behind

1.2K 194 70
                                    

#15.BEHIND




↬⚪●◑♧◑●⚪↫




"Davin!"

Panggilan dari belakangnya, serta baju belakangnya yang sedikit ditarik, membuat Davin menoleh. Dilihatnya Seli. Wajah Davin langsung lebih menajam, masih kesal dengan kejadian tempo lalu.

"Susah mau ngomong sama lo daritadi. Mumpung sekarang lo sendiri, em..... mau ke kantin gak? lo mau makan apa, gue bayarin."

Davin mendengus dingin. "Gak. Gak tertarik."

Seli menggigit bibirnya, mati gaya. "Please.... jangan diemin gue kayak gini. Iya, gue salah banget, makanya gue mau minta maaf. Jadi, ayo omongin di kantin, ya? please...."

Seli yang memohon dengan kefrustasian, membuat Davin menghela nafasnya. "Yaudah."

Davin jalan duluan, diikuti Seli dibelakangnya. Cewek itu terlihat tidak mengajak Davin berbicara sama sekali, karena masih canggung.

Sampai di kantin, Davin memilih meja yang paling pelosok. Saat baru masuk tadi, dia baru sadar istirahat dicampur. Mungkin Bundari nekat mencampur, karena jika mereka berantem hari ini, hukumannya bukan main-main. Akan ada pembersihan secara akbar oleh kedua geng.

Davin dan Seli kini sudah duduk berhadap-hadapan. Davin menumpukan kepalanya pada tangan kirinya, menatap cewek itu, menunggu dia membuka mulut.

"Gue gak tau selama ini bunda gak ngebolehin lo Warjok, makanya gue santai aja ngomongnya....."

Davin menatap Seli tajam dengan kedua tangan ditautkan, menumpu dagunya. "Dan lo siapa se-berhak itu buat campur urusan gue."

Seli langsung menatap ke wajah cowok itu yang kelewat tajam. Dada-nya gelisah sendiri mendengar perkataan dingin cowok itu. "D-Davin, gue gak akan ngomong apa-apa lagi ke bunda lo, gue janji. M-maafin gue Vin...." Setelah itu Seli menunduk sembari menekan-nekan jarinya dengan kuku.

Davin yang memperhatikan, jadi mendengus lalu membuang pandangan. Dia menghela nafas, mengendurkan ketajaman wajahnya. "Sekarang lo udah tau. Jangan ngomong apa-apa lagi soal berantem ataupun geng ke bunda."

Seli mengangguk, masih menunduk.

"Yaudah, gue minta maaf juga sekasar itu tadi." Ujar Davin, membuat Seli langsung mendongakkan kepalanya, tersenyum tipis dengan bahu lebih ringan.

Davin yang dari kejauhan melihat anak Warjok mulai memasuki kantin, mulai berdiri. "Sel, gue ke meja anak Warjok."

Seli ikut memandang ke arah pintu masuk, sambil mengangguk. Davin pun perlahan pergi.

Davin mulai berbaur ke anak Warjok yang melangkahkan kaki ke meja paling pojok kanan. Bundari telah memberi perintah bahwa meja tengah akan dikosongkan, daripada ada keributan. Soalnya, kali ini istirahatnya disatukan. Cara pemberantasan perkelaian antar dua pihak adalah, menaruh anak IPA disisi kanan, sedangkan IPS disisi kiri .

Pemisahan antar IPA dan IPS yang dikarenakan dua geng, terdengar seakan kedua jurusan tidak berteman, namun anak yang bukan geng walau beda jurusan tetap saja berteman tak ada halangan, walau tak bisa dipungkiri, kedua jurusan lebih sering bermain dengan sesama jurusan.

Sesudah duduk, para anak kelas 10 tanpa disuruh, bertanya kepada kakak kelas mereka perihal menu makanan yang akan dipesan. Merasa sudah semua, mereka langsung berpencar ke kios masing-masing makanan. Agak lama, mereka pun membawa makanan dan minuman, tak lupa para kelas 11 & 12 mengucapkan terimakasih, lalu mereka mulai makan bersama.

STEP #DavAileen (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang