Untuk yang selalu setia membaca cerita ini aku ucapkan terimakasih yang teramat banyak.
Selamat membaca ✨
*****
Akan ada saat nya daun yang layu gugur dan daun yang baru tumbuh
~~~~
Untuk jiwa yang sudah tidak bernyawa
Untuk mata yang tidak bisa ku tatap
Untuk setiap hembusan napas yang sudah putus
Untuk sebuah senyum yang hilang.
Aku mencintaimu tanpa jeda
Menyayangi mu tanpa batas
Merindukan mu tanpa henti.
Semua tentang mu
Semua yang kamu lakukan
Seluruh dunia boleh meninggalkan ku,tapi tidak dengan diri mu.
Semua orang boleh membenci ku tapi tidak dengan diri mu.
Tapi Tuhan terlalu menyayangi mu,dia menjemput mu terlalu cepat,bahkan sebelum kamu mengajariku bagaimana caraku hidup tanpa diri mu
Andai saja aku tahu itu adalah kali terakhir aku bisa bicara dengan mu
Andai saja aku tahu itu kali terakhir aku bisa menatap mata mu.
Akan ku jadikan itu malam paling berkesan.
Ingin ku dekap dirimu dalam peluk yang paling hangat,ku bungkam dunia,ku musnahkan waktu.
Tapi aku tidak bisa. Aku terlalu lemah aku tidak berdaya.
Aku hanya menangis saat mereka memakaikan kain putih di tubuh mu.
Aku hanya bisa menangis melihat tanah mulai menutupi wajah mu.
Sesekali ingin ku berlari,medekap mu kembali
Tapi tangan-tangan besar itu memegangi ku erat,mereka memegangi ku. Sesekali membisikkan kalimat penenang untukku.
Mereka menahan ku untuk memeluk ibu ku.
Mereka menutup nya.
Tanah itu.
Hari itu.
Tangis itu.
Ibu sudah benar-benar tiada hari itu.
Aku kalah,tak bisa menang melawan takdir.Tara mengakhiri puisinya,tapi air matanya belum berakhir. Semua penonton di guncang dengan puisi yang dia bacakan sebagai penutup acara hari ini.
Prook....prookk...riuh suara tepuk tangan,entah karena kagum atau kasihan.
Tara turun dari panggung,karena sudah tidak kuat lagi menatap mata puluhan ibu di sini. Mengingat bahwa tidak akan ada bunda di antara semua ibu itu.
Vio dan Alit membantunya menuruni panggung, keadaan Tara masih tidak sehat tapi dia kekeh ingin tetap tampil dan membacakan puisi itu.
"Lo baik-baik aja kan ra"tanya Alit,karena wajah Tara terlihat sangat pucat.
"Puisi lo keren,gue suka"ucap Satria yang tiba-tiba menghampiri mereka.
Tara tersenyum kecut tidak berkata apa pun.
"Sekitar 20 menit lagi pengumuman kejuaraan,semoga lo menang ya" kata satria,lalu berjalan meninggalkan Tara.
Detik berikutnya tubuh Tara tumbang
Dubruk....jatuh ketanah.
Alit panik dan berteriak,membuat semua mata fokos ke arah mereka.
***
Jam menunjukkan pukul 19.30 tapi gadis di depannya ini belum sadarkan diri dari tadi sore.
Satria mengecek handphone nya, membuka aplikasi WhatsApp nya, membaca satu per satu keluhan yang di utarakan rekan nya di grup osis .
KAMU SEDANG MEMBACA
RETAK [HIATUS]
Novela JuvenilAku harap ini dongeng dan ku harap ini hanya penghantar tidur saja. Tidak apa-apa jika aku sudah terlanjur luka Tapi tolong jangan lanjutkan cerita ini !!! Aku sudah terbiasa dengan air mata Aku juga sudah kebal dengan kecewa Tapi ini ? Sudahlah ku...