Dori Hilang!

577 165 28
                                    

"Oh My God!" Yezzy menutup mulutnya dengan telapak tangan.

"Jadi Kang Lino udah nikah?" Giliran Ryani yang menutup mulutnya. Ia menggeleng tak percaya.

Melihat tingkah keempat cewek di hadapannya, Yuna hanya terkekeh. Ia garuk pelipisnya yang tak gatal. "Duh, gimana ya? Bukan anak hasil nikah, Kak."

Ryani melotot. Mulutnya megap-megap. "Astaghfirullah, Kang Lino hamil di luar nikah?"

Lia berdecak kesal kemudian menampar lengan Ryani. "Mana ada cowok hamil?"

"Eh, maksud gue, Kang Lino punya anak di luar nikah?"

Cherry hanya menggeleng heran. Bisa-bisanya kakak kelas yang diidam-idamkan oleh cukup banyak cewek kelas 10—cewek angkatan lain tidak mengidamkan Lino lantaran sudah tahu bobroknya Lino— ternyata sudah mempunyai anak. Pantas selama ini Lino tak pernah terlihat dekat dengan cewek mana pun di sekolah.

"Iya." Yuna nyengir. "Tapi anaknya Mas Lino itu kucing."

"Astaghfirullah! Kang Lino teh, siluman kucing?" Kaki Ryani mulai melemas. Otaknya mulai memikirkan hal yang tidak-tidak. Jangan-jangan, kucing milik Ryani sendiri juga siluman.

Yuna kembali terkekeh. Otaknya mulai menyimpulkan sesuatu. Bukan hanya Lino dan kawan-kawannya, ternyata kebanyakan anak SMA itu sinting. "Bukan gitu, Kak. Maksudnya anak angkat. Kan Mas Lino sering manggil kucingnya itu anak-anaknya."

Keempat cewek di hadapan Yuna mendengus lega. Lia terduduk di kursi teras Lino. Kepalanya ia pijat perlahan. Belum apa-apa saja ia sudah pusing.

"Kirain anak beneran," ucap Cherry. Ia memanyunkan bibirnya, tapi tetap terlihat kalem.

"Ya udah ya, Kak. Biasanya Dori pulangnya cepet. Dia bulunya belang abu-abu hitam. Nanti kalo Dori lewat, panggil aja. Kalo dia beneran Dori pasti nyaut, kok"

"Hah? Dori bisa jawab?" Lia terheran-heran.

"Bisa."

"Jawabnya gimana? Kaya burung beo?" tanya Yezzy.

"Bukan. Jawabnya 'miauw', gitu," jawab Yuna polos.

"Oh, kirain bisa nyaut kaya orang," ucap Cherry. Yuna hanya terkekeh geli. Ia semakin yakin kalau anak SMA itu kadang suka kurang nyambung kalau diajak bicara. Mungkin karena terlalu banyak tugas.

"Tolong ya, Kak, nanti kalo Dori ke sini ajak main dulu sampe Mas Lino dateng. Sekalian, tolong jagain, Kak. Hehe. Aku balik dulu ya, mau bimbel. Makasih." Yuna pergi dari kawasan rumah Lino.

Keempat cewek yang kini memijakkan kaki di teras rumah Lino saling tatap sembari menyunggingkan seringaian, seolah berhasil maju selangkah lebih dekat dalam proses penculikan.

Sekitar lima menit menunggu, kucing berbulu hitam belang abu-abu pun masuk ke halaman rumah Lino.

"Dori!" Lia memanggil seraya mengangkat tangan.

"Lo manggil kucing kaya manggil kang siomay." Ryani memutar bola matanya, lalu mendengus.

Yang dipanggil pun mendekat pada Lia dan menyahut, "Miauw."

Lia menyeringai. "Bagus."

Sayangnya, sang pemilik rumah tiba-tiba datang bersama komplotannya. Buru-buru keempat cewek itu memasukkan Dori ke tas Lia. Dori sempat meraung. Untungnya, suara sepeda motor yang baru datang mengalahkan suara Dori.

"Dor, kamu diem ya! Nanti kita ke rumah Yezzy. Dijamin, kamu bakal dikasih burger," ucap Ryani asal. Mendengar perkataan kawannya, Yezzy hanya melotot. Ryani mengacungkan telunjuknya di depan bibir—memberi isyarat agar semuanya diam.

Mas Kucing [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang