#28.ISSUES
↬⚪●◑♧◑●⚪↫
"Kenapa gak ngajak aku bareng hari ini?" Tanya Aileen dengan senyumnya, walau dari sisi manapun, kentara mata cewek itu agak sayu.
Davin yang baru duduk, jadi menoleh ke arah cewek itu dengan datar, "Gue bareng Seli." Setelah itu, Davin mengambil buku kumpulan soal fisika-nya dari dalam tas.
"Kemarin kenapa kamu tinggalin aku?"
Aileen hanya melihat cowok itu, dalam hati berharap agar dia memberi penjelasan, nyatanya cowok itu hanya diam. Walaupun, Aileen sudah tau alasannya, dia berharap cowok itu cerita.
Namun, dia terlihat membuka bukunya dan mengambil pulpen, tak berniat buka mulut sama sekali. Tangannya memegang pulpen, tanpa kunjung menulis. Malah, dia menatap Aileen.
"Apa lagi?" tanya Davin, cewek itu menggeleng. "Yaudah, minggir. Gue mau nulis. Risih kalo diliatin."
Aileen melihat Davin sebentar, lalu menghembuskan nafas. Tiba-tiba keinginan untuk belajar ilmu santet kepada Seli semakin besar.
↬⚪●◑♧◑●⚪↫
"Ih gimana sih, kok lo malah bareng Seli?!!" desis Andrea kesal menatap Davin nyalang. Tatapannya mengunci cowok itu rapat-rapat.
Davin menoleh ke arah gadis cantik itu. Saat bell istirahat telah didentangkan, dua lengannya langsung ditarik dia dan Audrey, seakan keduanya telah menunggu istirahat dan cepat mengambil dirinya, agar dia tak kemana. Sekarang disinilah dia, disidang mereka di ujung sudut lorong 11 IPA, agar orang-orang tak mendengar. Mereka bertiga sedang duduk sila, dengan Davin di depan mereka berdua, seperti hakim.
"Dek, Aileen cerita. Akhirnya dia pulang sama Dafa," terang Audrey, ikut menatap nyalang. Tidak ada gurat konyol yang selalu dia tunjukkan, sehingga bentuk wajah asli jutek Audrey terpampang. "Liat? lo malah ngebuka jalan buat mereka."
"Gue disuruh bunda, gimana bisa nolak." Davin membuang kepalanya, merasa kesal sendiri sebenarnya. Entah kenapa dia merasa dipepet dan disudutkan begitu saja oleh dua gadis itu, tanpa mereka ngerti, bahwa sebenarnya dia pun tak punya pilihan.
"Lo tau apa yang gue liat di Seli? dia tuh cuma butuh attention, dia suka attention. Dia gak suka kalo ada yang lebih,----"
Davin dengan cepat memotong omongan Audrey, matanya otomatis menajam menatap cewek itu. "Dy, lo gak biasanya mihak satu sisi. Lo selalu jernih & mature. Ini jelas bukan lo." jelas Davin tajam.
"Karena spekulasi dan feeling lo sering akurat, lo ngerasa berkuasa dalam menyimpulkan. Lo gak tau apa-apa soal masalahnya, jadi diem aja."
Audrey terdiam dengan lidah kelu dan tercekat. Sebenarnya ada sebuah pukulan di dada-nya, mendengar lontaran pedas dari Davin. Davin tidak pernah berkata se-menohok itu seumur dia menjadi sahabatnya lebih dari 10 tahun. Ke-gelisahan didadanya, semakin menggebu, bahkan kalau saja dia bukan cewek yang terkenal tahan banting, dengan mudah dia menitikkan airmatanya yang sekarang sekuat mungkin dia tahan. "Terserah."
Andrea jadi menoleh diam-diam ke Audrey yang membuang pandangan, merasakan apa yang cewek itu rasakan.
"Soal Dafa, gue udah nelfon kalian 40 menit sebelumnya. Ayam Bakar Bu Cinta gak jauh, harusnya kalian udah sampai disekolah, bahkan waktu tempuhnya gak sampai setengah jam. Lo berdua kemana?"
Andrea dan Audrey tak langsung menjawab. Namun, akhirnya Andrea membuka suara. "Terus, buat balik ke sekolah gak muter?! gak macet?!" tanyanya dengan nadanya nyolot yang terdengar sangat menyebalkan, bahkan Andrea sendiri kalau ditanya orang lain dengan nada seperti itu, bisa-bisa menampar langsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
STEP #DavAileen (SELESAI)
Teen Fiction[WARNING: CERITA TIDAK SERU, JANGAN DIBACA!!!!] Berbeda dari semua cewek yang pernah mendekati Davin, jika Davin menolaknya telak mereka akan berhenti, namun... Aileen berbeda. Aileen tidak menyerah dan nekat. Aileen tidak akan berhenti, sampai mend...