4.Awal sebuah kisah

15 4 0
                                    

Cukup aku menceritakan Cakra dan mulai lupakan Cakra pada bagian ini,karena aku sedang kesal pada teman-teman sekelasku,tak terkecuali pada Ayu dan Naya.

Hari ini sedang ada ulangan harian matematika,sebenarnya aku sudah selesai.Namun sembilan puluh lima persen penghuni kelas ini belum selesai.

Menatap jam dinding,sudah menunjukan pukul sepuluh pagi,dan seharusnya aku sudah berada di sekretariat adiwiyata.

Sekarang hari sabtu,hanya satu mata pelajaran dan sisanya eskul.Semua murid wajib eskul.Namun tak jarang juga siswa siswi yang kabur dan keluar lewat jalan tikus belakang kantin untuk hempas dari sekolah.

"Sudah ya anak-anak,ibu udah kasih kalian tiga puluh menit lagi untuk mengerjakan tapi yang selesai hanya tujuh orang,jadi sekarang,selesai atau tidak,kumpulkan!" ibu Hayati,cantik dan masih muda,makanya kami betah belajar matematika dengan beliau,namun karena ulangan harian ini mendadak,jadi banyak dari kami tidak membaca kembali rumus.

Aku bernafas lega setelah keluar dari kelas,aku meringis ketika seseorang menarik rambut ku yang diikat cepol.

"Kenapa Naya?"tanyaku.

"Kamu mau ga bolos eskul? Aku sama Ayu mau pulang lewat belakang kantin,nanti kita main sambil bikin seblak di rumah Ayu!" ajak Naya menyesatkan.

Aku menggeleng "Maaf Nay,aku gak bisa,sekarang ada pemilihan ketua eskul adiwiyata,kalo sekarang aku ga hadir,aku bakalan dikeluarin dari eskul," kataku memelas.

Naya mengerucutkan mulut diikuti dengan Ayu berekspresi kecewa.

"Yaudah deh Bun,gak pa-pa,semangat eskul nya ya!" kata Ayu.

"Iya makasih,semangat juga ya kalian bolosnya! Awas ketauan pak satpam!"

~••~

Aku terdiam sebentar di ambang pintu,semua pasang mata sudah mengarah padaku.

"Silahkan masuk Embun," ucap ibu Fatimah.

Dengan langkah kecil aku masuk sambil menunduk malu,meremas rok biruku dengan keras.

"Kita mulai ya,sekarang kita akan ada pemilihan ketua adiwiyata ya.Ibu sudah cek absensi,dan ibu memutuskan untuk mengambil calon ketua dari kehadiran,ada tiga orang yang akan menjadi kandidat,yang pertama ada Ratna dari kelas delapan A,kemudian yang kedua itu ada Via dari kelas delapan D,dan yang terakhir adalah Embun dari kelas delapan F."

Jikalau ada portal yang membawaku kerumah,aku memilih menghilang saja.Lihatlah tatapan ibu Fatimah,berbinar dan penuh harapan kepadaku.Untuk kali ini aku menyesal karena tidak membolos.Terbayang rasa seblak yang seharusnya aku santap bersama Naya dan Ayu sambil menonton film dilan.

Seharusnya juga aku eskul satu bulan sekali saja menghindari saat saat seperti ini,harus dipilih menjadi salah satu dari tiga kandidat.Menolak? Hmm,bisa saja.Tapi setelah aku pikir lagi,itu akan membuat orang yang benci padaku hura hura.Oke Embun,kamu buktikan sekarang kalo kamu juga berguna.

"Bagaimana Embun?" tanya ibu Fatimah.

Aku gelagapan "Kenapa ibu?" tanyaku pada akhirnya,dasar lamunan datang diwaktu yang tidak tepat.

"Siap untuk jadi ketua ya?"

"Iya ibu," jawabku kikuk.

Sama seperti tahun kemarin,jadi setiap kandidat harus mempresentasikan apa program yang akan dilaksanakan untuk masa jabatannya selama setahun kedepan.

Rafasya ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang