Pemuda dengan senyum menawan ini jadi lebih bersemangat ke kampus. Masa bersedihnya sudah selesai dan dia ingin terlihat ceria seperti sebelumnya, terutama saat bertemu Nayeon. Penampilannya sudah lebih baik.
Para gadis penggemarnya juga jadi ikut senang setelah sebelumnya khawatir dengan postingan suramnya di Instagram dan single Mauve. Yoongi sudah bisa menggoda gadis-gadis lagi.
Hari ini Nayeon datang ke club untuk berlatih. Dia senang bisa kembali berlatih lagu-lagu dengan aransemen baru. Melihat itu Yoongi tidak bisa berhenti tersenyum, mencuri hati para gadis. Sesekali dia sengaja merapikan poni atau rambut belakangnya saat kebetulan Nayeon melihat ke arahnya. Dan para penggemarnya akan menjerit.
"Kau mau kuantar pulang?" tanyanya setelah dia selesai berlatih.
"Ah, tidak usah. Terima kasih."
Yoongi tahu dia tidak bisa terlalu dekat seperti sebelumnya. Dia harus menahan diri bersikap layaknya teman. Dia tidak akan memaksa atau bersikap seenaknya. Gadis itu sudah punya seorang pria di hatinya.
"Baiklah. Hati-hati di jalan. Kalau kau butuh bantuan, segera hubungi aku."
"Terima kasih, Senior."
Jinhwan merasa lega melihat mereka berdua sudah akur. Dia sempat kewalahan waktu Yoongi patah hati. Pemuda itu sangat rapuh dan kesepian. Dia bisa lebih ceria karena Nayeon adalah salah satu alasannya dan hanya gadis itu yang bisa mengobati luka di hatinya.
Beberapa waktu kemudian mereka sudah bisa tertawa bersama. Ada Jinhwan dan Hayi juga yang sering kali ikut bergabung.
"Belakangan ini aku menulis lirik lagu," ucap Yoongi. "Menurutku kita bisa membuat projek bersama."
"Wah, pasti keren sekali!" balas Jinhwan antusias. "Hayi, kau juga harus ikut. Kalian bertiga akan membuat musik yang bagus."
Hayi mengangguk dan melirik Nayeon.
"Aku setuju. Akan sangat menyenangkan kalau Hayi ikut bernyanyi," kata Nayeon semangat diakhiri senyum lebarnya, membuat hati Yoongi meleleh.
"OK. Sebenarnya aku belum selesai menulis liriknya. Dan kurasa kalian bisa bantu menulisnya. Akan kukirim lirik yang kutulis dan melodinya."
Di akhir pekan mereka berkumpul di studio teman Yoongi dan menulis lirik bersama. Lagu itu diberi judul Vague.
"Wah, lagu ini jadi bagus sekali!" girang Nayeon setelah mendengarkan musik dengan komposisi baru.
"Benar. Aku jadi grogi kalau sampai tidak sesuai ekspektasi," kata Hayi. "Tapi aku akan berusaha."
"Jangan khawatir. Kita bisa terus berlatih sampai benar-benar siap untuk rekaman."
"Ya, kau benar. Aku belum pernah rekaman."
Nayeon bercerita pengalamannya dulu saat rekaman. Senior Min sesekali menambahkan dan bergurau.
"Baiklah. Aku akan merekam suaraku lebih dulu," kata Yoongi.
Rapnya terdengar sangat sempurna dan Nayeon sungguh kagum padanya.
... 'Cause I think I'm fallin
Feelings are so vague, so wrong
Can's stand myself
But one thing I know
I can count on ya
Lemme tell ya I'm feelin right
You'll be there for me right
No longer vague ...Bagaimana mungkin lirik yang cukup panjang selesai dinyayikan dalam beberapa detik saja? Tekniknya luar biasa dan dia punya napas yang panjang.
"Hei, kau melamun?" tanya Hayi kesal. "Aku sudah memanggilmu tiga kali."
"Ma-maaf."
"Apa yang kau pikirkan? Kau terpesona pada Senior Min?"
Tiba-tiba Nayeon bangkit berdiri. "Aku mau ke toilet sebentar." Lalu buru-buru pergi.
Dia sungguh malu terpergok sedang menatap pemuda itu. Dan begitu kembali, Yoongi sudah selesai rekaman. Dia sedang memandu Hayi.
Saat itu ada pesan masuk ke ponsel Nayeon. Dari Kwon Hyuk.
Nayeon, aku akan pulang bulan depan. Aku sangat merindukanmu :)
¬Benarkah?
Aku juga merindukanmu, Oppa :)
¬Mereka bertukar pesan singkat. Nayeon sesekali tersenyum karena Kwon Hyuk bergurau. Mereka juga membicarakan kuliah dan tugas akhir.
Diam-diam Yoongi memperhatikannya. Saat Nayeon tersenyum mengetik pesan, hatinya seperti tercuil tapi dia selalu terlihat ceria. Setelah itu giliran gadis itu rekaman.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
mauve
Fanfictionm a u v e . romance . a pale, bluish rendition of purple · · · ·