"Lino, kalem, No," ucap Chandra ketika Lino nyaris menghampiri Lia dan Cherry untuk diamuk.
Abin sudah menceritakan proses penemuan Dori oleh Yuna lewat chat. Dan yang terjadi adalah Lino marah besar. Pikirannya berkecamuk. Jadi, apa benar selama ini Dori ditelantarkan? Membiarkan Dori berkelana sendiri di dunia luar dengan usia semuda itu tanpa surat izin metu komplek?
Chandra menarik Lino kembali ke bangku. "Duduk. Lo nggak bisa menghakimi orang lain atas dasar dugaan lo sendiri."
"Tapi Yuna nemuin Dori di luar."
"No, lo nggak inget? Lo kan kadang juga ngebiarin Dori jalan-jalan di komplek."
"Tapi di komplek kita ada Yuna yang ngawasin."
"No, nggak setiap detik Yuna itu ngawasin Dori. Nyatanya kita masih kecolongan. Dori hilang. Sama aja, kan? Mungkin mereka juga gitu."
Lino mendengus kesal. Kalau bukan karena pria berkulit putih pucat di hadapannya menghalanginya, Lino pasti sudah mengacak-acak meja Lia.
Chandra menggenggam bahu Lino. "Udah, mending sekarang lo pulang, temuin Dori. Lo kangen sama Dori, kan?"
Lino terdiam. Matanya sempat melirik Lia di kejauhan.
"Nggak usah mikir Lia gimana. Ada gue, Felix, sama Handi. Udah. Daripada lo emosi nggak jelas. Nanti gue pamitin ke yang lain."
Lino akhirnya pergi dari cafe. Bagaimanapun juga, Dori tetap menjadi prioritasnya saat ini. Ia harus mengamankan Dori sebelum Dori kembali direbut oleh adik-adik kelasnya yang kurang ajar.
Sampai di rumah Abin, ia hanya bertemu dengan Abin dan Jojo. Sementara Yuna sudah pulang karena sudah malam. Ia harus belajar karena sebentar lagi harus menghadapi try out yang akan berpengaruh pada kemampuannya mengerjakan soal-soal ujian mendatang.
"Kalo aku mah main dulu. Habis itu nanti baru belajar," ucap Jojo bangga.
"Nggak dimarahin bunda?" tanya Abin
"Dimarahin, sih. Hehe. Tapi cuma sekali ini, kok," jawab Jojo seraya mengacungkan dua jarinya. Jojo kemudian nyengir yang disambut oleh gelengan kepala Abin.
"Eh, Dori mana?" Tidak memberi salam tidak memberi sapaan, Lino yang panik tiba-tiba masuk ke ruang keluarga Abin.
"Heh, salam dulu woi!" bentak Abin setelah terkejut ketika menyadari Lino yang tiba-tiba masuk ke ruang keluarganya.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam," jawab Abin dan Jojo serempak.
Lino kemudian langsung menghampiri Dori yang sedang berada di pangkuan Jojo. Tanpa basa-basi, cowok itu mengambil alih Dori, memeluknya, seraya merengek. "Huhuu, Dori... kangen banget bapak sama kamu, nak."
"No, kayanya dia lebih cocok jadi adek lo," usul Abin. "Emang lo nikah sama siapa sampe punya anak berwujud kucing? Lo nikah sama kucing?"
"Berisik!"
Setelah setengah jam Lino bermanjaan dengan Dori di rumah Abin, ia akhirnya pamit pulang. Begitu juga dengan Jojo. Lino mengantar Jojo ke rumahnya terlebih dahulu, kemudian segera mengamankan Dori di kandang kucing setelah ia sampai di rumah.
"Mulai hari ini, kamu bapak pingit. Nggak boleh ke mana-mana! Kamu masih kecil! Nanti kalo kamu diculik lagi bahaya."
Dori hanya mengeong.
Selanjutnya, Lino memberitahu teman-temannya di grup kalau kucing bungsunya sudah pulang ke rumah.
••
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Kucing [END] ✓
Umor"Dori hilang!" Apa salahnya melindungi kucing? Tidak ada yang salah. Yang salah adalah ketika Lia mengancam Lino yang menjabat sebagai pawang kucing di sekolah dengan cara mengambil kucing peliharaan Lino, hanya demi membersihkan namanya dari gosip...