Ketemu Lagi

295 78 18
                                    

"Lina!"

"Kak Linooo!!!" Perempuan kecil itu berlari mendekati tubuh lelaki berhidung mancung yang tengah membawa kandang berisi kucing. Lelaki itu baru saja turun dari motor bersama Lia. "Wah, akhirnya sama Kak Lia lagi."

"Haha, iya. Udah diizinin sama kakeknya Kak Lia. Ini, sekalian, ini namanya Dori, katanya pengen ketemu kamu," ucap Lino sembari menyodorkan kucing bungsunya yang sedang ia kurung di kandang kecil. Lia yang membawanya di motor selama perjalanan.

"Waah, halo Dori!!"

"Ada Kak Lino! Eh, tapi kakak yang bahasa Inggris mana?" tanya salah seorang anak yang baru saja menghampiri Lino.

"Kakak yang ototnya besar kok nggak ikut juga, Kak?"

Lino tersenyum. "Sebentar lagi mereka ke sini. Tunggu ya."

Setelah melontarkan kata-kata manis itu, Lino buru-buru menjauh dari anak-anak. Ponselnya ia keluarkan. Buru-buru ia melakukan panggilan grup.

"Heh, ke panti buruan! Nggak ada penolakan ya! Anak-anak pada nyariin kalian."

"Dih, gue lagi benerin pintu kamar mandi. Lo sih, nggak bilang dari tadi," jawab Abin.

Namun, beruntung kawan-kawan yang lain menuruti permintaan Lino. Segera mereka berkumpul dan bersama-sama berangkat menuju panti. Demi teman dan anak-anak panti, pintu kamar mandi jebol pun akan ditinggalkan.

Setelah menunggu sekitar lebih dari setengah jam, yang ditunggu akhirnya datang. Mereka berbondong-bondong datang ke panti dengan membawa berbagai camilan. Felix yang membuat. Tapi jangan dikira camilan-camilan itu dibuat secara dadakan. Felix kebetulan membuat camilan setiap hari. Jadi stok camilannya banyak. Rencananya, selepas ujian kenaikan kelas Felix ingin menjual camilan bersama kawan-kawan yang lain untuk sebagian keuntungannya disumbangkan kepada orang-orang yang membutuhkan.

"Wah, banyak jajan!"

"Wah, jajan! Beli di mana, Kak?"

"Enggak beli, dong. Ini yang bikin Kak Felix," jawab Abin dengan suara yang dibuat-buat agar terkesan imut.

"Terima kasih, Kak Felix."

"Sama-sama. Ini dibantu Kak Jojo juga." Felix tersenyum manis.

"Terima kasih, Kak Jojo."

"Kak Chandra nggak ikut bikin?"

"Ahaha, Kakak bantu masukin makanannya ke kotak aja, hahaha," jawab Chandra sembari tertawa. Lelaki berkulit putih ini kemudian menutup wajahnya dengan telapak tangan. Malu.

"Iya, Kak Chandra nggak bisa ngocok telur, Dek," ledek Handi, membuat anak-anak di hadapannya tertawa renyah.

"Tiati, semoga lo selamet sampe rumah," kata Yosi.

Rasanya senang, setelah pertengkaran dan konflik antara Lino, Lia, dan yang lain mereda, kini mereka bisa bersenang-senang kembali. Menikmati banyak waktu untuk bersama, bahkan mengunjungi orang-orang baru. Orang-orang yang membuat mereka tahu arti keluarga dan persahabatan.

Asek.

Lino harap, mereka akan terus seperti ini. Saling menjaga dan menemani. Sampai nanti, saat masing-masing dari mereka sudah menemukan orang baru dan memutuskan untuk memulai hidup dengan orang-orang pilihan mereka. Sampai nanti saat mereka tak selalu bisa bersama lagi pada setiap harinya.

••

"Assalamu'alaikum, Lia pulang."

"Wa'alaikumussalam."

Mas Kucing [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang