Sepulang sekolah, Lia menunggu Lino di taman. Sialnya, teman-temannya tak bisa menemaninya. Cherry harus mengikuti ekstrakurikuler sastra. Yezzy izin pulang terlebih dahulu karena harus memberi makan kucingnya. Yezzy berjanji, sore nanti selepas ia memberi makan kucing, ia akan menyusul ke rumah Lino. Sementara Ryani? Dia menghilang.
"Yang lain mana?" tanya Lino yang tiba-tiba sudah berdiri di hadapan Lia. Lia yang tengah tertunduk memainkan ponsel sontak mendongakkan wajah. "Belum dateng?"
"Eh," ucap Lia kemudian memasukkan ponselnya ke saku. "Eng ... kayanya enggak."
"Maksudnya? Mereka nggak ikut?"
Lia menggeleng. "Kayanya Cherry enggak. Cuma tadi Yezzy janji mau nyusul ke rumah Kak Lino habis ngasih makan kucing."
"Ryani?"
Lia menggeleng. Ia lalu mengedikkan bahu. "Nggak tau. Ini lagi nungguin dia."
"Oh." Lino mengulum senyum. Jarinya bergerak menggaruk hidung mancungnya. "Boleh geser dikit?"
"Oh, iya, boleh." Lia tersenyum ramah. Ia menggeser posisi duduknya, memberi ruang pada Lino untuk duduk di sebelahnya.
Selepas itu, mereka duduk bersisihan tanpa bicara. Saling mendiamkan dalam kecanggungan satu sama lain. Lino sesekali melirik Lia, tapi Lia tak peduli. Ia tetap sibuk dengan ponsel dan earphone yang ia pasang di telinganya. Lino akhirnya ikut sibuk dengan ponselnya.
Mendapat pesan dari Jojo, Lino segera membukanya
Jojo: Mas Lino masih di sekolah? Aku mampir ke sekolah mas lino nih, mau ngajak ke timezone, refreshing
Lino: Masih, tapi ada keperluan penting. Kamu sama bang chandra aja, atau sama yang lain
Jojo: Oke deh😁 Tapi masss, anuuu hehe
Lino: Apa?
Jojo: Kok mas lino berduaan sama cewek? Pacar baru ya? wkwkwk
Lino mendelik kaget. Ia edarkan pandangannya jauh ke arah gerbang sekolah. Ia dapati Jojo tengah berdiri memandangnya sambil tersenyum lebar. Jojo lalu nyengir sembari melambaikan tangan. Ia melotot. Ponselnya kembali ia operasikan.
Lino: Udah, cepetan cari temen-temen yang lain aja sana, jangan ke sini
Jojo: Oke deh, aku gak bakal ganggu mas lino kok 😁👍🏻
"Kak Lino," panggil Lia. Lino melonjak kaget. Setelah menyadari bahwa yang memanggilnya adalah gadis di sebelahnya, ia mendengus lega. Lia mengernyit. "Kenapa, Kak?"
"Enggak."
"Kak, kayanya Ryani nggak ikut, deh. Gue udah coba hubungin dari tadi, tapi dia nggak ada kabar."
"Udah kamu coba telfon?"
'Bego. Barusan gue ngomong pake kata kamu. Ngapain pake kamu-kamuan coba? Asli, bego banget gue!' umpat Lino dalam hati.
"Udah. Jadi gimana? Apa kita batalin aja? Diganti besok gitu."
Lino terdiam. Kalau ia batalkan acara hari ini, nanti gengsi, dong! Kan, Lino sudah menolak Jojo demi suatu hal yang katanya merupakan keperluan penting. Jojo juga pasti sudah memberi kabar pada kawan-kawan yang lain. Kalau tidak jadi pergi, Lino pasti akan mendapat ledekan dari teman-temannya.
"Gimana, Kak?" tanya Lia.
"Jangan."
"Kenapa?"
"Besok gue ada ekstra."
"Ekstra apa?"
'Bego! Sumpah, gue bego. Kenapa ini mulut nggak bisa dikontrol? Asal jawab aja, nggak dipikir.' Lino berdecak kesal. Dengan kilat, ia mengingat-ingat, ekstrakurikuler apa yang kumpulnya diadakan hari esok. Dengan asal, Lino menjawab, "Tari."
Lia hanya manggut-manggut. "Ya udah, berarti sekarang aja, nih?"
