Ralat

517 149 27
                                    

"Min, Umin, ada Lia," ucap Felix lirih seraya menjawil bahu Umin yang tengah duduk membaca buku di perpustakaan sekolah di pagi buta. "Sama Cherry."

Umin berhenti membaca. Ia toleh lelaki yang sedang berdiri di belakangnya dengan membawa buku bertuliskan "Kamus Bahasa Gaul". Buku tersebut berhasil membuatnya menggelengkan kepala.

"Kenapa? You don't like this?" tanya Felix selepas melihat judul di sampul depan buku yang ia bawa. "Aku lelah memahami bahasa Handi. Dia terlalu gaul."

Umin terkekeh. "Dia kan emang anak hitz Jakarta, Lix. Yosi juga."

"Tapi Yosi lebih sedikit bicara daripada Handi. Yosi banyak bicara kalau ada cewek cantik. Contohnya Ryani."

Umin makin terkekeh. "Ya udah, mana Lia? Kita harus kabarin Mas Lino nggak?"

"Iya. Kita harus menyelametin Dori."

"Menyelamatkan."

"Iya. Whatever."

Umin akhirnya menghubungi Lino lewat chat. Lino yang sedang sarapan di kantin bersama Abin sontak menyelesaikan kegiatan sarapannya. Meski Lino suka makan, apapun bisa ia lakukan demi kucingnya. Lino dan Abin buru-buru menuju perpustakaan.

Dengan waktu secepat kilat, sepasang mata milik Lino menangkap sosok yang ia cari. Lia sedang berdiri memilah-milah buku di salah satu rak perpustakaan. Lino buru-buru menghampirinya. Sementara Abin? Ia berjalan dengan santai di belakang Lino sembari tersenyum miring.

Harus cool. Kalau bergerak panik seperti Lino, nanti bisepnya bisa kendor.

"Lia."

Yang dipanggil menoleh. Sekilas, matanya sempat membulat, sebelum akhirnya kembali seperti biasa. "Eh, kenapa, Kak?"

Umin dan Felix akhirnya ikut menampakkan diri mereka di depan Lia.

"Kalian yang nyulik Dori, kan?"

Lia mendelik kaget. Dasarnya memang tidak ahli dalam penculikan, dia refleks panik. Ia menggeleng kaku. "Nggak. Dori siapa?"

Di sudut perpustakaan, Cherry yang ikut panik memutuskan untuk menghubungi teman-temannya yang lain sebelum akhirnya kembali mendekat pada teman sebangkunya.

.
Grup Seminggu Mengabdi Kucing

Cherry: Guys, kak lino udah tau kalo dori kita culik. Dia sekarang datengin gue sama lia di perpus. TOLONGIN 😭

Ryani: GILA GILA GILA

Yezzy: Lo jangan gila gila aja, cepetan bantuin mereka ke perpus ya RYAN!!!

Ryani: Dih toxic lo! Ikutan manggil gue Ryan. Lo tuh cepetan berangkat!!! Dateng telat mulu

Yezzy: BURUAN KE PERPUS
.

Ryani tanpa basa-basi segera melesat ke perpustakaan sekolah. Masa bodoh dirinya berkali-kali hampir terpeleset lantaran lantai sekolah sedang licin selepas dipel oleh cleaning service sekolah. Yang penting teman-temannya tidak dikutuk jadi siluman kucing karena kemurkaan Lino.

Sampai di perpus, semua penghuninya menoleh pada Ryani. "Kang Lino jangan kurang ajar ya, sama Lia sama Cherry!"

"Diam!" Guru piket pengurus perpustakaan memukulkan rotan ke salah satu meja perpustakaan, membuat seluruh penghuninya melonjak kaget. "Ini perpustakaan, tempat membaca. Kalau mau baku hantam di lapangan, sana! Memangnya ini perpustakaan pribadi kalian?"

Abin maju selangkah lebih dekat dengan guru piket tersebut. "Oke, saya beli perpus ini, Bu."

Sang pustakawan meletakkan rotannya dan berganti meraih penggaris. Lengan seragamnya ia singsingkan. Ia maju mendekati Abin. Tangannya kemudian memukul-mukulkan penggaris yang ia genggam pada lengan Abin. "Ngomong apa kamu? Jangan sombong ya! Mentang-mentang bisep kamu besar, kamu jadi berlaku seenaknya? Hah?"

Mas Kucing [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang