Hari Pertama

874 198 33
                                    

Halo! Makasih ya yang udah vote & comment 🥺
Selamat membaca kerandoman tokoh-tokoh cerita ini lagi! ✨

••

Hari ini adalah hari pertama Lia dan Cherry menjalankan tanggung jawabnya sebagai pengurus kucing sekolah—menggantikan Lino. Untungnya, Ryani yang sudah biasa merawat kucing peliharaannya mengajukan diri untuk membantu. Ia juga mengajak Yezzy untuk berkenalan dengan Lia dan membantunya.

"Santai, gue udah biasa ngurus kucing." Ryani menaik-turunkan alisnya. Cewek tomboy kelahiran Bandung ini meyakinkan Lia kalau ia bisa diandalkan. "Tapi, yang jadi masalah itu kucing di SMA Nusabangsa banyak."

"Nah, gue rasa, kalo kita ngerawatnya bareng-bareng, kita nggak terlalu kerepotan. Lagian makanannya kan dari Kak Lino," tukas Yezzy.

Lia manggut-manggut, sambil masih memikirkan sesuatu yang mengganjal di hatinya. Apa lagi kalau bukan Lino? Sedahsyat itukah pubertas mengubahnya? Lino tak terlihat sinting seperti dulu lagi. Tak terlihat sepolos dulu yang tanpa berpikir panjang mau saja disuruh lompat dari atas pohon.

Ryani yang melihat Lia terdiam cukup lama akhirnya menggebrak bangku, membuat Lia melonjak kaget. "Jangan ngalamun!"

"Nanti kesambet," timpal Yezzy. Cherry hanya terkekeh geli.

"Emang di sini banyak hantunya?" tanya Lia polos.

"Nggak ada, soalnya pada takut sama Umin." Ryani tertawa jahat setelah sempat melontarkan penistaan terhadap Umin. Yezzy hanya melirik Ryani sinis. Ryani kemudian berhenti tertawa. "Iya iya, maaf. Kan, gue muji Umin. Kenapa lo sinis gitu?"

Cherry tersenyum. Tangannya mengepal dan menutupi bibirnya. "Umin ternista, Yezzy membela," ujarnya lirih, tapi masih bisa terdengar jelas oleh tiga orang temannya yang saat ini sedang duduk bersamanya di bangku halaman sekolah-menunggu Lino memberikan snack kucing.

Ryani tertawa terbahak-bahak, hingga Yezzy menamparnya. "Jangan lebar-lebar! Bau jigong."

Yang ditunggu pun datang.

Lia bangkit dari duduknya, disusul yang lain. Lia tersenyum ramah. "Kak."

Lino tersenyum kilat. Sama sekali tak terlihat ramah. Bukan karena ia benar-benar tidak ramah. Hanya saja, rasa canggungnya pada Lia mengalahkan keramahannya. Lino memberikan snack kucingnya pada Ryani. "Itu cukup buat makan semua kucing sekolah hari ini."

"Cuma hari ini, Kak?" tanya Cherry.

"He'em," jawab Lino singkat dan kaku.

"Berarti besok Kak Lino ngasih lagi?" giliran Yezzy bertanya.

Lino mengangguk kaku. "He'em."

"Kalo bisa besok tambahin, Kang. Akang pasti punya stok snack kucing banyak, kan? Nah, bisa dong bagi ke gue." Ryani tersenyum kemudian menaik-turunkan alisnya.

"Itu buat kucing, bukan buat manusia."

"Iya tau. Buat kucing gue maksudnya, Kang. Lumayan, kayanya snack kucingnya Akang diminatin semua kucing." Ryani masih tersenyum. Lia dan Yezzy spontan menyenggol lengan Ryani, bermaksud mengingatkan agar temannya itu tidak kurang ajar.

"Maaf, Kak," ucap Cherry sembari nyengir malu.

"Iya, nggak usah didengerin," Yezzy menimpali.

"Nggakpapa. Besok gue bawain banyak."

Keempat gadis di hadapan Lino melotot. Tiga di antaranya saling tatap. Hanya Ryani yang nyengir kegirangan.

"Beneran, Kang?"

Mas Kucing [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang