#38.AFTER
↬⚪●◑♧◑●⚪↫
Davin memasuki kelas Seli yang sangat sepi, pertanda teman kelasnya yang lain sudah pulang, tersisa hanya cewek itu.
Davin menaruh tangannya di dahi cewek itu, mengecek suhu tubuhnya. Benar saja, terasa panas.
"Berdiri."
"Pusing, Davin."
Davin menatap cewek itu lama. Terus apa maksudnya?
"Makanya, berdiri. Bunda nyuruh gue anterin lo kerumah sakit."
"Pusinggg!!"
Davin mendengus. Merasa kesal, cewek ini yang bertele-tele tidak jelas, entah apa maunya. "Ngomong yang jelas!"
Seli yang terlihat menjulurkan tangannya, membuat Davin menengok ke arah sana. Davin langsung mengerti apa mau cewek itu.
Agak lama Davin hanya melihat dan terdiam, merasa ragu haruskah dia menggamit tangan cewek itu atau tidak. Namun pada akhirnya dia lakukan, dengan tujuan sebatas membantu Seli. Dia pun jadi melepas hoodienya, lalu memberikannya pada Seli.
Setelah keluar kelas, keduanya sontak jadi pandangan publik para murid yang belum pulang. Mereka sontak berbisik dan memandang.
"Bukannya Davin sama Aileen yaaa?? Seli apaan dah....."
"Ih anjir gandengan! perasaan Davin sama temen deket cewek lainnya aja gak nyampe begitu....."
"Kayaknya bener deh. Si Aileen nikung Seli lagi...."
↬⚪●◑♧◑●⚪↫
"Kalau belum sembuh, besok istirahat di rumah aja ya, Seli. Ini untuk resep obatnya, dikasih ke instalasi farmasi," jelas si dokter sambil memberi resepnya ke Davin.
Davin pun berdiri dari kursi, mengambil tasnya, dan membopongnya. Dia pun menenteng tas Seli juga, di tangan kirinya.
Seli pun ikut berdiri dengan langsung menggandeng tangan kanan Davin.
"Makan yang teratur jangan lupa. Cepat sembuh ya, Seli!!"
"Iyaaa dok. Makasih yaaa dok....." senyum Seli. Setelah itu, dia dan Davin keluar dari ruangan itu.
Keduanya pun melangkah ke instalasi farmasi. Davin menaruh tas mereka dibangku, bersamaan dengan Seli yang duduk disana. Setelah itu, Davin menyuruh Seli untuk menunggunya sebentar, sembari dia menebus resep didepan.
Davin pun kembali lagi ke tempat duduk, menunggu sampai dipanggil. Davin menengokkan kepalanya kaget saat Seli tiba-tiba menyenderkan kepala dia dibahunya. Agak lama menunggu, akhirnya nomor urut Davin dipanggil, dia membangunkan cewek itu pelan, lalu kembali lagi membopong dan menenteng tas dia dan Seli.
Sesudah mengambil, dia dan Seli berjalan menuju motornya. Disaat menjalankan motor, Davin dapat merasakan tangan cewek itu melingkari pinggangnya. Davin jujur saja, merasa tak nyaman sebenarnya. Dia memang tidak suka skinship, selain itu, ada yang mengganjal, entah apa. Namun itu semua dia tepis, karena cewek itu sedang sakit.
Sesampainya depan rumah cewek itu, Davin turun dari motornya. Keduanya menuju pintu rumah dan Seli tengah membukanya. Masuk-masuk kedalam, Davin langsung menaruh tas cewek itu di sofa.
"Udah kan. Gue pulang."
"Davin, temenin gue sebentar, ya?" Mohon Seli, mengenggam tangan Davin, menahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
STEP #DavAileen (SELESAI)
Teen Fiction[WARNING: CERITA TIDAK SERU, JANGAN DIBACA!!!!] Berbeda dari semua cewek yang pernah mendekati Davin, jika Davin menolaknya telak mereka akan berhenti, namun... Aileen berbeda. Aileen tidak menyerah dan nekat. Aileen tidak akan berhenti, sampai mend...