Ketika mengucapkan sesuatu kepadaku berjanjilah untuk tidak memberi janji, agar aku tidak menaruh harapan, hal paling menyakitkan bagiku, berhadapan dengan pembohong, berbohong dan kebohongan.
Akhir yang bagus ada pelajaran didalamnya, akhir yang kurang bagus, bahkan lebih banyak pelajarannya, walaupun naif, tapi aku tidak pernah menyesal telah mencintai sang pemilik Kaca Jendela.
~••~
Enam bulan usai aku lalui, dan aku merasa bahagia. Aku tidak sendiri, aku punya sahabat dan keluarga. Walaupun mereka terkadang sibuk akan kegiatan masing-masing, tapi aku juga kini sudah mempunyai kesibukan sendiri sebagai penulis. Aku tidak akan pernah terlalu bergantung pada orang lain.
Acara perpisahan sudah dilaksanakan kemarin, aku merasa sedih karena sudah resmi keluar dari SMP Rusada. Aku lulus dengan nilai yang cukup, dan sudah diterima di SMA yang aku impikan.
Aku rasa kini hidupku sudah sempurna.
Seseorang mengetuk pintu, karena tidak ada seorangpun di rumah selain aku, terpaksa aku yang harus membuka pintu.
Aku menghentikan dulu video drama korea dari laptop dan menutup toples yupi, lalu pergi ke untuk membuka pintu.
Ceklek, pintu terbuka.
Aku sangat terkejut saat melihat orang yang datang, aku bahkan menganga. Jantungku berdegup sangat kencang. Tuhan, tolong aku.
"Embun, kamu ada waktu hari ini?" tanyanya kemudian tersenyum.
"Sejak kapan kamu tahu rumah aku?"
~••~
Salam manis,
Airis Yulia
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafasya ✔
Teen FictionStory *3 by Airis Yulia Hanya untuk mengenang, mempelajari, mudah dilupakan atau tidak, semoga apapun yang telah terjadi adalah yang terbaik. selamat membaca bagian akhir dari kisah, "ketika Embun jatuh cinta, kepada sang pemilik Kaca Jendela."