move

1.4K 195 68
                                    

#23.MOVE

↬⚪●◑♧◑●⚪↫

"Sekarang?" tanya Ami.

"Iya," jawab Sadam.

Sadam menengok pada Davin, menunjukkan isyarat melalui kepalanya, yang berarti dia ingin bicara serius diluar.

Davin langsung meletakkan pulpennya dan menurut. Dia membuntuti Sadam dan Ami yang didepannya.

Ami menghentikkan langkahnya begitupun Sadam, saat mereka sudah jauh dari keramaian anak Warjok. Kini hanya mereka bertiga.

Sadam dan Ami saling lihat-lihatan, belum juga memulai percakapan. Davin hanya menatap mereka secara berganti.

Ami menyikut Sadam, lalu dengan pelototannya, dia mengisyarakatkan agar cowok itu yang memulai. Sadam dengan senyum pasrah mengangguk-anggukan kepalanya.

"Tadi lo denger apa yang terjadi sama Aileen?" tanya Sadam akhirnya.

Davin mengangguk saat tau arah pembicaraannya.

"Eum, dek, kata Kirana, Aileen beneran jadi inceran Warpat."

Ami dan Sadam tak langsung melanjutkan. Mereka kembali sikut-sikutan. Lalu tatapan Sadam seolah berkata, "gue kan tadi udahan mantannn, gantian luuu!"

Ami yang mempelototinya balik mengisyaratkan, "Gentleman first lah!"

Davin menatap kedua senior didepannya dengan datar. Keinginan untuk menyentil masing-masing jidat mereka, benar-benar ingin dia lakukan sekarang.

Ami berdehem setelah perang batin dengan Sadam. Sadam tersenyum menang, dengan tangannya dia mempersilahkan Ami berbicara.

"Sebulan ini dia aman, buat setelahnya dia bakal selalu jadi inceran," ujar Ami menggantung, dia langsung membuang pandangannya sambil menggesek-gesekkan kakinya ke pasir.

Sadam jadi berdehem, lalu menyikutnya. "Ayo Amira, kuatkan imanmu."

Ami jadi tersadar kembali. Dia menghembus dan mengeluarkan nafas untuk mengontrol kegugupannya. "Dia butuh pelindung."

Terlihat Ami yang langsung mencubit-cubit telapak tangan Sadam. Dia begitu gugup dengan jawaban Davin.

"Oh, nanti gue kasih tau Aska."

Ami langsung terdiam dengan wajah melongo. Dia dan Sadam jadi automatis menengok. Jadi.. gugup mereka sia-sia?

Lagian nih cowok gak mudeng ya? Atau jangan-jangan menghindar...

"Bukan Aska, tapi lo," jawab Sadam jadi tegas.

Davin mengulaskan senyum tipis tak berdaya. "Kenapa gue?"

Sadam tersenyum. Dia menepuk pundak cowok itu, seakan mengerti apa yang Davin pikul akan sangat berat.

"Siapa yang dia sukain?" tanya Sadam menatap cowok itu nyalang.

"Siapa yang dia kejer? Siapa yang dia harapin? Siapa yang dia ekspetasiin? Buat siapa dia lupa harga dirinya?"

Davin diam, Ami juga. Dia jadi menimang dalam hati, sudah benarkah keputusannya? Lantas, kenapa dia mendadak merasa bersalah. Perasaan bersalah itu membuat Ami tak berani menatap Davin.

"Kalo suka sama orang, orang itu alasan dari semua alasan. Alasan kenapa cuma dia yang mau lo denger, kenapa berubah demi dia, kenapa dia harus jadi orang pertama yang tau, kenapa dia beda dari orang lain, kenapa cuma dia, kenapa harus dia."

Davin hanya bisa menatap Sadam tanpa kata.

"Gue bisa aja nyuruh Aska, tapi sedeketnya dia sama Aska, Aska bukan orang itu."

STEP #DavAileen (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang