regret

948 200 215
                                    

#53.REGRET



Happy 50K, yang menjadi pembuka buat 50M, bahkan lebih, AAMIIN






↬⚪●◑♧◑●⚪↫












"Kakak, mau main ayunan sama kita gaakk???"

Suara anak kecil, beserta tangan Davin yang dia goyang-goyangkan, membuat cowok itu yang sedang terbuai pada lamunannya jadi menoleh.

Davin yang sedang malas diganggu, hanya merespon si anak kecil dengan wajah datarnya, tapi anehnya, senyum si anak kecil itu langsung berubah. Dia seperti takut, lalu mengumpat di balik anak lelaki yang tentu Davin kenal sebagai adiknya Ali yang paling bungsu.

Davin lupa, wajah yang menurutnya datar seringkali orang lain katakan dingin dan jutek.

"Lala, mukanya Kakak Adek emang serem tauuu..... Tapi dia baik pernah jajanin akuu!!"

Davin mau mengumpat tapi diurungkan karena ada anak kecil, jadilah dalam hati. Panggilan yang Ibrahim sebut tadi adalah ajaran Ali padanya.

Davin sendiri, pada dasarnya biasa saja dengan anak kecil ditambah suasana hatinya tidak baik, dia tidak merespon mereka melainkan kembali mengarahkan pandangannya ke depan, dan berkutat pada pikirannya.

"Baim, kita pergi aja yuk! Kakak Adek kayaknya lagi marah...."

Davin sendiri sebenarnya merasa konyol, menetap di taman yang dipenuhi bocah TK-SD. Kakinya belum termotivasi untuk bangkit darisana, karena kepalanya masih mencoba mencerna apa yang terjadi tadi.

Cukup lama dia terdiam, sampai akhirnya spot kosong disebelahnya diduduki membuatnya sontak menoleh. Davin segera memasang wajah tajam, merasa tidak suka.

"Lo pasti tau, gue deketin Aileen karena apa. Tapi tenang, dia udah tau, dan tadi baru aja akhirin segalanya. Jadi, gak usah khawatir soal gue lagi."

Mengetahui dari Audrey perihal bagaimana seorang Dafa ke Aileen dulu, membuat Davin membencinya. Anehnya, dibanding beranjak Davin lebih memilih mendengarkan apa yang ingin cowok itu bicarakan padanya.

"Seli, gak ada yang lebih penting bagi dia, selain dirinya sendiri, meskipun itu nyakitin atau ngerebut sesuatu punya orang lain."

Walau tak menengok, Davin jelas mendengar cowok itu. Soal itu, daridulu Davin sudah tahu.

"Sikap Seli yang gampang deket sama cowok, itu pesonanya yang bikin cowok-cowok naruh atensi ke dia, termaksud gue. Ditambah, pas dia cerita masalah keluarganya, rasanya gue mau jadi orang yang dia tumpuin. Gue mau jadi segalanya buat sekelilingnya.

Bener, cinta bikin buta dan serakah, karena gak ada yang lo mau selain bisa sama dia. Sadar gak sadar, lo ngelakuin semuanya buat dapetin dia. Sekalipun ngorbanin temen lo sendiri."

Dafa terdiam, lalu melanjutkan perkataannya. "Emang betul ya, kita baru sadar kehilangan yang berharga, setelah kehilangan segalanya."

"Gue pernah di posisi lo, berakhir nyesel karena lebih pilih Seli yang ternyata semuanya semu. Dia pacaran sama gue, cuma buat nunjukin menang dari Aileen yang kebetulan waktu itu suka sama gue. Perkataannya soal keluarga, atau bahkan kalau dia menunjukkan ketertarikan, itu semua palsu. Dia cuma butuh attention. Dia bakal berlagak victim yang bikin iba, karena dia suka perhatian."








↬⚪●◑♧◑●⚪↫









Begitu sampai rumah, Davin langsung merebahkan dirinya ke kasur. Dia memijat pelan sisi kepalanya, merasa pusing. Entah itu karena perihal yang sedang menimpamya, maupun dirinya yang terlalu lama dibawah teriknya siang matahari.

STEP #DavAileen (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang