Ketika aku berjalan tak tentu arah,bahkan puluhan klakson yang meneriaki ku sudah menjadi hal yang aku abaikan.Terlihat bagaikan orang yang tengah mabuk dijalanan.
Sudah satu kilo meter aku berjalan menuju sekolah,dan tersisa delapan ratus meter lagi.Hanya sebentar lagi,tapi mengapa jalanan rasanya sangat panjang.
Sesampainya di sekolah,aku melihat Ayu yang tengah bersender di depan kelas dekat papan tulis.Aku diam ditempat dan menatap Ayu.Tidak ada Naya,sepertinya ia belum tiba.
"Ayu,pagi."
Aku berjalan menuju bangku,kelas masih kosong karena memang sekarang memang masih pukul enam lebih lima belas menit,sekolah dimulai pada pukul tujuh lebih lima belas menit.
"Aku tau kamu emang selalu datang pagi Embun," ucap Ayu sambil berjalan ke arah ku.
Aku tertunduk tidak berani menatap wajah Ayu.
"Kamu tau alasan aku marah sama kamu bun?" tanya Ayu.
Mau tak mau aku mendongak,menatap manik mata Ayu.
"Udah jelas kan Ayu,aku salah besar,seharusnya aku ga misahin antara Naya sama Cakra,dia saling suka.Maaf,aku gak pa-pa ko kalo kamu sama Naya gamau temenan sama aku lagi,tapi aku mohon maafin aku,biar aku bisa tenang.Setelah kalian maafin aku,janji,aku bakalan keluar dari kehidupan kalian,aku gak bakalan gangguin kalian lagi," aku menarik nafas lalu menghembuskannya perlahan.
Tak lama setelah itu,Naya masuk ke dalam kelas.Sepertinya,mereka hadir pagi memang sudah direncanakan sebelumnya.
"Itu yang ngebuat aku marah sama kamu Embun!"
Aku mengernyit heran.
"Kamu malah ngejauh dari kita Embun,itu yang ngebuat aku marah sama kamu! Kita 'kan udah janji bakalan sama-sama terus,tapi kamu malah ngejauh dari kita cuman masalah cowok doang!" Ayu terdengar ingin menangis.
"Aku gak suka sama Cakra,aku bahkan berusaha untuk bisa menjauh dari Cakra.Karena menurut aku,sahabat lebih penting daripada pacar.Tapi kamu lebih dulu menjauh dari kita,dan ternyata alasannya karena Cakra.Itu ngebuat aku merasa sangat bersalah Embun," kini suara lembut Naya yang terdengar.Tidak bisa ditolak,Naya memang paling bersinar diantara kami bertiga.
"Semakin hari kamu semakin menjauh Embun,dan akhirnya kita sadar bahwa Cakra lebih penting daripada kita berdua.Aku sedih," Ayu sudah meloloskan buliran bening dari matanya.
"Kamu pasti cinta banget sama Cakra,dan itu ngebuat aku merasa bersalah karena deket sama Cakra.Itu udah ngebuat aku merasa bersalah,setelah kamu menjauh,itu ngebuat aku merasa semakin bersalah.Aku pikir,aku sama Ayu emang bukan orang yang baik buat kamu.Bahkan aku nyuruh Cakra buat ketemu kamu,biar kamu bisa baikan lagi sama dia," sambil mengelus punggung Ayu,Naya kembali berbicara.
"Awalnya kami terkejut waktu kamu tiba-tiba minta maaf,dan bahkan hampir setiap waktu.Tapi alasan kamu minta maaf cuman karena Cakra yang udah ga deket lagi sama Naya.Itu ngebuat aku tambah kesel bun,yang aku mau kamu minta maaf dan kembali lagi sama kita,bukan minta maaf dan menjauh dari kita! Itu alasan aku ga maafin kamu!" Ayu semakin emosional,bahkan ia memencak-mecakan kakinya ke lantai.
Aku sudah sesegukan,mengapa mereka begitu baik padaku? Bahkan setelah aku mengucapkan hal-hal buruk tentang mereka.Tuhan,aku benar-benar tidak menyangka.Bahwa aku dipertemukan dengan sosok yang bisa aku anggap sebagai sahabat.
"Aku mohon Embun,kembali lagi sama kita.Gak ada Cakra diantara kita,kita sahabat Embun!"
Aku mengangguk-angguk lalu memeluk Naya erat.
"Maafin aku Nayaa,maafin aku Ayuu,aku egois.Aku lebih memilih Cakra daripada kalian,padahal,disaat-saat seperti ini,kalian lah yang selalu mencari aku.Makasih udah ingetin aku,bahwa aku salah.Makasih,aku gak pernah menyesal bertemu kalian.Kalian sahabat terbaik dan kalian adalah sahabat pertamaku,bukan Cakra."
Aku melepaskan pelukan lalu mengusap pipiku yang berlinang air mata.
"Kamu ga boleh marah lagi sama Cakra ya,kamu harus berterimakasih sama Cakra.Karena dia juga orang yang penting buat kamu," ucap Ayu.
"Iya Ayu,tapi kalau dia adalah sebab kita menjadi renggang.Aku lebih memilih kalian,karena seorang sahabat,dia yang selalu mengingatkan apabila kita berbuat salah.Bukan malah pergi."
Aku berucap seperti itu tujuannya untuk Cakra.Memang,dia bahkan memblokir kontak WhatsApp ku.Dia bukan sahabat yang baik.
"Janji kita best friend forever?" tanyaku sambil mengacungkan jari kelingking diudara.
Naya menautkan jari kelingkingnya padaku,diikuti juga oleh Ayu.Lalu kami tertawa bersama.
Tuhan,aku sangat mencintai mereka.
~••~
"Kenapa kamu blokir kontak aku?" kini sudah jam pulang sekolah.Naya sudah dijemput dan Ayu sedang eskul tadjimalela.
Aku meraih tangan Cakra saat ia akan pergi ke UKS dengan memakai seragam PMR nya.
"Kita ngomong di meja bundar deket mushola aja yu Embun,biar enak,disana juga sepi."
Aku berjalan beriringan dengan Cakra,jujur aku merindukan masa-masa dimana aku dan Cakra selalu seperti ini setiap hari.
"Aku cuman mau move on dari kamu Embun,maaf karena aku persahabatan kalian hancur.Maaf,karena aku diam-diam suka sama Naya.Maaf karena aku jauhin kamu karena aku mengejar Naya.Ternyata aku salah,komitmen kalian memang erat,aku kagum sama kalian.Maaf kalo aku ragu sama perasaan sendiri.Aku gak bisa menyangkal,kalo sebenernya aku suka sama kamu Embun.Cuman aku terlalu gengsi buat ngucapin semuanya.Naya udah bilang,kalo dia gamau dijadiin pelampiasan.Tapi aku tetap egois dan mengatakan kalo aku suka sama Naya.Aku ga akan ganggu persahabatan kalian lagi.Maafin aku ya Embun," Cakra meraih telapak tanganku lalu meremasnya.
"Cakra,aku maafin kamu kok.Tapi please kamu ga usah blokir kontak aku juga.Kita itu sahabat,dan tidak ada yang namanya mantan sahabat.Cakra,aku sama Naya dan Ayu sekarang udah gak mikirin lagi soal kemarin.Tapi aku mohon sama kamu,bukan berarti kita jadi orang asing.Kita bakalan tetap sahabat kan?"
Cakra mengangguk mantap lalu tersenyum,ia mengantarkan aku sampai gerbang sekolah lalu kembali untuk melaksanakan eskulnya.
"Cakra!" teriakku.
Ia menoleh kepadaku lalu tersenyum.
"Apa?"
"Kalo kamu ada masalah,kalo kamu sendirian,jangan sungkan-sungkan buat ketemu aku ya.Aku selalu menerima kamu,sampai kapanpun itu.Aku sayang kamu!"
Cakra kembali berjalan kearahku,lalu meraih tubuhku dan memelukku.
Aku mendengar detak jantung Cakra dan tersenyum.Sekolah sepi,tidak ada yang melihat kami kecuali malaikat dan Tuhan,mungkin?
"Aku juga bakalan selalu ada buat kamu,kapanpun itu,aku janji."
Sampai disitulah kisah persahabatan aku dengan Cakra,sampai saat ini,kami masih saling kenal,namun sudah jarang bertemu walaupun lewat whatsapp.
Kejadian itu juga,kejadian terakhir kisah pertentangan aku,Naya,dan juga Ayu.Setelahnya kami selalu akrab tanpa saling membenci satu sama lain.
Jika boleh aku jujur,aku sangat merindukan Cakra.
Entahlah,aku akan bertemu lagi dengannya apa tidak.Tapi gelang kami,masih aku simpan dilaciku.
~••~
Aku bisa update lagii
Semangat dan jangan patahkan ituEnjoy,relax
Salam manis,
Airis Yulia
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafasya ✔
Teen FictionStory *3 by Airis Yulia Hanya untuk mengenang, mempelajari, mudah dilupakan atau tidak, semoga apapun yang telah terjadi adalah yang terbaik. selamat membaca bagian akhir dari kisah, "ketika Embun jatuh cinta, kepada sang pemilik Kaca Jendela."