Rafasya mengantarkanku sampai perbatasan komplek, sebelum benar-benar berpisah aku berbalik melihat Rafasya.
"Kenapa waktu seakan cepet benget kalau sama kamu?" tanyaku sedikit kesal karena hari mulai sore dan aku harus segera pulang.
"Nanti kita ketemu lagi, jangan pulang terlalu sore, nanti dicariin orang tua," ucap Rafasya.
Aku tersenyum dan berjalan menjauhi Rafasya, entah kenapa, kaki ini seakan berat melangkah. Aku melambai-lambaikan tangan kepada Rafasya.
Lega rasanya setelah kembali berbaikan dengan Rafasya, itu artinya aku telah mendapatkan kembali apa yang seharusnya menjadi milikku.
Aku dan Rafasya juga sudah berjanji satu sama lain untuk tidak terlalu merahasiakan tentang apapun yang terjadi di antara kami. Termasuk kejadian sehari-hari ataupun lingkup pertemanan.
Saling bercerita dan berbagi pengalaman atau motivasi bukan hal yang buruk untuk dibahas.
Rafasya bilang Naura juga orang yang baik, aku menjadi merasa bersalah sudah menyebut Naura perempuan kurang ajar, perempuan gatal, perempuan tidak tahu diri. Sebenarnya Naura adalah orang yang menemani Rafasya apabila Rafasya sendirian atau sedang ada masalah.
Aku jadi ingin mengenalnya dan mengucapkan permohonan maaf atas segala yang aku ucapkan padanya.
Setelah mengetahui banyak kebenaran hari ini, entah mengapa, segala sesuatu yang ada di depan mata terasa indah. Contohnya boneka manusia sedang tertawa terbuat dari kardus karya karang taruna yang ada di depanku ini. Batita atau balita yang melihat pasti menangis melihat mahakarya ini, tapi bagiku ini sangat indah, terima kasih suasana hati.
Bahkan, saat Mama mengomel karena aku pulang jam empat sore, padahal seharusnya jam sebelas pagi menjelang siang, aku tidak terlalu mempermasalahkan itu, bahkan aku menganggap omelan itu sebagai sambutan hangat dari penggemar yang sudah lama menunggu kehadiranku.
Setelah aku mandi, berpakaian, dan sholat ashar, aku tidak sabar untuk membuka whatsapp dan mengabari Rafasya.
Tidak butuh waktu lama langsung saja aku mengirim pesan.
Embun Yuniata
Rafasya
Kamu udah sampe rumah?
Aku udah segalanya, tinggal nunggu waktu bukaCintaku Rafasya
Aku juga udah segalanya
Udah kangen kamu lagiAku mengerang karena senang, sambil terus tersenyum. Ada saja topik yang bisa dibahas bersama Rafasya, rasanya tidak pernah bosan.
Mulai dari anime yang Rafasya tonton, ia menjelaskan jalan ceritanya dengan semangat, sedangkan aku hanya bisa jawab seadanya karena jujur saja aku tidak paham satu scene pun.
Cintaku Rafasya
Kalau kamu, gak ada film atau apapun yang lagi kamu tonton?Aku hanya tahu film dilan, dan itupun karena cerita dari Ayu juga Naya, secara, mereka menonton film itu di bioskop saat perdana tayang.
Aku juga membaca buku dear nathan yang diberi pinjam oleh Naya. Ceritanya sangat seru dan membuatku susah move on. Terakhir, aku membaca buku laskar pelangi yang diberi pinjam oleh Rafasya.
Embun Yuniata
Kalau aku, aku gak lagi nonton apapun. Belum ada waktu buat ituSebenarnya, aku ingin sekali menonton film meet me after sunset yang sudah tayang beberapa minggu lalu. Tetapi, haruskah aku mengungkapkannya pada Rafasya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafasya ✔
Teen FictionStory *3 by Airis Yulia Hanya untuk mengenang, mempelajari, mudah dilupakan atau tidak, semoga apapun yang telah terjadi adalah yang terbaik. selamat membaca bagian akhir dari kisah, "ketika Embun jatuh cinta, kepada sang pemilik Kaca Jendela."