Pagi-pagi, Lino sudah berada di kelas. Hari ini adalah jatah piketnya membersihkan kelas yang ke dua di minggu ini. Dengan sigap, ia bersihkan lantai kelas dengan pel sebelum banyak siswa datang. Selain agar sudah bersih saat yang lain datang, Lino juga harus cepat-cepat memberi makan kucing.
Sebenarnya, ia mau menagih tanggung jawab empat adik kelasnya yang hampir merugikan kucing-kucing sekolah. Tapi mengingat kesepakatan, mereka berempat hanya diberi tanggungan merawat kucing selama seminggu. Sedangkan waktu itu sudah berlalu.
Lino sempat berpikir, harusnya ia berhak menagih tanggung jawab mereka lagi, lantaran masa rawat kucing yang harusnya selama satu minggu justru berubah menjadi dua hari. Hari-hari selanjutnya mereka sibuk meributkan masalah Dori. Hanya karena terjadi kesalahpahaman di sekolah tentang hubungan Lino dan Lia.
"Mas Lino, makan, yuk!"
Lino yang sedang beristirahat setelah mengepel kelas beringsut bangkit, lalu menghampiri Felix. "Handi mana, Lix?"
"Belum berangkat. Yuk! Sudah ditunggu Bang Abin di kantin."
Mereka berdua melesat ke kantin dan mendapati Abin sedang makan dengan lahapnya. Sudah setengah makanannya ia habiskan.
"Heh, tungguin!" bentak Lino.
"Lama, lo! Keburu mati kelaperan gue nungguin lo," ucap Abin dengan mulut penuh makanan. Abin cepat-cepat menelannya. "Katanya mau ke kantin pagi-pagi, malah ngepel kelas."
"Kalo nggak ngepel, gue bisa dipecat dari daftar murid."
Kemudian, Lino dan Felix memesan nasi rames dengan teh hangat sebagai minuman Felix dan es teh sebagai minuman Lino.
"Gimana, No? Udah ketemu Lia?" tanya Abin basa-basi di sela mereka makan.
"Belum."
"Mau nemuin dia atau nunggu nggak sengaja ketemu?"
Lino mengedikkan bahu. "Pikir nanti aja. Gue sekarang malah kepikiran Handi."
Felix berhenti mengunyah. Matanya sekejap menyoroti Lino, kemudian ia mengambil ponselnya dari saku. Ia mengirim chat pada Handi
Felix: Sudah berangkat?
Handi: Udah
Felix: Sini ke kantin, ada Bang Abin dan Mas Lino
Handi: Gue mau ke perpus
Felix: Wow, biasanya malas ke perpustakaan?
--
"Lo ngerasa nggak, sih? Handi kayanya beda semenjak pulang dari cafe," lanjut Lino sebelum ia memakan satu suapan nasi beserta gorengan. "Semalem aja dia nggak nimbrung di grup. Nggak biasanya dia gitu."
Abin menyunggingkan sengiran. "Perhatian amat lo."
"Lix, kemarin habis gue pulang, ada kejadian apa di cafe?" tanya Lino.
"Nothing. Cuma lanjut belajar, setelah itu kami pulang."
Lino meletakkan sendoknya. "Apa gue aja ya, yang sok peka?" tanyanya seraya menatap Abin dan Felix bergantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Kucing [END] ✓
Humor"Dori hilang!" Apa salahnya melindungi kucing? Tidak ada yang salah. Yang salah adalah ketika Lia mengancam Lino yang menjabat sebagai pawang kucing di sekolah dengan cara mengambil kucing peliharaan Lino, hanya demi membersihkan namanya dari gosip...