"Iya. Kita ke pet shop aja."
••
Sampai di pet shop, Lino menjelaskan berbagai macam snack kucing, takaran makan kucing, juga cara-cara dalam memberi makan kucing. Lia yang memerhatikan hanya manggut-manggut.
"Ada niatan punya kucing nggak?" tanya Lino pada Lia selepas membeli snack persediaan untuk makanan kucing.
Lia mengedikkan bahu. "Kayanya enggak."
"Kenapa?"
"Ya nggak ada niatan aja."
"Kan siapa ta-"
Belum menyelesaikan kalimatnya, Lia buru-buru memotong, "Jangan maksa!"
Mulut lino mengatup rapat, tak bisa mengeluarkan kata-kata lagi. Lino merasakan persamaan antara Lia di hadapannya dengan Lia di masa lalunya-sama-sama culas.
"Pulang, yuk!"
"Yuk," jawab Lino malas. Lino dan Lia akhirnya keluar dari toko, menghampiri motor Scoopy Lino yang terparkir di depan toko.
"Loh, Mas Lino?"
Lino menoleh.
Jojo melambaikan tangan. Di sebelah Jojo ia lihat ada Chandra yang ikut tersenyum.
"Eh, berduaan aja?" tanya Chandra.
Lino memaku. Lama terdiam, Chandra menaikkan sebelah alisnya. Lino akhirnya pasrah dan menjawab, "Iya."
Drrrttt ....
Jojo meraih ponselnya di saku. Dilihatnya ponsel pintarnya menampilkan panggilan dari Handi. Jojo menerimanya. "Halo, Bang Handi. Ada apa?"
"Halo, Jo. Lo lagi di mana?"
"Ini, lagi sama Bang Chan di jalan, mau nyari jajan dulu."
"Berduaan aja?"
"Nggak, sih."
"Sama siapa lagi?"
"Kebetulan ketemu Mas Lino, di depan pet shop."
Lino memaku. Matanya mendelik. Tapi Jojo tidak peka. Jojo justru tersenyum pada Lino sambil mengacungkan ibu jari.
"Oh, ternyata keperluan pentingnya buat kucing. Kalo udah selesai beli keperluan kucing, ajak aja sekalian."
"Kayanya Mas Lino nggak bisa."
Lino semakin melotot. Takut kalau anak kelas sembilan di hadapannya menyebar berita yang tidak-tidak. Wajahnya sudah pucat pasi. Ia ingin cepat-cepat melarikan diri, tapi tak bisa.
Satu-satunya sebab ia tak berani melarikan diri adalah karena ada Chandra.
"Kok nggak bisa?"
"Mas Lino lagi sama ceweknya."
Dengan segera, Lino merebut ponsel Jojo. Ia putuskan panggilan dengan Handi.
"Loh, kok dimatiin, Mas?" tanya Jojo.
Lino ingin mengumpat, ingin marah. Tapi ia tak bisa. Bukan hanya karena ada Chandra, tapi karena lelaki yang tengah di hadapinya masih di bawah umur. Tak seharusnya ia menghardik atau mencari lawan yang umurnya jauh lebih muda darinya.
"Oh, jadi Lia pacar lo?" giliran Chandra bertanya.
Lia yang kebingungan hanya menggelengkan kepala panik seraya melambaikan tangannya-berusaha mengelak.
Lino menghela napas. Ia kemudian memaksakan diri untuk tersenyum. "Jangan sembarangan ya, kalian."
Jojo tersenyum. "Oh, ini Kak Lia? Wah, keren ya, Mas Lino."
Chandra mengernyit. "Keren kenapa, Jo?"
"Akhirnya Mas Lino bisa pacaran sama Kak Lia."
Lino dan Lia melotot.
••
Halo, Viu di sini 💃
Haduh, gemes banget sama si bontot 🙈
Pengen punya adek bungsu kaya Jojo juga tapi takut kalo aibnya dibuka 🙊Yuhuuu! Terima kasih sudah membaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Kucing [END] ✓
Humor"Dori hilang!" Apa salahnya melindungi kucing? Tidak ada yang salah. Yang salah adalah ketika Lia mengancam Lino yang menjabat sebagai pawang kucing di sekolah dengan cara mengambil kucing peliharaan Lino, hanya demi membersihkan namanya dari gosip...