win

1.3K 187 44
                                    

#21.WIN

↬⚪●◑♧◑●⚪↫

"Kata Sadam dia udah omongin sama Rafi, malming nanti jadinya di Ring K," kata Aska memberitahu.

Aska itu koordinator Warjok angkatannya, jadi pastinya dia duluan yang diberitahu.

"Boxing atau kickboxing?" tanya Ali.

"Boxing."

"Gue kira tahun ini ditunda. Sekolah sekarang makin ketat soal tawuran. Gue heran gitu loh, kenapa mereka gak berani bubarin geng, jelas-jelas bisa bikin akreditasi turun," komentar Fahri.

"Biasa, kayak gak tau aja, asal ada duit semuanya lancar. Lagian Gimana mau bubarin kalo donatur aja kebanyakan di Warjok & Warpat," kekeh Ali, membuatnya langsung ingat teman dekatnya, Jonathan yang merupakan donatur.

"Suka bingung gak sih kenapa kita gak gabung sama Warpat aja? Kita gak pernah tau alasan kenapa Warjok, Warpat nge-volunteerin diri jadi Korut & Korsel," ucap Fahri bingung, Aska dan Ali mengangguk sama sedangkan Davin diam, tapi dalam hati setuju juga.

"Simpang siur sih, yang tau alasan jelasnya cuma angkatan 1. Mereka sengaja nutupin gak sih?" tambah Aska.

Ali dan Fahri mengangkat bahu tak tahu, lalu mereka memilih keluar dari topik itu. Mereka membahas beberapa topik seru, contohnya misi mereka berdua buat ngeprank satu sekolah. Saat Aska bertanya misinya, baik Fahri dan Ali sama-sama melemparkan seringaian rahasia.


"Dia kenapa?" Tanya Davin tanpa angin tanpa hujan tanpa badai tanpa gerimis, membuat mereka jadi sepenuhnya menatap Davin. Bingung sendiri.

Ali yang paham langsung mengeluarkan senyum jenakanya. Kapan lagi kan bisa godain Davin. "Dia sape sih? Eli Sugigi?"

"Ha ha?? Siapa dah? Nelan?" Tanya Fahri bingung, yang kebetulan melihat Bu Wulan sedang mewanti-wanti murid yang mengeluarkan kemeja, membuat pemuda itu buru-buru memasukkan kemejanya.

Murid unyu nan imut kayak dia pasti suka dijadiin sasaran empuk para guru, begitu pikirnya.

"Aileen??" Tanya Aska, Davin mengangguk kecil sebagai jawaban.

Fahri memukul kecil pundak Davin ala banci saat melihat jawaban cowok itu. "Aduh, si akang pake acara dia-dia an, gak mau sebut nama. Aku kan mana ngerti kode-kode begituan..."

"Inilah mengapa sekolah itu penting," celetuk Ali dengan senyum mengejeknya, lalu dia berganti melihat Davin. "Tumben lo nanyain Aileen dek? Ciee... Adek suka sama Aileen.."

"Adek Davin suka Aileen~!" Nyanyi Ali dengan tepukan tangannya, lalu diikuti Fahri.

"Adek Davin suka Aileen~!"











"ADEK DAVIN SUKA AILEEN!!"












"ADEEEEEKKK DAAVIIIN SUKAAA AILEEEEENNN!!!!!!"



Davin menatap kesal kedua temannya yang berada di depannya. Berkat kehebohan mereka, sekarang orang yang berlalu lalang jadi melihat kearahnya. Awas aja habis ini tuduhan dia suka sama cewek itu jadi nyebar gara-gara mereka!

"Ribut," dengus cowok itu memiting dua leher mereka kencang agar diam.

Ali dan Fahri langsung meminta ampun, meskipun leher Fahri dan Ali rada sakit, rasanya sangat puas bisa meledek Davin. Ngusik cowok pendiam tuh kesenangan tersendiri bagi, apalagi jailin Aileen, lebih kali seru karena cewek itu mudah ditipu dan cengeng.

"Emang kenapa deh, gue juga gak tau. Tapi emang gue liatin tuh bocah hari ini senyum terus," ujar Aska. Daritadi dia mau ikut Aileen, Audrey, Ali ngebacot, tapi PR-nya belum selesai.

STEP #DavAileen (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang