Tepat pada bulan maret, tanggal ulang tahun yang aku rahasiakan. Tahun dua ribu delapan belas, aku genap berumur empat belas tahun.
Hari ini hari minggu, aku berlari santai mengelilingi kampung tempat tinggal ku, rambut kuncir kuda ku bergoyang karena hentakan kaki yang aku perbuat. Di sisi jalan aku menepi, membuka ponsel setiaku.
Senyumku mengembang. "Bagus! Signal di sini panteng."
Pasalnya dari semalam aku tidak bisa membalas chat dari Rafasya. Padahal topik yang sedang kami bahas seru sekali, ternyata Rafasya wibu kelas kakap. Tidak malu menyanyikan lagu 'kimi hime' dan diapload pada status whatsapp. Tapi entah mengapa, aku menyukai itu!
Semenjak kehadiran Rafasya dua minggu ini aku jadi sering tersenyum, misalnya chat yang sedang aku baca sekarang.
Rafasya
Pagi ini kamu harus tersenyum, bahagia sesederhana itu kokHatiku terasa menghangat, aku tidak paham dengan apa yang ada di dalam otakku. Rafasya sangat mengerti wanita, apabila aku merasa kesal dan sedih ia selalu tahu cara membuatku kembali baik-baik saja.
Embun
Hari ini hari bahagia aku, aku pasti tersenyum RafaRafasya
Senyum itu penyakit menular ya? Kok aku jadi ikutan senyumEmbun
Kalau menurut aku sih, senyum itu obat
Btw, kamu ga bakalan ngasih ucapan ke aku gitu?Rafasya
Kenapa? Ada apa dengan hari ini?Embun
Hayoo tebak!Rafasya
Ini hari minggu?
Atau kamu lagi makan? Selamat makan!
Kamu lagi diet? Selamat diet!Embun
Iih, enggak Rafasya! Ini hari spesial aku!Rafasya
Ooh, hari ini kamu ulang tahun?Aku senang Rafasya bisa menebaknya, saking girangnya, aku sedikit memekik. Mungkin pekikan itu sangat jelas? Entahlah, aku hanya menghiraukan orang-orang yang sedang memandangiku.
Embun
Iyaa, kamu bisa nebak juga ternyataRafasya
Oh iya dong, pastiEmbun
Kamu ga mau ngucapin gitu?Rafasya
Kamu mau diucapin apa sama aku?Embun
Selamat ulang tahun kaka kelas ku yang paling baikRafasya
Selamat ulang tahun kaka kelasku yang paling aku cintaiBlus
Ah! Tidak! Mengapa harus kata cinta yang ia singgung. Tidak, tidak boleh ada satu pun orang yang melihat pipiku yang memerah.
Rafasya, please, jangan seperti ini.
Embun
Kenapa harus cinta?Walaupun tremor, tetap aku berikan pesan ini saja.
Rafasya
Sebagai adik kelas yang baik
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafasya ✔
Teen FictionStory *3 by Airis Yulia Hanya untuk mengenang, mempelajari, mudah dilupakan atau tidak, semoga apapun yang telah terjadi adalah yang terbaik. selamat membaca bagian akhir dari kisah, "ketika Embun jatuh cinta, kepada sang pemilik Kaca Jendela."