{Prolog}

32 8 1
                                    

Perkenalkan,aku adalah Embun.Kamu pasti tau Embun kan?

Ya! Yang biasa kamu lihat setiap pagi,bisa di kaca jendelamu,pada bunga yang ditanam di depan rumahmu,juga di pohon-pohon yang ada di sepanjang jalanan.

Sebenarnya Embun itu ada dimana-mana,namun kamu hanya bisa melihatku di tempat yang ada di sekitarmu saja.

Orang bilang,Embun itu menyejukan,Embun itu dingin,Embun itu kehidupan,Embun itu menjadi alasan beberapa makhluk ciptaan Tuhan hidup.

Namun,tak banyak juga yang mengabaikan aku.Banyak orang yang menginjakku,banyak orang yang membenciku,banyak orang yang merasa dirugikan karena keberadaanku.

Padahal,kehadiranku tidak akan lama,ketika matahari terbit perlahan-lahan aku akan menguap,aku hilang.

Di sini aku akan bercerita,suatu hari,aku tak sengaja hinggap di kaca jendela milik seseorang,dan pada saat pemilik kaca tersebut melihatku dia tersenyum lalu melukis kaca tersebut,apa yang ia lukis timbul karena air Embun milikku.Aku bahagia,karena ternyata ia menyukai ku,seseorang menyukai Embun,aku sangat menyayangi nya.

Namun,tak lama kemudian,aku merasa khawatir,karena sebentar lagi matahari terbit,aku akan menguap dan hilang dipermukaan kaca milik nya.Aku panik,aku sedih,karena aku akan meninggalkannya.

Pikiranku kalang kabut,apakah ia akan tetap mengingatku walaupun aku sudah pergi?

Namun nyatanya,ia lah yang menghilangkanku saat aku masih menempel dikaca jendelanya,padahal matahari belum sepenuhnya naik ke permukaan langit,hanya sebentar lagi.

Ia membersihkan permukaan kaca,menghapus lukisan-lukisan indah yang telah ia ukir sendiri.Lebih tepatnya,ia seperti ingin menghilangkanku,aku hanyalah Embun yang mengkotori kaca jendelanya,ia sudah tidak menyukaiku lagi.

Terimakasih,telah memberiku lukisan indah,aku tak menyangka,bahwa beginilah rasanya jatuh cinta.

Jatuh cinta yang sesungguhnya.

Jatuh cinta yang tidak hilang.

Saking jatuh cintanya aku kepada ia,aku tidak akan pernah ingin meninggalkannya.Maka dari itu,aku selalu datang pada pagi hari di kaca jendelanya.

Lalu aku akan berkata "Hai Rafasya,mulai pagi ini dengan senyuman,buka jendela kamarmu lalu hirup udara segar,apabila kaca jendelamu terlihat basah,maka sentuhlah,lalu ukir sebuah nama dengan jari telunjukmu!
Siapapun nama yang kamu tulis,rintik air yang mengalir kebawah permukaan kaca lah yang akan pertama kali kamu jumpai,ya,itulah aku.Embun."

~••~

Holaa Riders,kembali lagi di Rafasya!
Mungkin ada salahsatu dari kalian yang pernah baca,atau yaa hanya sekedar tau.Ya,ini memang cerita Rafasya yang dulu kalian kenal!

Sebenarnya aku sedikit muak dan malas bernostalgia,tapi entah mengapa Rafasya selalu ada dipikiran ku,bahkan terbawa mimpi.Saking tidak bisa move on nya!

Fix,aku bakalan kembali buat cerita ini dengan tokoh yang berbeda (Terkecuali Embun dan Rafasya) jalan cerita dan juga ada sesuatu yang berbeda pula!

Jadi,udah jelas yaa kalo cerita ini bakalan berbeda dari yang dulu ya Riders!

Stay tuned,dan semoga kalian betah dilapak ini yaa

Enjoy,relax

Salam manis,

Airis Yulia

Rafasya ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang