"Kenapa kau masih di situ?" tanya Nayeon kesal. Jihyo masih berdiri di depan pintu apartemennya. Sejak Nayeon tahu mereka pacaran, dia menangis sejadi-jadinya. Dia tidak mau bertemu Jihyo karena hatinya sungguh sakit.
"Maafkan aku, Nayeon.." ucap Jihyo lirih. "Aku hanya ingin bicara jujur sebentar.."
"Aku tidak ingin mendengar apapun."
"Nayeon.. Maaf.. Sudah setengah tahun ini aku juga suka pada Daniel. Aku tahu ini salah tapi dia yang menghubungiku. Aku tidak bisa menolaknya.."
Air mata mengalir di pipi Nayeon dan dia terisak.
"Dia juga yang mengirimiku pesan singkat dan menelepon sejak pulang sekolah kemarin, bukan kakakku. Maaf.. Aku tidak mau kau curiga."
Air mata Nayeon mengalir semakin deras. Jihyo tega melakukan itu. Lalu bagaimana besok dan nanti di sekolah dia harus melihat pasangan itu bersama?
"Sebaiknya kau pulang saja. Aku ingin tidur dan kau sangat mengganggu." Nayeon masuk ke kamarnya dan menutup pintu. Dia menangis lagi di balik selimutnya.
"Nayeon.. " Jihyo menyesal menyakiti sahabatnya tapi dia juga ingin bersama pujaan hati yang sekarang menjadi miliknya. Mungkin hanya waktu yang bisa mengobati luka di hati Nayeon.
***
Keesokan paginya Nayeon ke sekolah. Perutnya sudah membaik tapi hatinya masih sakit. Dia sudah minta tukar tempat duduk pada wali kelasnya dengan alasan mulai ada gangguan penglihatan. Dia akan duduk di barisan depan. Dia sungguh tidak ingin melihat mereka berdua bermesraan jika dia duduk di belakang.
"Nayeon, kenapa kau pindah tempat duduk?" tanya Jihyo saat tahu teman sebelahnya berubah.
"Kau sudah tahu alasannya."
"Kau tidak membalas pesan dan teleponku."
"..."
"Maafkan aku, Nayeon." Jihyo kembali ke tempat duduknya.
Kang Daniel juga baru saja datang dari pintu belakang kelas. Hari ini dia tidak terlambat. Jihyo langsung memeluknya, membuat para gadis di kelas menggoda mereka. Hanya Nayeon yang tidak peduli.
Saat jam istirahat Nayeon pergi sendiri ke kantin tanpa mengajak Jihyo. Dia sesekali nimbrung dengan teman yang lain. Tidak sedikit yang bertanya kenapa dia tidak bersama sahabatnya itu. "Aku tidak mau mengganggu mereka pacaran," jawab Nayeon saat ditanya dan teman-teman akan memaklumi.
"Menurutku mereka berdua cocok," kata Sana.
"Aku setuju. Sepertinya Daniel juga sudah suka padanya sejak lama," balas Dahyun.
"Sebagai sahabat, kau pasti mendukung mereka," ucap Tzuyu.
Nayeon tersenyum pahit. "Aku mendukung semua yang dilakukannya."
Sebenarnya dia menggerutu dalam hati. Dia tidak mungkin mendukung Jihyo yang sudah menusuknya dari belakang. Mereka jelas tidak cocok bersama.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
mauve
Fanfictionm a u v e . romance . a pale, bluish rendition of purple · · · ·