itu selalu bikin bunda malu,selalu membantah"

Vir hanya diam,dia tahu ini riseko nya jika dia nekat bolos,karena kemarin dia sudah di ancam oleh pihak sekolah jika bolos lagi dia orang tuanya akan di panggil dan dia akan di skor selama seminggu. Tapi kali ini dia bolos bukan tanpa alasan,dia bolos karena khawatir dengan Tara. Tapi Tara bahkan tidak memerlukan nya,jangankan menghargai dia malah menyuruh vir padahal untuk menemuinya butuh perjuangan dan riseko seperni ini. Hm sudahlah wanita kan tidak mungkin salah.

"Kalau bunda ngomong itu di jawab"

"Iya maaf bun"

"Sehari aja kamu belajar jadi anak yang baik,sehari aja jangan jadi beban buat bunda sehari aja kamu belajar jadi seperti satria sehari aja vir" teriak maya pada vir

"Jadi selama ini bunda menganggap aku beban" jawab vir pelan penuh penekanan

"Gak gitu juga vir" nada suara Maya mulai turun

"Sekali aja bunda pernah gak mikirin perasaan vir,pernah gak bunda jadi bunda sehari aja"ucap vir pelan " aku rindu tidur di pangkuan bunda,aku rindu senandung lagu tidur yang biasa bunda nyanyikan,aku rindu di suapin makan,aku rindu di peluk,aku rindu masa-masa itu bun,aku tanya sama bunda,apa bunda bisa balik kaya dulu lagi apa bunda bisa sayang dan perhatian kaya dulu lagi,enggak kan!!!"

"Vir coba mengerti,kamu udah dewasa mana mungkin bunda manjain kamu kaya gitu lagi"bela maya

"Gak bun,ini bukan tentang dewasa karena perhatian itu hilang sejak papa meninggal sejak itu semua kebahagian aku juga ikut mati,sejak saat satria mengambil alih semua nya sejak satria dan hanya satria yang menjadi anak bunda" ucap vir dengan nada tinggi

"Vir dengerin bunda duu"belum habis maya bicara vir sudah memotong kata-kata nya

"Apa yang perlu aku dengar lagi bun,aku tau bunda bakal ngomong bahwa satria sudah kehilangan ibunya, sekarang dia juga sudah kehilangan ayahnya jadi wajar jika bunda memberi dia perhatian lebih"

"Bunda pernah gak mikir,aku juga kehilangan ayah,aku bahkan tidak pernah melihat wajah ayah aku,Dan saat bunda nikah lagi sama papa aku mulai ngerasain rasanya punya seorang ayah punya seorang pelindung buat aku dan bunda, punya keluarga lengkap,tapi semua gak bertahan lama,kenapa saat papa meninggal kasih sayang dan perhatian bunda ke aku juga ikut mati bun,kenapa yang bunda perdulikan cuman satria,aku anak kandung bunda aku darah daging bunda tapi kenapa selalu dia yang menjadi anak unggul. Aku gak minta di nomor satukan bun,aku hanya tidak ingin merasa seperti anak buangan. Itu aja :) "

"Vir" ucap maya pelan

"Bunda pikir aku gak tau,setiap pagi bunda selalu bangunin satria,setiap pagi bunda selalu buatin dia bekal,setiap pulang sekolah bunda selalu meluangkan waktu untuk mendengarkan ceritanya,setiap malam bunda selalu ngecek dia ke kamar apa dia udah tidur atau belum apa dia tidur pakai selimut apa dia tidur nyenyak'' vir berusaha menahan air matanya

RETAK [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang